Cahaya matahari masuk melalui celah gorden. Menyinari dua orang yang tengah terbaring di atas satu tempat tidur kecil itu.
Pemilik manik biru tua yang memeluk erat surai orange yang ada di hadapan nya.
Manik biru tua yang sudah bangun sedari tadi, terus diam di sana sambil memeluk tubuh kecil surai orange dalam dekapan nya. Di iringi dengan isakan tangis. Air mata yang mengalir deras dari kedua mata nya.Tubuh kecil yang ia dekap itu kini sudah tidak bernyawa. Seluruh tubuh nya yang pucat dan dingin. Tidak ada lagi deruan nafas, bahkan detakan jantung pun tidak dapat terdengar lagi. Sudah beberapa kali Kageyama memastikan, berulang kali ia memeriksa detak jantung Hinata. Ia periksa deruan nafas Hinata. Berharap surai orange yang ada di dekapan nya itu masih bernyawa. Bahkan di tengah isakan nya ia meminta pada tuhan untuk mengembalikan nyawa si surai orange ini.
Ia masih ingin Hinata disini bersama nya lebih lama. Ia ingin bermain volly bersama lagi, ia ingin mengulang semua nya. Ia ingin menebus kesalahan lima tahun lalu.
"Dunia memang tidak adil"
"Aku mohon...."
"Ku ingin ia masih berada disini"
Ucap Kageyama terus menerus tanpa melepas dekapan nya. Bahkan ponsel nya yang terus berdering tanda telpon dari Kyo masuk, tidak ia hiraukan. Ia tidak ingin melepas tubuh tak bernyawa itu sampai dokter datang mengambil nya dan membawa nya pergi ke tempat yang seharusnya.
"Tolong Hinata, kembali lah!"
🍊
Kini suasana rumah Hinata begitu ramai. Semua rekan tim volly dan juga beberapa rekan kerja berkunjung selepas pemakaman berakhir. Masing-masing sibuk berbincang satu sama lain.
Kyo yang tidak berhenti menangis tengah duduk di sofa panjang milik Hinata, di temani oleh rekan volly Hinata dan rekan kerja nya."Dimana Kageyama?" Atsumu yang baru saja kembali dari pemakaman itu bersama Osamu, memecah suasana tangisan mereka.
Semua berpikir sejenak, tidak ada yang melihat Kageyama setelah acara pemakaman tadi. Dan mulai sibuk bertanya-tanya satu sama lain."Dia ada disana" jawab Kyo sambil menunjuk ke arah sebuah kamar kecil yang pasti nya itu adalah kamar Hinata.
Pintu nya yang setengah terbuka, terlihat Kageyama tengah duduk di atas tempat tidur Hinata sembari memegang sebuah bingkai foto kecil dan syal putih di tangan nya. Tatap nya pun tidak beralih dari foto itu.
Atsumu yang memanggil nya dari tadi pun tidak ia hiraukan.
Kini semua nya hanya bisa diam, tidak ada yang berani mengacau suasana Kageyama. Membiarkan manik biru tua itu beradu dengan diri nya sendiri.Setelah banyak hal yang di bicarakan. Kini semua nya pamit pulang, menyisakan Kyo dan Kageyama yang masih berada di rumah Hinata itu. Kageyama yang tidak beranjak dari tempat nya tadi. Atsumu dan Osamu sudah mencoba membujuk nya untuk pulang kerumah, tapi masih tidak di hiraukan. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang saja dan membiarkan Kageyama untuk beberapa saat.
"Jangan terus terpuruk begitu. Aku tau kau merasa sangat kehilangan, tapi percayalah ia bahagia sekarang. Tidak ada rasa sakit lagi. Harus nya kau senang ia sudah sehat, walau raganya tidak lagi disini" ucap Kyo yang tiba-tiba masuk kedalam lalu memberikan sebuah amplop putih dengan ukuran yang sedikit besar. Kageyama menoleh ke arah Kyo dengan tatapan bertanya.
"Baca lah, kau tau kan dari siapa ini?" Dengan cepat Kageyama meraih amplop itu dan membuka nya. Lalu Kyo pergi meninggalkan Kageyama sendirian di sana. Kyo pulang kembali kerumah nya, ia tidak mau berlama-lama di rumah Hinata dan meratapi kesedihan nya. Besok ia harus kembali bekerja lagi. Mengingat diri nya perlu uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Kageyama....
Pasti saat kamu membaca ini, aku sudah tidak ada.Ya, nyawa ku sudah pergi ketempat yang seharusnya. Raga ku sudah menyatu kembali dengan tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Inside Me || KageHina [END]
DiversosHinata tau, tubuh nya sudah tidak bisa bergerak dengan baik seperti dulu. Tapi, ia berharap di beri kesempatan sekali agar bisa bermain dengan Kageyama untuk terakhir kalinya. Dunia memang tidak adil, ku ingin ia masih disini. -Kageyama Tobio Sifat...