Four. - Brother and Sister.

781 80 4
                                    

Budayakan vote sebelum membaca, pls:))

Hppy reading.

Mulmed --> Bryan Vincent Albert.

--

Bianca's POV.

Kriing! Kriing! Kriing! Kri--

Aku mematikan jam weker yang terletak di atas nakasku. 05:30. Bangun lebih awal dari biasanya. Gak papalah, nanti Kak Bryan ngamuk lagi bangunin aku tiap hari dan di jam yang sama.

Kesiangan. Kasian. Gara-gara aku, Kak Bryan suka telat masuk kelas. Kalo aku fine-fine aja. Toh kelas 2 masuk 20 menit setelah kelas 3. Merasa durhaka aku sama kakak sendiri. Maafin adik unyumu ini kak. Huhuh.

Oiya, ini hari terakhirku Ujian Semester. Setelah itu, I'm free. Yeay! Dan itu juga artinya aku bakal ke negri Paman Sam.

I'm coming Amerika! Maksudnya ketemu mama papa.

"Biaaa, bangun, dek!" Teriak Kak Bryan.

"Udah dari dua jam yang lalu kali kak. Udah sana mandi." Aku mengusir Kak Bryan yang bisa kutebak ada di depan pintu kamarku.

"Niat baik aku mau bangunin. Malah diusir." Ujar Kak Bryan. Mukanya pasti lagi cemberut.

Aku terlepas dari magnet ku dan menyambar handuk biruku. Aku memasuki bathroom dengan semangat 45.

Setelah merendam selama 15 menit, aku melakukan rutinitasku selama mandi.

20 menit kemudian aku keluar dari kamar mandi. Aku mengeringkan badanku dan langsung memakai seragam putih abu-abuku.

Aku lebih suka menggerai rambut agar leherku tidak terekspos.

Setelah memakai sepatu, aku menyambar tas dan almamater abu-abuku. Almamater hanya digunakan oleh para pengurus organisasi siswa di sekolah. Dan aku termasuk anggota OSIS. Tepatnya wakil ketua OSIS. Yaa selain aktif dalam photografer, aku juga aktif dalam organisasi ini. Kak Bryan pun begitu.

Setelah semua lengkap, aku mencabut charger ponselku lalu kumasukkan ke dalam saku seragamku dan keluar dari habitatku.

"Morning." Sapaku ke Kak Bryan.

"Morning, too. Jangan coba-coba mau keluar rumah tanpa duduk manis dan sarapan terlebih dahulu."

Selalu tiap pagi ngomong gitu. Bosen sih, tapi aku senang. Itu artinya Kak Bryan khawatir dan peduli kepadaku.

"Iya iya." Jawabku.

Hanya bunyi dentingan sendok dan garpu di piring menemani sarapan kami. Kami sama-sama terdiam menikmati sarapan.

"Habis pulang sekolah, ke bukit dulu yuk." ucap Kak Bryan memecah keheningan.

"Boleh, yuk berangat. Udah mau jam 7."

Seperti biasa kalo kami sedang berada di dalam mobil. You know lah kegilaan kami yang membuat pengendara lain marah karena terganggu sama volume musik di mobil kami.

Setelah sampai di parkiran sekolah, aku duluan pamit untuk mendekam di perpustakaan terlebih dahulu.

Bryan's POV.

Aku menuju dimana kelasku berada. Saat dikoridor sekolah, seperti biasalah, cewek-cewek pada bisik tetangga melihat cogan lewat. Awalnya, sih aku merasa risih ditatap seperti akan diterkam habis-habis oleh mereka, beda jauh saat di Australi, cewenya tidak seanarkis begini, tapi sekarang udah jadi terbiasa.

My Choice [Zayn Malik] // (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang