4. Pendekatan Awal

360 59 5
                                    





*** HAPPY READING ***

Pagi hari di kediaman Irene.

Gadis itu sedang menyiapkan sarapan untuknya dan sang ayah.

"Yah... sarapannya udah siap. Ayo kita sarapan bareng yah." Ucap Irene memberitahu pada Donghae.

Donghae menghampiri sang putri yang berada diruang makan, untuk sarapan bersama.

Setelah selesai sarapan, Irene berjalan sekitar 30 menit dan ia sampai dihalte. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri dengan gelisah. Biasanya jam segini sudah tidak ada lagi bus lewat. Ada lagi nanti jam 08.00. Irene bisa telat sekolah kalau begini. Irene menunduk dan menggoreskan ujung sepatu pada tanah yang dia pijak.

Tiba-tiba ada motor dengan suara yang cukup besar berhenti di depan ia berdiri. Irene mengangkat wajahnya dan kaget saat mendapati wajah Jisoo di balik helm full face warna hitam.

"Ayo bareng sama aku." Jisoo tersenyum, dia membuka kaca helm agar Irene bisa memandang wajah cantik miliknya.

"Nggak usah gue nunggu bus aja!" Sergah Irene, dia melirik sebentar kearah Jisoo yang selalu keren di mana saja dia berada.

"Jam segini apa masih ada bus?"

"Ada kalau mau sabar." Nada suara Irene masih naik satu oktaf. Masih ngegas.

"Ini udah jam tujuh. Kamu bisa telat nanti, anggap aja aku ini teman kamu yang lagi nawarin bantuan." Jisoo tersenyum manis. Tak ada lagi wajah tengil yang selalu membuat Irene kesal dan muak.

Gadis itu sampai menatap wajah Jisoo, seolah tak percaya dengan perubahan drastis yang terjadi.

"Apa jangan-jangan dia abis kesambet jin baik ya, jadi berubah lebih normal gini." Batin Irene.

"Ayo naik, kalo gak kita benar-benar telat nanti." Jisoo terus saja memaksa dan merayu, padahal sebenarnya jantungnya dalam keadaan tak aman. Berdegup kencang tak beraturan. Dalam hati mengucap doa semoga gadis cantik dengan rambut terurai sepunggung itu menerima tawaran manisnya.

Irene terdiam sejenak, mungkin dia tengah menimbang baik buruknya. Dan dia memang tak punya pilihan lain selain menerima tawaran dari Jisoo. Menghela napas panjang dan tersenyum walau tak ikhlas.

"Tapi gue nggak punya helm."

Yess!

Jisoo bersorak gembira dalam hati. Itu pertanda sang pujaan hati mau menerima tawarannya. Ah, untung saja tadi dia tak lupa menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya. Jadi ia tak akan malu jika memboncengkan si cantik ini.

Love Naughty Girl (JiRene) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang