Happy reading guys. Hope u like it!
--
Orangtuaku tinggal di New York. Soalnya bisnis papa yang di Amerika kini diambil alih oleh beliau. Mama juga gak keberatan. Toh, kesempatan emas buat ngembangin kemampuan designernya disana.
Nama papaku Albert Stephenson William. Muka papa blasteran Amerika-Indonesia yang membuat wajahnya ganteng dan sekarang diturunkan ke anaknya. Bryan. Umur papa udah pas kepala 3 dan mama 1 tahun lebih muda dari papa.
Nama mamaku Bellena Avril Jennifer. Muka mama juga blasteran. Tapi Inggris-Indonesia yang membuat wajahnya cantik seperti berbie. Sungguh. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Jadilah muka saya yang cantik ini.
Albert's home.
Pagi Bryan dan Bianca disambut oleh tetes air yang menyerbu kota Jakarta saat ini. Mereka berdua sudah siap ke sekolah. Tak lupa mereka memakai jaket agar tidak kedinginan.
"Yah, sepatu hitamku basah. Ini kenapa gak ada yang masukin ke dalam sih? Kena ujan kan jadinya." Ucap Bryan kesal.
"Pake sepatu abu-abu aja. Nih." Bianca menyerahkan sepatu milik Bryan.
"Thanks, dek. Cabut yuk." Ajak Bryan setelah memakai sepatu dan mengambil kunci mobil miliknya.
Bianca memang sudah pandai mengendarai mobil. Tapi selagi masih ada Bryan, mereka selalu pergi bersama. Kadang memakai mobil Bianca ataupun sebaliknya.
20 menit kemudian.
Sekolah Menengah Atas Harapan Bangsa Jakarta.
Itulah nama sekolah mereka saat ini. Sekolah yang sudah hampir setahun ini mereka tempati untuk menambah ilmu.
Sengaja mereka tak mau masuk ke International School karena mereka memang sudah sepakat masuk ke sekolah biasa, terkenal dengan beberapa ekstrakulikuler dan seni yang hebat, mereka sudah cukup puas dengan TK, SD, SMP di sekolah berkelas.
Saat di London Bianca memang kelas 10, namun saat pindah ke Indonesia dia dijadikan sebagai anak kelas 11 karena otaknya memang bisa dibilang sangat cerdik. Dan saat ini Bryan sudah kelas 12.
Saat mereka -Bianca dan Bryan- berpisah di koridor sekolah, dari kejauhan ada dua orang anak berbeda gender berlari ke arah Bianca.
"Oliv! Pat!" Teriak Bianca saat kedua sahabatnya sudah sampai tepat dihadapannya.
"Apaansih, udah sampai juga, seharusnya lo teriak waktu kita lari, bukan teriak saat kami udah sampe di depen lo." Ucap Oliv kesal.
"Haha-ap.." Suara tawa Bianca berenti saat dia merasakan sesuatu yang masuk ke dalam rongga mulutnya.
"Huek." Bianca memuntahkan isi mulutnya. Rumput?!
"Hey dua iblis, mau kemana kau? Hah?" Teriak Bianca saat sadar kalo dia dikerjain sama dua sahabatnya itu yang sudah lari duluan sebelum berbie mengamuk.
TBC--
My first story. Semua kalian suka:))
Konfliknya belum muncul. Enjoy dulu ya.
Mulmed --> Bianca Princess Albert
KAMU SEDANG MEMBACA
My Choice [Zayn Malik] // (Completed)
FanfictionKeterangan : Bagian cerita di-private mulai part 12 sampai EPILOG, jadi cerita ini ada 22 bagian (termasuk prolog-epilog). Memberikan privasi kepada cerita kita itu tujuannya agar karya kita tidak dibajak Wattpaders lain yang tidak bertanggung jawab...