Kembali ke masa kini
Sudah sebulan semenjak kejadian itu. Hinata terbaring lemah di rumah sakit, kondisi nya yang kian memburuk benar-benar membuat nya tidak bisa beraktivitas seperti biasa.
Sinar matahari masuk melalui celah gorden di jendala kamar Hinata. Kageyama terbangun akibat mendengar suara keributan di luar. Itu sudah menjadi hal biasa di rumah sakit. Kamar sebelah selalu membuat keributan tiap pagi.
Kageyama berjalan mendekati Hinata yang masih tertidur, menatap dalam wajah Hinata. Ingin sekali ia mengelus lembut pipi Hinata, tapi tidak berani. Takut membangun nya, suasana yang hangat dapat di rasakan nya saat berada tepat di samping Hinata.
"Kau lucu saat sedang tidur, Hinata Shoyo" gumam Kageyama, lalu tersenyum dan tanpa sadar air mata keluar dari ujung mata nya. Ia mengusap pelan, lalu pergi menuju kamar mandi.
Hinata terbangun saat mendengar suara deru air dari dalam kamar mandi. Ia tahu Kageyama sudah bangun dari tadi, Hinata mencoba beranjak dari tempat tidur nya. Ia ingin membuka gorden jendala, tapi saat mencoba berdiri Hinata malah terjatuh.
Mendengar suara benturan keras dari luar, Kageyama berlari keluar dari kamar mandi dengan handuk yang hanya menutupi setengah badan nya. Melihat Hinata yang tersungkur jatuh dari tempat tidur. Ia berlari menuju Hinata.
"Apa yang kau lakukan Shoyo?" Ucap Kageyama sambil menggendong tubuh Hinata lalu meletakan kembali ke atas tempat tidur nya.
"Tidak bisa kah kau diam saja disini, tunggu sampai aku selesai?" Ucap Kageyama lagi, lalu memanggil perawat untuk memasangkan kembali infus yang terlepas akibat jatuh tadi
Hinata tertawa kecil, lalu ia tersenyum ke arah Kageyama. Setelah infus kembali terpasang, Kageyama beralih ke jendela. Membuka gorden yang ada disana, membiarkan sinar matahari masuk memberikan cahaya pada kamar Hinata.
"M-Maaf
merepotkan..aku berusaha..berdiri..untuk membuka..gorden..tadi." Ucap Hinata terputus-putus. Dengan nafas yang sulit ia atur, berusaha mengucap sebuah kalimat."Tidak perlu banyak bicara, jangan paksakan diri mu" Ucap Kageyama yang kini tengah duduk di kursi di samping tempat tidur Hinata sambil memainkan ponsel nya dan tangan kiri nya yang menggenggam tangan Hinata.
Hinata hanya tertawa kecil mendengar ucapan Kageyama.Kondisi Hinata saat ini yang kian memburuk, membuat nya tidak bisa banyak bicara dan tidak bisa beraktivitas lebih. Bahkan hanya untuk memegang sendok saja tidak terlalu kuat untuk nya.
Beribu obat yang masuk ke dalam tubuh Hinata, berbagai macam perawatan yang di lakukan. Infus di tangan, yang sudah berapa kali di ganti dan berbagai macam alat mengelilingi nya di kamar itu.
Semenjak di rumah sakit, ia tidak pernah lagi melihat dunia luar. Bahkan untuk berjalan sekedar melihat-lihat pun tidak ia lakukan. Ia hanya bisa melihat langit cerah dari jendela kamar nya.
Selama di rumah sakit. Hanya dinding putih, beberapa alat, infus di tangan, obat-obatan, dan beberapa makanan. Hanya itu lah pemandangan yang selalu ia lihat selama satu bulan penuh ini.Ia ingin sekali keluar dari ruangan ini, ia ingin berjalan-jalan. Mengelilingi kota, menikmati deras nya hembusan angin yang mengusap wajah nya.
Bermain volly bersama yang lain, memegang sebuah bola di kedua tangan nya. Melakukan pukulan sambil terbang tinggi ke atas.
Membuat keributan bersama yang lain,
Melakukan pekerjaan seperti biasa bersama Kyo. Menikmati makan malam di rumah nya, menonton film bersama Kyo. Masih banyak kegiatan lain yang ingin Hinata lakukan.Tapi semua tidak berpihak pada nya, sakit yang terus ia rasakan belakangan ini sungguh membuat nya tidak bisa bergerak, tidak bisa menikmati kehidupan normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Inside Me || KageHina [END]
RandomHinata tau, tubuh nya sudah tidak bisa bergerak dengan baik seperti dulu. Tapi, ia berharap di beri kesempatan sekali agar bisa bermain dengan Kageyama untuk terakhir kalinya. Dunia memang tidak adil, ku ingin ia masih disini. -Kageyama Tobio Sifat...