HD~5

1.3K 20 3
                                    

Pagi yang cerah membuat Clara sedikit terganggu rasa malas untuk membuka mata bahkan badannya saat ini terasa begitu linu, kenapa semalam dia bisa semurahan itu menggoda seseorang dan anehnya dia malah merasa kurang dan kurang.

Clara membuka matanya cahaya mulai masuk kedalam matanya, ruangan yang seharusnya gelap  sekarang malah terasa tak asing bagi matanya. Clara bingung mengapa dia sudah berada di penthouse. Clara mengintip dibalik selimut bajunya telah berubah siapa yang membawanya atau mungkin Kessy?

Pintu terbuka Willi datang dengan muka datarnya, ah Clara mengingat sedikit bahwa dia sempat membayangkan Willi. Willi mendekat kearah Clara ia ingin sekali memarahi gadisnya ini.

"Willi kau tau kenapa aku bisa disini? "

"Tentu, aku yang membawamu"

"Kau juga yang mengganti baju ku? "

"Kau kira siapa? pria yang kau goda? " Dengan menahan amarahnya willi memberikan sarapan untuk Clara.

"Bagaimana kau bisa tau? Semalam aku pergi ke sana dan bagaimana kau tau aku menggoda pria? apa kau mengikutiku? " Kini bayangan semalam menghantui Clara bayangan Willi yang bercinta dengannya tidak jangan Clara mohon itu cuma khayalannya.

"Aku tak mungkin membiarkan kelinci liarku dimakan serigala lain Clara" Willi mulai tersenyum penuh arti

"Jangan katakan pada ku bahwa aku melakukannya dengan mu" Clara menatap tajam Willi dan berharap itu tidak mungkin

"Apa salahnya kau yang memintanya bukan? Aku yakin anakku sudah mulai berlomba disana" Willi menunjuk matanya kearah perut Clara. Clara mulai tak bisa berfikir jernih saat ini, William seorang yang sudah Clara anggap seperti kakanya. Ah ini salah Clara sendiri dia yang sangat ingin mencoba untuk bercinta saat itu.

"Mengapa kau sangat menginginkannya? Itu hanya sebuah kesalahan tak mungkin bisa langsung menjadi anak" Willi yang mendengar yang diucapkan Clara yang tak menginginkan benihnya amat sangat tersinggung apa Willi dimata Clara tak seberharga itu. Bahkan Willi bisa melihat bahwa Clara sangat menikmati malam itu.

"Mungkin saja kita melakukan banyak pengeluaran semalam" Wajah Clara mulai memerah apa apaan ini dia harusnya menjadi aunty bukan ibu.Clara ingin sekali menangis saat ini. Air matanya mulai mengenang dimatanya ada rasa kesal tak suka dan sedih.

"Mengapa kau melakukan itu, aku kan ingin menjadi aunty dari anak mu , kau bisa membawa ku pulang mengapa kau melakukannya bersamaku" Air matanya Clara mulai keluar Willi membawa Clara kedalam pelukannya. Gadisnya ini mengapa sangat tak ingin bersama dengannya.

"Kau begitu menggoda semalam mana tahan aku tak melakukannya, kau begitu indah bahkan kau mendesah seperti seorang yang butuh sentuhan " Jujur Willi dan sialnya dia membayangkan wajah Clara yang berada di bawahnya.

"Hikss... Aku tak mau Willi, bisa kah kau mengembalikan seperti semalam aku tak ingin melakukannya dengan mu" Fiks harga diri Wiliiam turun hanya dengan ucapan gadis ini.

"Lalu kau akan melakukannya dengan pria semalam itu hm" Clara menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Apa bagusnya pria itu dibanding dirinya sampai gadisnya tak mau disentuh olehnya dan memilih kaparat itu.

"Makan sarapanmu aku tak ingin anakku kelaparan" Willi melepaskan pelukannya dan memberikan nampan sarapan kepada Clara.

"Mengapa kau membahas anak terus, aku akan meminum pil nanti jadi itu tak akan bisa menjadi anak" Willi langsung menatap kearah Clara gadisnya ini begitu ingin Willi setubuhi hingga hamil.

"Apa?! Tidak aku tak ingin membunuh anakku" Tungkas Willi

"Bahkan mereka belum jadi janin William" Kini Clara mulai meninggikan suaranya dengan air mata yang masih banyak dimatanya.

"Apa kau begitu tak ingin bercinta dengan ku Clara? Sampai kau mengatakan itu kesalahan sedangkan kau bersama pria itu karna keinginan! " Emosi Wilii mulai memuncak menatap Clara penuh amarah dan yang di tatap jantungnya sudah tak beraturan hingga air matanya kembali jatuh lagi.

"Mengapa kau membentakku! Jika kau tak suka padaku bilang dengan baik" Willi mulai serba salah

"Aku menginginkan mu Clara selalu, aku ingin semua yang ada pada dirimu. Aku akan bertanggungjawab setidaknya itu untuk anakku jika kau tak menginginkan ku" 

Clara diam seribu bahasa Willi menginginkannya apa dia tak salah dengar dalam hati Clara dulu memang sempat dia memiliki rasa itu karna Willi kaya raya tapi dia tak mungkin memanfaatkan Willi karna tak ingin cape kuliah dan kerja nantinya. Clara mulai menangis lagi dengan menutup mukanya dengan selimut.

Clara bingung harus gimana, dia tak tau apa yang harus dikatakan akh pikirannya sudah kemana-mana, awalnya Clara ingin medekati Koka karna tak ingin ditolak Willi.

"Bajingan kau willi mengapa kau membentaknya lihat kau yang sudah membuatnya menangis dipagi hari"

Wiliam bergelut dengan hatinya dia tak suka Clara menolaknya dan Willi tak suka Clara menangis karnanya. Willi membuka selimut yang menutupi Clara. Willi menangkup wajah Clara yang memerah dan ingus dihidungnya.

"Maaf jika aku menyakitimu, jujur aku tak suka melihat kau dengan yang lain selain aku, kau boleh marah atau pukul aku tapi aku mohon jangan menangis"

Clara melihat ketulusan dimata William, mata yang dulu membuat Clara membayangkan menjadi princess seperti dibuku yang sering dia baca. Pertahanan Clara mulai runtuh dia juga ingin bersama William dengan ragu Clara memeluk Willi dan kembali menangis.

"Sttss sudah pukul aku jika aku menyakitimu" Sambil mengelus punggung Clara dan Willi yakin piyamanya saat ini telah basah oleh air mata Clara.

Setelah kejadian itu siangnya Willi dan Clara hanya berdiam diri tanpa ada yang mendahului untuk berbicara. Ayolah ini sangat canggung , Clara bingung apa yang harus dia lakukan Willi terus menatap laptopnya.

Karna masih bingung Clara pergi ke dapur untuk mengambil cemilan.

"Kau tak akan membunuh anak didalam perut mu kan Clara"

Clara melirik Willi yang masih fokus pada laptopnya, bahkan saat sedang fokus dia masih memikirkan hal yang tidak ada sangat menyebalkan. Clara berjalan acuh ke arah dapur harusnya dia lebih memilih untuk tinggal sendiri.

Sebuah ide muncul di kepala Clara mengapa tidak dari awal saja dia meminta kepada neneknya untuk balik lagi ke Swiss disana juga tidak begitu buruk.

"Willi aku akan pergi ke Swiss, aku akan mulai berkuliah disana, terimakasih untuk tempat tinggalnya"

Clara sudah siap dengan koper ditangannya tidak ada cara lain Clara tidak ingin mengganggu Willi, karna mungkin Willi sudah memiliki kekasih Clara tak bisa membayangkan jika ia dicap sebagai pelakor.

"Tidak, kau akan tetap disini bersamaku"

Clara menatap sengit ke arah Willi apa apaan pria ini sangat otoriter tidak biasanya dia begini.

"Aku ingin bersama nenek Willi"

"Aku tidak mengijinkannya Clara anakku harus tumbuh dengan baik diperutmu dengan pengawasanku"

Clara mulai kesal mengapa selalu anak yang dibahas, bahkan tak mungkin sekali membuat langsung jadi.

"Aku sudah bilang tidak ada anak! "

"Kalau gitu mari kita buat lagi sampai kecebongku ada yang masuk ke dalam sel telurmu"

Clara mulai mundur Willi benar-benar sudah tidak waras kemana Willi yang dia kenal dulu.

Willi menarik pinggang Clara dan mulai melumat bibir cherry Clara. Gadisnya ini sangat nakal apakah Willi harus membuang otak Clara agar tak ada fikiran untuk pergi jauh darinya.








Don't forget to support the author by means of stars and comments...

HEART DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang