Rooftop

55 20 90
                                    

Suji sudah bersiap dirooftop rumahnya. Ia duduk dikursi yang ada disana. Menikmati angin yang menerpa rambutnya, sungguh itu sejuk sekali. Lalu bagaimana dengan Jin yang akan mengajar dirinya? Ya dia meminta tolong appanya jika Jin datang, Jin langsung kerooftop.

"Dunia. Suji seneng banget. Sepertinya Suji orang paling beruntung didunia ya kan? Suji punya orang tua yang sayang banget sama Suji, punya Oppa yang baik terlebih sayang ke Suji. Punya sahabat yang nggak pernah memanfaatkan kelebihan Suji. Lisa, Umji, Namjoon Oppa, Taehyung Oppa, Hobi Oppa mereka benar-benar teman terbaik Suji, Suji sayang sekali pada mereka. Apalagi sekarang Suji punya temen baru Jeno. Baru kenal sebentar Jeno baik banget ke Suji, lalu Suji juga dekat dengan idola Suji, dunia sedang berpihak pada Suji kan? Tapi dunia, hal yang Suji suka adalah, cara semesta mempertemukan Suji dan Jin, sebenarnya pertemuan kami hal memalukan, tapi disana cintaku tumbuh untuknya. Tapi sayang semesta jahat, Jin belum mencintaiku, eh maaf semesta, aku yakin padamu dunia dan semesta itu baik kok ke Suji. DUNIA AKU MENUNGGUMU MEMBUAT SEORANG KIM SEOKJIN MENCINTAI MIN SUJI" Teriak Suji diakhir perkataannya.

Namun Suji tak sadar. Sepasang mata sedang menatapnya dengan pandangan sayu. Ada rasa penyesalan disana. Jin. Ia mendengar semua yang Suji katakan. Sungguh ia menjadi makin bersalah pada Suji.

"Apa ini sudah saatnya? Aku katakan semuanya?"

"Oh Jin Oppa" Kaget Suji.

Jin tersenyum dan duduk disebelah Suji dan mulai membuka buku yang ia bawa dan mulai belajar. Entah kenapa Suji sangat fokus hari ini, tidak seperti biasanya yang akan menggombali Jin dengan segala macam rayuannya yang tidak sekali pun membuat Jin tersipu malu atau baper.

"Sudah paham Suji?" Tanya Jin

"Ehm Ne. Tapi Oppa Suji boleh tanya?" Kata Suji dengan mimik wajah menggemaskannya.

"Ne"

"Kapan Oppa memahami bahwa aku benar-benar mencintaimu?" Mimik wajah Suji berubah menjadi sedih.

Jujur Jin tidak tega melihat Suji sedih. Apalagi itu karena dirinya.

"M-maksudnya?" Jin berpura-pura bingung.

"Maksudku kapan anda membuka hati untukku" Senyuman terukir kembali diwajah Suji.

"Eh Min Suji sebelumnya maaf aku sudah...."

"Wah apa anda sudah memulai membuka hati untukku! Wah sudah kutebak! Dari caramu menatapku itu semua sudah bisa ditebak! Tenang saja Oppa aku akan berusaha sebaik dan maksimal mungkin agar aku menjadi milikmu dan kamu menjadi milikku" Suji menyela pembicaraan Jin dan timbul lah kesalah pahaman yang luar biasa besarnya disini.

"Bukan itu maksudku. Maksudku aku sudah bertunangan dan akan menikah" Batin Jin.

"Oh ya Jin Oppa, lihat lah bintang itu" Kata Suji sambil menunjuk bintang yang ada dilangit.

"Itu indah" Kata Jin sambil tersenyum.

"Iya bintang itu indah. Walau kecil, ia bisa membuat langit yang sebegitu luasnya nampak indah sekali. Walau ia kecil ia bisa menemani langit malam yang begitu luas, dan itu membuatku belajar" Suji menghela nafasnya.

"Belajar?" Bingung Jin.

"Nee..ibarat kata aku adalah bintang kecil itu, lalu anda adalah langit malam yang sangat luas. Bintang sangat mencintai sang langit, walaupun mereka berbeda. Yah begitu lah kita, aku dan Jin Oppa berbeda dari usia. Tapi aku yakin, kita bisa seperti bintang dan langit" Suji tersenyum dan menatap Jin.

Suji menggengam tangan Jin. Jin hanya diam bingung harus berbuat apa. Langit malam makin larut, angin makin berhembus kencang, dingin mulai menusuk kulit halus Suji.

Bapak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang