Three. - David Daniel William.

865 111 13
                                    

Budayakan vote sebelum membaca, pls:))

Hppy reading

--

Kekeluargaan.

"Kekeluargaan." Ulang David.

Menurutnya, kekeluargaan dan kasih sayang itu tidak pernah dirasakannya. Sejak kecil, David hanya sendiri. Ia tak tau kemana orangtuanya pergi.

Pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta, yang di ingat adalah bukit itu. Bukit dimana ia dikenalkan oleh orangtuanya. Bukit yang menjadi saksi segala kepenatan dan kesedihan David.

Saat ia di bukit, David selalu mengingat masa-masa kecilnya. Masa dimana ia dimanjakan oleh kedua orangtuanya.

"Kalian dimana?" Ujar David dalam hati.

Saat ini mobil David memasuki perumahan elite di Jakarta Pusat. Perumahan yang dihuni oleh orang yang berkelas tentunya. David membanting stir mobilnya ke kanan, ia memasuki sebuah rumah untuk menjemput seseorang.

David turun dengan stlye-nya yang berbeda. Mulai dari sepatu kets, celana jeans hitam panjang, kaos oblong polos yang ditutupi kemeja kotak-kotak merah yang tidak dikancing, rambut acak-acakannya membuat ia tampak seksi dan ganteng.

"Tok. Tok. Tok."

Mendengar ketukan pintu, Bryan segera menghentikan aktifitas menontonnya dan menuju pintu utama.

Ceklek!

Lama saling menatap, akhirnya David angkat bicara.

"Hai" sapa David ke Bryan.

"Nyari siapa yah?" Tanya Bryan.

"Nyari Bianca. Bianca nya ada? Saya David. David Daniel William. Temennya Bianca" jawab David.

"Oh, kau yang namanya David?" Tanya Bryan dengan dingin.

"Iya, saya." Jawab David dengan senyum manis.

"Dek, ada yang nyariin nih, katanyaa pacar kamu. Cepetaan!" Teriak Bryan dari ambang pintu.

"Ya Tuhan, kami belum jadian." Ujar David setelah mendengar ucapan Bryan.

"Apaan pacar? Gebetan aja saja aku tidak punya. Ngasal kamu kak. Yaudah bentar!" Teriak Bianca dari kamarnya.

"Nah, belum kan? Berarti mau, kan. Awas aja kalo kamu sampe nyakitin adik saya." Bryan mengancam.

"Eh.." David menggaruk-garuk tenguknya yang sama sekali tidak gatal.

"Leggo! Kak aku keluar dulu yah. Awas, jangan bakar rumah." Bianca pamit dengan mencium kedua pipi kakaknya. Kebiasaan dari kecil kalau mereka keluar gak barengan.

"Oke, jangan lama-lama pulang. Nanti kamu tidur sama pot dan nyamuk lagi." Ujar Bryan mengingatkan kemudian mengacak-ngacak rambut adiknya.

"Keluarga. Ini yang namannya keluarga? Aku iri kepada mereka. Keluarga yang harmonis." ucap David dalam hati dengan wajah datar.

"Hey. Ayo jalan." Bianca menyenggol lengan kanan David yang melamun.

"Eh, yuk." David menarik tangan Bianca ke arah mobil.

Tangan, hati, dan jantung Bianca serasa disentrum saat kulitnya bersentuhan dengan David. Walaupun hanya di tangan. Hal itu membuat jantungan ngedisko di dalam.

"Beach?" Ucap David memecah keheningan.

Sadar kalau sudah berada di mobil, Bianca mendongak dan mengangguk. "Boleh deh."

"Bi?" Panggil David.

"Eh, ya?" Jawab Bianca.

Hening.

Hening.

Hening.

"Sampai." Ucap mereka besamaan saat tiba di pantai.

17:51

David melirik jam tangannya. "Sebentar lagi sunset"

"Kita duduk dipinggir situ aja yuk." Bianca menarik tangan David menuju bibir pantai.

Saat ini mereka lagi duduk dan tertawa di depan matahari yang sebentar lagi menghilang. Kalau dilihat dari belakang, yang tampak hanya bayangan hitam yang membentuk tubuh mereka dan langit berwarna jingga,merah, dan kuning yang besatu padu.

"Wonderful scenery."

Sebelum ke pinggir pantai, Bianca sudah lebih dulu mengeluarkan kameranya dan diletakkan tepat dibelakang mereka. Kamera itu akan memotret dengan otomatis.

"Bi.." panggil David.

"Ya?" Jawab Bianca dengan menoleh ke David.

"Aku mau ngejaga kamu. Aku mau ngelindungin kamu. Aku mau disampingmu selamanya. Tapi itu gak mungkin. Aku takut, cepat atau lambat itu akan terjadi kepadaku. Kalau kamu gak disampingku, kamu mau jaga hati dan perasaanku, kan? Kamu harus jaga diri kamu kalau aku gak ada aku." David mengucapkan kalimat itu disaat matahari menghilang dari hadapan mereka.

"Hah?" Bianca menganga mendengar ucapan David.

David hanya tersenyum lembut dan manis ke Bianca dan merangkul bahu Bianca. Perempuan dihadapannya ini terlalu polos.

Sama sepertinya. Semalam David tidak tidur hanya untuk merangkai kalimat pendek itu namun sangat panjang jika diucapkan. Hanya diucapkan di depan Bianca. Manis bukan?

"Back?" Tanya David memecah keheningan.

"Yaudah, tapi mampir di restaurant depan situ dulu, ya."

Mereka bangkit dari duduknya. Tak lupa Bianca mengambil kameranya dan mengikuti langkah David.

Albert's home.

Bianca turun dari mobil David, ia berpamitan masuk dan berterima kasih kepada David.

Saat sudah mencuci badan, Bianca turun ke lantai bawah dan menuju ke kakaknya yang duduk di sofa dan menonton.

"Aku mau ngejaga kamu. Aku mau ngelindungin kamu. Aku mau disampingmu selamanya. Tapi itu gak mungkin. Aku takut, cepat atau lambat itu akan terjadi kepadaku. Kalau kamu gak disampingku, kamu mau jaga hati dan perasaanku kan? Kamu harus jaga diri kamu kalau aku gak ada aku."

Kalimat yang dilontarkan David saat sunset membuat Bianca terus mengingatnya. "Maksudnya apaan?" Ujar Bianca dalam hatii.

TBC--

My Choice [Zayn Malik] // (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang