1. Sebelum Lulus

784 88 13
                                    

-
-
-
-
-

Plak...

Satu tamparan cukup keras mendarat di pipi mulus Kim Jisoo. Hingga membuat wajah cantik dan tampan disaat bersamaan miliknya itu menoleh kesamping. Pipi Jisoo seketika merasakan panas yang menjalar dan saat ini sudah berwarna merah.

Bukannya marah, Jisoo justru tersenyum manis pada orang yang menamparnya, yang tak lain adalah Irene. Gadis cantik yang sudah menarik perhatian dari seorang Kim Jisoo, yang notabenenya adalah bad girl dan suka gonta-ganti pasangan.

"Tangannya sakit ya? Kayanya kamu terlalu keras nampar aku deh sayang." ucap Jisoo dengan senyumannya.

Irene yang melihat itu hanya bisa memutar bola matanya dengan malas, saat melihat cewe cantik dan tampan disaat bersamaan tapi tengil dihadapannya yang masih bisa menggombalinya.

"Stress." Sinis Irene, menatap tajam Jisoo. Yang ditatap hanya cengar-cengir tanpa dosa.

Semua itu berawal karena Jisoo yang tiba-tiba menembak Irene di halaman sekolah. Pada saat itu, masih dalam waktu istirahat, tentunya banyak pasang mata yang ikut menjadi saksi peristiwa yang menegangkan itu.

Kim Jisoo, bad girl yang tak pernah menembak siapapun, sekali dia tersenyum maka wanita maupun laki-laki pasti akan luluh dengan pesonanya dalam sekejap. Tapi itu tidak berlaku bagi Irene Bae, Jisoo melihat Irene 5 bulan lalu dan ia langsung menyukainya saat pertama kali bertemu.

Irene yang sederhana, cuek dan dingin itu mampu membuat seorang Jisoo begitu tergila-gila.

"Aku emang gak waras, dan itu semua gara-gara kamu. Makanya kamu terima aku ya, biar aku gak beneran gila." Masih dengan senyum tengilnya, Jisoo masih saja mengeluarkan gombalannya.

"Ngomong aja sana sama tiang." Irene berbalik badan dan meninggalkan tempat itu dengan raut wajah kesal. Sudah habis kesabaran Irene untuk menghadapi cewek tengil seperti Jisoo yang sialnya membuatnya mempesona.

Irene berjalan menuju kantin dan diiringi tatapan sinis dari para fans Jisoo, yang membuatnya begitu muak untuk ia hadapi.

"Hei lo, gak usah sok cakep deh, sok jual mahal lagi. Bisa-bisanya si Jisoo suka sama lo yang tampangnya kaya gini." Teriak seorang siswi yang sangat cantik, seksi yang bermata kucing. Namanya Jennie Kim. Bukan rahasia lagi jika Jennie yang kebetulan satu kelas dengan Jisoo itu menyukai dan cinta kepada Jisoo, namun naas cintanya hanya bertepuk sebelah tangan.

Irene tak menghiraukan ucapan Jennie. Dia segera menuju ke kantin dan memesan makanan. Waktu istirahat hampir habis, dan itu gara-gara Jisoo yang tiba-tiba menyeret dirinya ke halaman sekolah.

"Ahjussi, saya mau pesan nasi goreng kimchi spesial satu sama air putih dingin ya." ujar Irene dengan sopan pada pria paruh baya pemilik kedai kantin, namanya Na ahjussi.

"Siap, ditunggu bentar ya nak Irene." Jawab Na ahjussi tak kalah ramah.

Irene menggangguk, dan duduk dibangku yang masih kosong depan kedai pak Na.

"Rene, lo gila ya ren? Nekat banget si lo." Bisik Joy sahabat Irene satu-satunya dan tiba-tiba saja sudah duduk didepannya.

"Yaampun Joy, apa-apaan si lo datang-datang ngagetin aja." Ucap Irene seraya mengelus dadanya yang terkejut akan kedatangan Joy.

"Lo kenapa berani banget nampar Jisoo si Rene. Lo lupa dia tuh cucunya yang punya sekolah ini." Bisik Joy lagi.

"Gue gak perduli mau dia siapa, biarin sekalian dia kapok dan gak deket-deket gue lagi. Capek gue ngadepin dia terus." Ucap Irene malas. Tak lama makanan pesanan Irene datang.

"Ini makanannya nak Irene, selamat makan." Kata Na ahjussi dengan ramah.

"Makasih Na ahjussi." Irene tersenyum manis, dengan Na ahjussi yang kembali ke kedai.

Tak ingin berlama-lama, Irene segera menyantap makanannya karena ia sudah merasa kelaparan dari tadi. Joy hanya cengo melihat sahabatnya, entah apa yang ada dibenaknya.

"Ngapain si lu ngeliatin gue Joy? Gak bakalan kenyang kalo lo ngeliatin gue kek gitu terus." Ujar Irene kesal, karena manik mata Joy tak lepas sedikitpun memandang wajah Irene yang cantik.

"Hehehe, gue udah makan tadi, niatnya mau ngajakin makan bareng lo, ehh malah ada kejadian kaya tadi." Ucap Joy cengar-cengir.

Irene merupakan dari keluarga yang sederhana, ia bisa masuk ke Jeguk High School yang terkenal elite karena mendapatkan beasiswa, jadi ia tidak ingin berbuat masalah yang berpengaruh pada beasiswanya nanti. Berbeda dengan Joy, ia merupakan keluarga yang berada dan bisa dibilang cukup kaya namun ia mau berteman dengan orang biasa seperti Irene.

"Udahlah, jangan diingetin ntar gue malah gak nafsu makan." Kesal Irene, dan Joy memilih untuk diam, agar dia tidak mendapatkan kemarahan dari sahabatnya itu.

-
-
-
-
-


"Kenapa lo diem doang di malu-maluin kaya tadi?" Kesal Lisa sahabat dekat Jisoo. Kini mereka tengah berada di UKS untuk mengobati pipi Jisoo yang sempat bengkak, jadi Lisa mengompres dengan air.

"Gila lo." Bentak Jisoo, membuat Lisa tersentak dan menutup rapat-rapat mulutnya, ia rasa sudah salah bicara.

"Yakali gue nampar Irene, dia cewe gila aja lo."

"Lo juga cewek tolol." sinis Lisa.

"Ya beda anjing, gue punya yang dia gak punya. Dan iya kalo gue lawan tenaga gue sama dia beda, ntar dianya malah sakit. Gimana si lo." Balas Jisoo tak kalah sinis dan menatap tajam sahabatnya. Jisoo heran apa Lisa lupa jika ia dan Jisoo salah satu gadis yang istimewa.

"Hehehe maaf." Lisa meringis malu.

Baru kali ini Lisa lihat jika sahabatnya begitu tergila-gila dengan seorang wanita. Lisa kadang heran, apa yang membuat Jisoo sampai begitu mengemis cinta pada Irene. Ia akui memang Irene memiliki paras yang cantik bak Dewi, hidungnya yang sedikit mancung, namun sekalipun belum pernah ia melihat senyum dari Irene pada seseorang.

"Irene tuh lain dari yang lain, dia dingin dan cuek. Gue rasa, cuma dia doang yang gak tertarik sama gue. Jadi apa gunanya tampang cakep warisan dari nyokap gue ini kalo gak digunain kalo dapetin Irene aja gak bisa." Keluh Jisoo. Lisa menatap heran pada Jisoo, jika sahabatnya saja mengeluh begitu, bagaimana dengan dirinya?

"Ya ya, semoga Irene cepet luluh deh sama lo. Waktu kita cuma tinggal itungan bulan aja udah mau lulus." Ucap Lisa.

Memang sebentar lagi mereka akan menyelesaikan pendidikan mereka di Jeguk High School dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan orang tua Jisoo menyarankan untuk ia kuliah di luar negeri.

"Gue harus bisa dapetin Irene sebelum lulus." Jisoo bertekad, ia tak akan biarkan dirinya digantung perasaannya oleh Irene.

"Semangat kawan, semoga Lo bisa luluhin hati Irene secepatnya." Ucap Lisa dengan tulus.

"Of course Lis."

TBC...









Ini pertama kalinya gue nulis cerita, jadi kalo kurang menarik, maklumin aja ya.

Jangan lupa vote and coment ya gaes.
Kalo yang belum follow, follow dulu ya. Biar author semangat nulisnya🤗. Jangan cuma jadi sender doang!!!



Ayangnya Chu

Love Naughty Girl (JiRene) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang