6. Emosi Manusia

256 24 4
                                    

Naruto mengetuk-ngetuk jarinya, baru saja tadi dia mengutus orang kepercayaannya, ia melihat Sasuke sedang memandangnya dengan penasaran.

"Ini adalah soal-soal yang harus kau kerjakan di tiap pelajarannya, selesaikan dan berikan padaku",ucap Naruto memberi perintah.

"..."

'Soal-soal ini, apa dia ingin mengetes sampai mana batasku?',pikir Sasuke meskipun tubuhnya sudah letih.

"Jangan berlama-lama, kerjakan sekarang!"

"Baiklah",ucap Sasuke mengambil penanya untuk mulai mengerjakan.

"..."

'Aku tidak tahu apa dia bisa dipercaya, tapi jika dia menusukku dari belakang Nue tidak akan tinggal diam',pikir Naruto sementara orang yang dimaksud sedang tidak berada di tempatnya.

"Permisi, tuan"

"Bagaimana?"

"Hamba sudah mengerjakan sesuai arahan, Pangeran Langit",ucap Nue membungkuk hormat layaknya seorang butler.

"Jangan asal!"

"Baik, tuan"

'Dia masih marah? Sudah lama sejak terakhir kali aku memanggilnya dengan sapaan hormat yang seharusnya. Yang Mulia, aku menunggumu memintaku membereskan segalanya sehingga kau bisa kembali',pikir Nue masih terobsesi pada tuannya.

"Pergilah!"

"Baik, tuanku!"

Saat Naruto kembali, dilihatnya Sasuke mengerjakan dengan serius soal-soal yang baginya sangat mudah itu.

'Jawaban yang ditulisnya sejauh ini masih benar, mengapa dia tidak lulus lima tahun berturut-turut?',pikir Naruto yang awalnya tidak begitu peduli dengan status Sasuke sebagai mahasiswa yang tidak pernah lulus.

"..."

'Soal ini...',pikir Sasuke merasa terhanyut.

Sudah begitu lama sejak dirinya mengerjakan soal-soal hanya untuk dirinya.

Aliran air tiba-tiba menetes keluar dari mata Sasuke, dia terus mengerjakan soal dengan bibirnya yang melengkung ke atas.

Lima jam pun berlalu, Sasuke akhirnya berhasil mengerjakan soal-soal itu dengan sedikit bersusah payah, waktu pun sudah sangat larut.

"Pergilah istirahat, jika kau sakit, kau tidak akan mendapatkan pelajaran padaku disaat-saat kau harus istirahat karena sakit"

Sasuke mengangguk kemudian melirik Naruto yang sama sekali tidak melihat lembar soal yang sudah ia kerjakan.

"Apa?",tanya Naruto menyadari Sasuke menatapnya melamun.

"Terima kasih!"

"Tidak masalah! Kita bahas jawabanmu yang benar semua itu besok. Pergilah?"

'Eh?',pikir Sasuke yang sepertinya tidak ingat jika Naruto bukanlah manusia biasa, dibuktikan dengan sepasang sayap yang sudah dia lihat.

"Baiklah",ucap Sasuke berdiri dengan enggan.

"Kau manusia, bisa pingsan bisa mati, apa yang kau tunggu?"

"..."

"Aku seseorang yang dijual padamu dan kau memperlakukanku dengan baik, aku merasa bersyukur!",ucap Sasuke langsung membungkuk kemudian berjalan pergi.

"..."

Ekor mata Naruto yang mengikuti Sasuke sebelum tidak lagi terlihat kembali menatap lurus ke depan.

'Tidak ada hal baik yang akan terjadi jika dia menarik kesimpulan tentangku seperti itu. Aku adalah keadilan yang tertinggi, mengapa dia menghabiskan waktu dengan emosi yang percuma?',pikir Naruto tidak mengerti.

Sasuke kembali ke kamarnya dengan perasaan aneh, untuk pertama kalinya ia dilahirkan ke dunia, ia benar-benar merasa senang.

'Aku lelah, hari ini menyenangkan',pikir Sasuke semakin menyipitkan matanya hingga jatuh tertidur.

"...."




























End

Berhenti lagi, lanjutannya bayangin sendiri ya? Nggak akan lanjut lagi nih😀👍

Udah malam, janjinya cerita baru ini hanya akan update dan tamat hari ini. Besok ada cerita baru lagi, tungguin ya.





























Rabu, 28 Juli 2021
21:07

Malaikat PelindungkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang