Nine. - Your eyes.

554 57 13
                                    

Albert's Home.

Tok. Tok. Tok.

"Dek? Bangun oy!" Teriak Bryan di depan pintu kamar adiknya.

"Iya, ini udah bangun." Ucap Bianca pelan.

"Yaudah, aku tunggu di meja makan." Kata Bryan.

Drrtt.. drrtt..

"Siapa, sih?" Gumam Bianca.

"Halo?" Panggil Bianca.

"..."

"Eh, mama. Yes, but i'm not yet to bath."

"..."

"Hehe, hari ini Bia mau study tour ke puncak ma. Sama anak OSIS. Kak Bryan juga ikut kok"

"..."

"I am fine mom. He too. Ok mom. Yaudah, Bia mandi dulu yah mama. Bye, love you. Muah."

"..."

Bianca meletakkan ponselnya di atas nakas dan mengambil handuknya. ±30 menit kemudian Bianca keluar dari kamar mandi.
Semalam mereka -Bianca dan Bryan- sudah packing untuk hari ini. 5 hari mereka di puncak. Acara study tour sekolah memang diadakan setahun sekali.

Bianca's POV.

Aku keluar kamar dengan tas segede gaban dipunggungku. Berat banget. Aku memakai baju lengan panjang berbahan wol, kupluk dikepalaku, celana levis penjang, dan sepatu kets.

"Pagi kak, berangkat yuk. Udah mau jam setengah 7 ini. Diantar sama sopir aja." Ucapku ketika sampai di ruang makan.

"Makan dulu sini." Panggil Kak Bryan.

"Iya, ini makan kok. Makan roti aja. Yuk."

Setelah sampai di sekolah, anak-anak OSIS lainnya sudah berkumpul dilapangan basket. Sekitar 40 oranglah.

Aku dan Kak Bryan berdiri dihadapan mereka semua. Aku berdiri disamping Kak Bryan yang sedang membacakan jadwal aktivitas kami selama di puncak. Kenapa kami yang ada dihadapan mereka? Karena kami ketua dan wakil ketua OSIS. Oiya, sebelum berangkat, kami berhitung satu-satu dan mangajukan nama.

Tepat siswa nomor 17 berbicara, aku mendongak. "Suaranya kok familiar ya?"

"17, saya David Daniel William."

Lah? David anak OSIS juga ternyata? Kok aku baru liat, yah? Mungkin karena aku atau dia sibuk kali.

Setelah semua lengkap, kami memasuki bus yang telah disiapkan oleh sekolah. Di bus satu, hanya aku, Kak Bryan dan siswa nomor 1-20 aja yang masuk. Selebihnya di bus kedua bersama pembimbing kami.

Aku duduk di bangku paling depan bersama Kak Bryan, sementara diseberangnya ada David. Kok aku gugup yah?

"Bia, aku duduk di bangku belakang aja yah, temen aku banyak disana. Bye." Bisik Kak Bryan.

"Yaudah." Jawabku.

"Vid, lo didekat Bianca yah, gue mau ke belakang. Jangan macem-macem."

"Hai." Sapa David setelah duduk disampingku.

"Too." Jawabku sambil tersenyum.

"Woy, yang di depan jangan pacaran dong. Nyanyi sini!" Teriak salah satu siswa.

"Iya nih!" Teriak siswa lainnya.

Waduh, apa-apan ini? Pacaran? Seketika pipiku terasa panas. Aduh, blushing deh jadinya.

My Choice [Zayn Malik] // (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang