Chapter 4

2K 304 9
                                    

MABAR
©Okkotsuatuy



























Hari demi hari telah dilalui, kini Kenma dan [Name] sudah dekat. Dekat dengan artian; mereka sering main bareng, makan bersama di kantin, atau pun menunggu Kenma pulang latihan. Membiasakan sifat [Name] yang seperti bokem— bocil kematian.

Kenma bahkan pernah perang batin tentang perasaannya kepada [Name]. Dia dan [Name] baru bertemu beberapa hari dan Kenma malah suka?? Bahkan keesokan harinya saat mereka berteman, Kenma sudah berani membawa [Name] ke rumah, dan memperkenalkan kepada ibunya.

Kenma sendiri masih menyangkal bahwa dia suka kepada [Name], meskipun memang dia nyaman jika bersama [Name]. Makanya dia pengen deket terus.

Gadis yang tiba-tiba mengajaknya untuk bermain bersama, dan sekarang Kenma malah suka. Sebenarnya tidak apa sih, karena sang ibu juga sudah memberi lampu hijau.

Permasalahannya hanya satu, apakah [Name] juga suka kepadanya?

Kenma bukan tipe-tipe yang memendam perasaan dan hanya diam saja, dia adalah tipe yang akan berterus-terang kepada seseorang yang dia sukai. Dan Kenma mungkin akan menyatakan perasaannya kepada [Name]— cepat atau lambat.

"KENMA!" Bola yang ditangan Kenma kini terjatuh karena Kuroo memanggilnya dengan sedikit berteriak.

Ah benar, dia melamun memikirkan [Name].

"Kenapa, Kuroo?" Kenma menengok ke sumber suara, terlihat Kuroo yang tersenyum jahil.

"Ngelamun terus mikirin siapa sih? [Surname] ya?"

"Iya," Kenma berucap pelan, dia segera melangkahkan kakinya menuju lapangan setelah berucap seperti itu, membuat Kuroo langsung heboh.

"HAH?? KENMA SUKA [SURNAME]??"

Astaga nih jamet kuproy berisik sekali.

Tuhkan lihat, karena Kuroo berteriak alhasil membuat penghuni gym melihat Kenma dengan antusias, dan mulai berjalan mendekati Kenma. Banyak pertanyaan yang mereka lontarkan karena mendengar Kenma menyukai seseorang. Apalagi yang disukain [Name], wah tambah heboh.

"Kenma-san gebet [Surname]-senpai ya? Padahal mau aku gebet juga," Kenma yang mendengar ucapan Lev pun seketika menatap tajam. Lev bergedik ngeri, "bercanda doang, Kenma-san."

"Suka atau cinta, Ken?"

"Enggak tau,"

"Masih denial ternyata,"

"Kenma, pilih game atau [Surname]?"

"[Name]."


🎮


Posisi [Name] sekarang berada di atap sendirian sembari menikmati angin yang menerbangkan rambutnya. Tidak ada Kenma karena [Name] tak bilang jika dia akan ke atap meksipun Kenma sepertinya tau dia berada di atap tapi ya sudahlah. Lagipula [Name] sekarang sedang berpikir, apakah menerima ajakan kakak kelasnya atau tidak.

Kuroo mengajaknya untuk menjadi manager klub voli putra, seharusnya [Name] terima kalau saja dia masih tidak rela waktu rebahan nya di ganggu. Lagipula dia tak tahu menahu tentang voli, hanya teori saja, prakteknya jangan ditanya. Jelek.

Tapi kalau ia terima ajakan kakak kelasnya ini pasti seru, dia bisa pamer ke temannya yang berada di Jepang juga kalau dia jadi manager klub voli putra yang banyak cogan— cowok ganteng.

Baiklah [Name] terima.

Benar sekali, [Name] menerima karena kelihatan seru dan bisa pamer kalau dia di kelilingi cogan. Belum tau aja nanti [Name] bakal disukai sama setter klub voli yang bucin abiezzz.

Pintu terbuka, Kenma berdiri disana dengan beberapa makanan. Dia berjalan mendekati [Name] yang melihatnya dengan pandangan kedap kedip.

"Kenma? Kok tau aku disini?" [Name] berdiri lalu membantu Kenma membawakan makanannya.

"Enggak tau, insting."

"Keren anjirr instingnya," pikir [Name] takjub.

"Tumben sekali kamu bawa makanan banyak,"

"Buat kamu."

[Name] mengernyitkan heran, "hah? Buat aku? Makan ku tidak sebanyak ini tau."

Mereka duduk bersebelahan, Kenma membuka makanan yang ia bawa dan memberikannya kepada [Name], "makan."

[Name] terkekeh, "oke deh."

"Tapi tetap saja! Makan ku enggak banyak," [Name] masih kekeh.

Kenma berucap santai, "kamu tau enggak ada cewek yang makan dirumah ku hampir ngabisin lauk."

"Itu kan karna kata Ibu disuruh abisin aja!"

"Aku enggak bilang kalau itu kamu, [Name]. Kamu yang ngaku."

Anjirt, Kenma kamu aku masukin blacklist. [Name] berpikir seperti itu namun ia langsung tertawa. Sejak kapan Kenma jadi tukang roasting gini?!

"Kenapa ketawa?"

"Enggak tau, ada teman aku yang ngedelek, ngeselin banget ya?"

Kenma mengangguk, "iya, teman kamu ngeselin. Jangan mau temenan sama dia, jadi pacar aja."

"Hah?"

Kenma menengok ke arah [Name] lalu menatap matanya, dia tersenyum kecil. Menikmati wajah [Name] yang kaget, kalau beginian [Name] pasti lemot.

"Enggak ada lupain aja,"

"COK INI ARTINYA DIA GAMAU LEBIH DARI TEMAN!!" Baiklah ada perang batin. Kalau kata temannya ini tanda-tanda bakal HTS— hubungan tanpa status. Dan [Name] enggak pernah merasakan hubungan tanpa status karena dia saja tidak pernah pacaran.

"Ken, by the way aku bakal jadi manager kamu dong hehe."

"Tiba-tiba??" Tanya Kenma bingung, seharusnya ada pemberitahuan.

[Name] mengangguk, "tadi pagi Kuroo-senpai mengajakku untuk menjadi manager klub voli putra, awalnya mau aku tolak tapi kata Kuroo-senpai dipikir-pikir aja dulu."

"Kamu terima kan?"

[Name] mengangguk antusias, "iya! Aku terima. Jadi kita bakal sering ketemu, Ken."

Kenma tentu saja senang, waktu dengan gadis pujaannya bertambah karena berada di satu klub yang sama. Gampang, Kenma bisa bermanja-manja.

"Baguslah, aku tak perlu bingung kalau lagi kangen kamu."

"Hah?"






























MABAR
©Okkotsuatuy

🎮 𝐌𝐀𝐁𝐀𝐑; k.kenma ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang