Part 3 - Unjuk Taring 1

148K 5.9K 788
                                    

oke, yang udah baca you, aku yakin part unjuk taring 1,2,3 nanti bakal ngebosenin bangeeeetttt. coz ini ada di cuplikan you semua. cuma ganti sudut pandang aja. aku bagi 3 coz kepanjangen.

dan bagi yang udah baca you n ada perbedaan informasi setelah di bandingkan versi you sama versi ini untuk tiap detailnya, acuannya tetep ngikut she ini. soalnya detail cuplikan yang di you udah aku revisi. jadi yang ini udah direvisi, sedangkan kemaren yang you belom. oke yaaa .... sip. met baca.

----------------

Fianer pov

Jantungku masih berdegup kencang saat melangkah ke dalam ballroom. Aku tahu dia di sini. Aku tahu Egar ada di dalam. Dan setiap saat kami bisa berpapasan. Setiap saat aku bisa melihatnya. Rasanya bibirku tak bisa berhenti tersenyum menyadari hal itu.

Tapi tentu saja aku tak akan kentara mencarinya. Yang aku lakukan adalah bersikap seperti biasa dan menganggap tidak ada yang terjadi sebelumnya. Aku masuk dengan anggun, kuangkat dagu  dan menatap lurus ke depan.

Banyak yang sudah datang. Masih ada setengah jam sebelum acara di mulai, tapi aku bahkan belum mengecek satupun. Tempat pertama yang aku tuju adalah tempat jamuan. Kulihat menu hidangan dan mencicipinya satu persatu.

Aku tahu seharusnya aku tak perlu meragukan rasanya. Karena katering yang aku pakai memang katering terbaik di kalangan para eksekutif. Rasanya pas di lidah. Aku tersenyum puas. Kemudian aku menoleh ke panggung. Dekorasi memang simple, tapi hiasan lily putih itu agak terlihat feminine. Jujur ini di luar konsep. Ayah atau Abang tidak akan mendekor seperti ini, dan Bunda akan tahu itu. Tapi aku tetap memaksa memasang dekorasi itu agar panggung terlihat cantik.

Tinggal memeriksa sound sistem dan memastikan pembawa acara tahu materi acara.

“Ann!” Aku menoleh saat dipanggil seseorang.

Kulihat kak Nolan yang sekarang memakai jas hitam terlihat tampan. Aku tersenyum padanya. “Hai, udah dateng?” tanyaku. Seketika dia terdiam. Dengan kernyitan banyak di dahi.

“Mm .. udah.” jawabnya bingung. Ekspresinya itu seperti heran. Kuangkat alis tinggi-tinggi bertanya ada apa. “Kamu kalo senyum kelihatan cantik banget.” gombalnya.

Aku mendengus, lalu kupukul perutnya sampai dia terkekeh. “Mulai deh gombalannya. Kalau Tiara denger, kakak bisa ditendang.”

Mendengar peringatanku, kak Nolan langsung diam. Aku mencibirnya. Sudah 2 tahun mereka akhirnya pacaran. Surprise? No. Nolan memberiku waktu satu setengah tahun untuk membiarkanku sendiri. Baru setelah itu dia mengejarku lagi. Terlalu sering mendekatiku hingga akhirnya dia dan Tiara juga sering bertemu. Akhirnya, mereka fall in love dan pacaran.

Aku sangat bahagia untuk mereka. Bahagia karena kak Nolan bisa move on, bahagia karena Tiara akhirnya punya seseorang di sampingnya, dan aku bahagia karena aku ditinggalkan sendiri tanpa harus bingung menghadapi rayuan dan gombalan Nolan tiap hari.

Aku lihat Tiara terlihat sedang berjalan kearah kami. Dengan luwes dia memeluk lengan Nolan mesra. Aku hanya bisa menahan senyum melihat protectifnya Tiara setiap kali Nolan berinteraksi denganku. Tidak bisa disalahkan. Pacar mana yang kuat melihat pacarnya sedekat ini dengan mantan gebetannya?

“Lagi ngobrol apa?” tanyanya.

“Ra, aku mau ngecek persiapan dulu ya.” kataku cepat-cepat. Tanpa mendengar jawaban mereka, aku langsung kabur. Biar pertanyaan itu di jawab kak Nolan. Aku tak mau ikut campur. Bisa kudengar Nolan terkekeh saat aku menjauh. Aku hanya bisa tersenyum memikirkan mereka berdua.

Saat aku berkeliling, aku melihat Rafan dan Dya sedang bertengkar lagi, entah masalah apa. Sudah biasa. Aku lihat di pintu masuk, Abang dan Lilian sedang menyambut Ayah dan Bunda datang. Aku menghela nafas. Ayah dan Bunda sudah datang. Aku berdoa agar semua acara berjalan sukses. Terutama Ayah. Semoga nanti Ayah sanggup membuat kata-kata sambutan yang sedikit manis. Aku masih tak begitu percaya pada Ayah jika berurusan dengan kata sambutan malam ini. Saat aku tanya teks nya mana, Ayah bilang spontanitas saja. Membuat hatiku kebat-kebit cemas. Tapi aku tak bisa bertanya apa-apa lagi.

She (Fianer) Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang