2. Part time

367 63 1
                                    





**** Happy Reading ****

Tak terasa bel pulang berbunyi. Irene sudah mengemasi barang-barang miliknya. Dia harus segera pergi keluar kelas.

"Mau ke kafe Rene? Tanya Joy.

"Iya, kadang gue sering telat. Gak enak sama Suho oppa, ya walaupun dia gak mempermasalahkan." Ucap Irene pada sahabatnya itu.

Sejak satu bulan lalu, Irene memutuskan untuk kerja part time di salah satu kafe bernama Oasis Cafe yang berada di depan gang sekolahnya. Semenjak ibunya meninggal karena sakit, Irene tidak mau membebani ayahnya walaupun itu sudah kewajiban bagi seorang ayah, tapi Irene tidak mau menambah bebannya karena baginya sekarang hanya ayahnya keluarga yang ia miliki saat ini.

"Gue jadi pengen ikutan kerja kaya Lo deh Rene." ujar Joy tampak serius dengan perkataan yang ia lontarkan itu.

"Lo kan udah kaya Joy, buat apaan kerja."

"Ya buat buang Gabut kali ya" ucap Joy  terkekehan sendiri.

"Huuhh emang ya orang kaya tuh beda." Ujar Irene sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Keduanya sudah keluar dari kelas dan sedang berjalan menyusuri koridor, yang menghubungkan antar kelas satu dengan kelas lain. Saat akan melintas di kelas 3-1A tiba-tiba Jisoo muncul dari dalam. Gadis itu lantas tersenyum manis, kala melihat pujaan hati yang akan melintas.

"Hai cantikku, mau pulang ya?" Sapa Jisoo dengan pedenya. Dia mengikuti Irene dan Joy dari belakang yang mengabaikannya.

"Lo disapa Jisoo tuh Rene." Ucap Joy memberitahu. Tanpa diberitahu sebenarnya Irene sudah tahu, namun ia cuek dan tak menggubris adanya Jisoo.

"Gak usah ditanggepin, biarin aja." Sergah Irene ketus. Karena suaranya yang masih bisa didengar oleh Jisoo, dengan cepat ia menarik lengan kanan Irene hingga membuat langkah Irene terhenti.

"Bisa tinggalin gue sama Irene bentar?" Tanya Jisoo pada Joy.

"Joy lo disini aja, jangan kemana-mana." Timpal Irene. Joy bingung harus bagaimana, ia melirik keduanya dan ketika ia melihat Jisoo seperti memohon padanya, ia mau tidak mau harus memberi kesempatan pada Jisoo untuk bicara pada Irene.

"Sorry Rene, ternyata sopir gue udah jemput didepan. Gue duluan ya, bye Rene." Joy bergegas meninggalkan keduanya.

"Lepasin!" Sinis Irene, melirik lengan kanannya yang masih dipegang oleh Jisoo.

"Kalau aku gak mau?" Jisoo tersenyum menggoda. Tapi bagi Irene, itu sangat menyebalkan. Bahkan ia tak tertarik sedikitpun pada Jisoo.

"Lepasin gak atau gue pukul lo yang sok cakep itu." Sarkas Irene, gara-gara Jisoo dia jadi telat untuk ke kafe.

"Haduhh galak amat si sayangku. Bulannya lagi dateng ya?" Jisoo melepaskan lengan Irene, ia tak ingin membuat Irene tambah kesal.

"Bukan urusan lo!" sinis Irene.

"Lo gak usah deket-deket gue lagi bisa? Gue gak suka sama lo tau gak!" Tambahnya, lalu Irene melangkah dengan cepat meninggalkan Jisoo yang diam membisu. Irene tak memikirkan apapun selain jam masuk kerjanya yang hampir tiba, ia tak ingin telat lagi.

Jisoo hanya diam dan menatap punggung Irene yang mulai menjauh darinya, yang sudah berada diluar gedung sekolah. Jisoo menghela nafas panjang, walaupun perkataan Irene menyakitkan hatinya namun ia tidak perduli, yang ia inginkan adalah bagaimana caranya untuk bisa meluluhkan hati Irene yang beku itu.

Love Naughty Girl (JiRene) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang