II. Orizuru

1K 165 54
                                    

"Kertas!"

"Apa kau ingin membuat origami?"

"Tentu, bisa ajari aku?"

Kau tertawa. "Yuuta, kau seorang jenius, tapi tidak bisa melipat satu kertas dan menjadikannya hewan?"

"Yah, maksudku, aku jenius karena hal itu."

"Karena tidak bisa melipat kertas?"

Yuuta mengangguk, menggaruk tengkuk. Salah tingkah tampaknya sedang dialami, sebab wajahnya memerah karena kau yang hujani afeksi.

"Mendekat ke aku. Akan kuajari satu kali saja, dan jika kau tetap tidak bisa, aku tidak pergi bersamamu ke Festival Tanabata tahun selanjutnya." Kau mengamcamnya—setengah bercanda, sebab itu menyenangkan.

Menyenangkan sekali melihat Yuuta kehilangan kata-kata, menyenangkan sekali melihat Yuuta merajuk, menyenangkan sekali melihat seorang Yuuta Okkotsu tertawa. Senyumnya manis. Matanya indah—walau kantong hitam di bawahnya tidak menghilang. Tangannya hangat. Dekapannya lembut. Ciumannya memabukkan, seperti mencecap es krim vanilla. Rambutnya empuk, dan kau sering menggunakannya untuk bereksperimen; sekadar menguncir dua atau membuat kepangan di sana sini. Suaranya halus. Semua tentang Yuuta Okkotsu itu teratur dan elok.

Semua, tentang Yuuta Okkotsu itu; teratur dan elok.

Perlu berapa kali lagi kau mengulanginya dalam kepala?

Kau berkedip. Sedetik setelahnya, kau bisa rasa ada presensi lain yang duduk di ranjang itu, mengamatimu. Terperanjat luar biasa kau melihat siapa orang tersebut.

"Okkotsu?"

"Yuuta," koreksinya.

"Kenapa kau ada di sini?" Kau melihat sekeliling; asing. Ini bukan apartemenmu. "Tidak, kenapa aku ada di sini?"

"Kau pingsan."

Kernyitan alis kau buat, heran kepadanya. "Kenapa tidak dibawa ke rumah sakit? Aku mengalami serangan panik dan aku bisa mati kapan saja, aku tidak ingin meninggalkan Orihime!"

"Kucing itu masih hidup?" Yuuta mengerjap. "Kucing ... yang kita beli bersama?"

"Ya." Kau membuat senyum tipis.

"Kau tidak membuangnya? Seperti kau membuang aku?"

Kau terdiam; tiada mampu merespon kalimatnya yang menyakitkan—dan benar.

Orihime, Hikoboshi.

Oh, bukankah kisah mereka menyedihkan? Tuhan hanya memperbolehkan mereka bertemu satu tahun sekali, dan mereka tambah mencintai. Sementara kau ... dengan segala berkat yang diberi Tuhan, kau menyia-nyiakannya. Kau membuang Yuuta Okkotsu. Kau tidak bisa dimaafkan.

"Katakan, apa alasanmu membuangku?"

Kau menghela napas. "Okkotsu, berhenti menggunakan kata—"

"Yuuta," koreksinya lagi.

Kau mengangguk. "Yuuta, berhenti mengucapkan kata membuang. Kau bukan hewan. Kau bukan origami yang akan kubuang begitu saja begitu selesai dipakai. Kau bukan mereka. Kau Yuuta Okkotsu." Menyorotkan pandangan ke arah lain, kau melanjutkan. "Dan lagi, itu hanya dua tahun."

"HANYA," Yuuta hampir berteriak. Kekehan sinis ia udarakan. "Semua itu ... dua tahun itu ... cuma sebuah 'hanya' untukmu? Apa kau tidak bisa mengatakan hal yang lebih kejam?"

Kau menutup mulut rapat-rapat.

"Apa kau tidak bisa melakukan hal yang lebih kejam lagi, selain meninggalkanku menunggu enam jam untukmu di kuil dalam Festival Tanabata itu?"

Tanabata. ✓ 𝐘𝐔𝐔𝐓𝐀 𝐎𝐊𝐊𝐎𝐓𝐒𝐔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang