"Apa kamu siap jika suatu saat orang-orang akan membencimu?"
- Viola P. A. S
***
"JUNAA!!" Vio berlari kecil menghampiri Juna yang juga baru datang.
Vio tersenyum manis, menaburkan keramahan pagi hari pada orang-orang yang ia jumpai. Sementara yang diberi senyum hanya menatapnya datar. Tidak bereaksi. Setidaknya wajahnya tidak menampakkan mimik apapun. Tidak tahu kalau hatinya sedang gelisah.
"Hiih, senyum dong, kan gue senyumin lo!" Vio cemberut melihat wajah Juna yang datar-datar saja. Padahal ini hari pertamanya masuk sekolah setelah beberapa hari kemarin cuti.
Mendengar rengekan Vio, Juna menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Tersenyum. Namun tampak jelas jika dipaksakan. Bahkan senyum dari foto kepala sekolah yang tergantung di tembok lobi sekolah ini terlihat lebih tulus dari Juna.
"Ck... Kok kayak terpaksa gitu sih? Tapi nggak apa-apa lah, daripada kayak tadi." Vio mengangguk cermat.
"Ada apa?" Tanya Juna.
"Huh? Enggak ada apa-apa sih, nyapa aja. Bareng yuk ke kelas?" Tawar Vio.
"Kita kan beda kelas?"
"Yaelah, kelas lo sama kelas gue tetanggaan kali, Jun? Lagian gue mau ucapin 'selamat datang kembali ke SMA Bhakti Bangsa, Junaa...'" Vio kembali tersenyum lebar.
Juna mengangguk. Diam beberapa saat sebelum akhirnya berjalan duluan menuju kelas dan membiarkan Vio mengikutinya dari belakang dengan kesal. Lagi-lagi Vio terpaksa memanyunkan bibirnya. Sepertinya Juna memang sedang ada masalah.
"Jun!" Panggil Vio lagi.
Juna berhenti. Memutar tubuhnya ke belakang.
"Lo kenapa sih?"
"Gue?" Tunjuk Juna pada dirinya sendiri.
Vio mengangguk.
"Gue capek." Kembali memutar tubuhnya dan melanjutkan langkahnya ke kelas.
Mengangkat pundak, Vio juga tidak paham apa yang terjadi dengan Juna. Entah ia bertengkar lagi dengan Kevin, atau memang lagi capek? Vio tidak tahu. Lebih baik ia juga segera masuk kelas dan bersiap mengikuti pelajaran pertama hari ini. Kimia.
❄️❄️❄️
Di depan, guru menjelaskan tentang kimia materi hari ini, juga memberikan contoh soal untuk diselesaikan. Sekilas, Vio melihat Juna melintas dari depan pintu kelas. Tak sengaja saling melihat satu sama lain, karena bisa dibilang Vio memang sedang melamun dari tadi. Ada sesuatu yang ia pikirkan. Tapi tetap saja, meski Juna melihatnya ia hanya melihat sekilas dan tidak peduli yang membuat Vio membuang nafas beratnya.
"Kenapa, Vi?" Caca yang tadi sibuk mencoba mengerjakan soal mengalihkan perhatiannya pada teman sebangkunya.
Menggeleng. Vio mengalihkan perhatiannya pada penjelasan materi di depan.
Dua jam pelajaran terlewat. Kini kelas menunggu pelajaran berikutnya.
Ponselnya bergetar. Tapi Vio tak mengacuhkannya. Namun getaran itu tak berhenti. Vio merogoh ponselnya dari laci meja. Sudah ada banyak notifikasi dari sebuah aplikasi sosial media yang menandai dirinya baik di unggahan maupun di komentar. Vio yang penasaran segera mengecek apa yang membuat dirinya banyak disebut itu.
"Kevin @kevvvinanthoni???? Dia siapa?"
"Dih, kok bisa sama dia?"
"Anak kelas 11 yang kegatelan itu gk sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is He?
Teen Fiction"Lo semua mau tahu gue siapa? Kenalin, Gue Kevin Arzana Anthoni. Dan gue adalah masa depannya Vio." - Gue "Hati itu tidak bisa dibohongi. Dia akan menetap pada tempat yang membuatnya nyaman. Aku tidak bisa memaksa, semua aku serahkan pada sang Pemil...