Liar

2.3K 227 55
                                    


Ini crta udah lama gw ketik, tapi gw mls selesainnya.

Kalian g akan suka baca part ini.

****

Maret 1982

Jisoo, ia duduk dengan banyak mainan berserakan di sekitarnya, ia duduk di lantai dan bermain sendiri.

Orang-orang dewasa datang. Termasuk sepasang suami istri berkunjung kerumah teman, mereka membawa bayi sehat dan gemuk.

Kepala Jisoo menengadah melihat orang dewasa, ia tertawa hingga melihat dua gigi atas yang baru tumbuh. Air liurnya menetas kala ia tertawa.

Orang dewasa duduk di lantai depan Jisoo bermain sembari memangku putrinya.

"Hai Jisoo, kenalkan ini Jennie." Ayah Jennie meniru suara anak kecil memperkenalkan putrinya yang berumur 6 bulan pada anak sahabat.

Jisoo makin tertawa, hingga empat giginya terlihat, serta air liur yang membasahi kaos. Dia antusias melihat Jennie yang terlihat seperti boneka oleh nya. Jisoo berpikir ia punya mainan sekarang.

Jisoo kecil berdiri, dengan langkah satu-satu dan oleng, Jisoo duduk di depan ayah Jennie, dia merangkak menuju Jennie ingin memegang.

Namun lebih dulu tangan Jennie menjangkau wajah Jisoo, ia mencengkram bibir Jisoo dengan sangat kuat.

Jisoo terpekik dan langsung menangis.

Hingga Ayah Jennie kaget, ia melepas tangan putri nya dari bibir Jisoo.

Belum puas meremas bibir Jisoo, kini malah Jennie memukul wajah Jisoo.

"Sayang, jangan pukul Jichu."

Jennie kecil menengadah melihat wajah ayahnya, ia tertawa.

***

Juni 1989

"Jisooooo."

Jisoo menoleh dengan panggilan keras itu, layak slow motion di film, ia terpana melihat Jennie berlari kearahnya.

Mulut Jisoo terbuka melihat Jennie yang memakai baju merah jambu, ikat rambut kuncir dua membuat kesan imut dimata Jisoo.

"Jisoo kemana saja?" Jennie judes, sedang kan Jisoo masih dengan wajah plongonya. "Jennie mencarimu tahu, dari tadi, bahkan Jennie keliling kelas mencari Jisoo."

Jennie menarik nafas. "Kita jadikan ke pasar malam, mumpung Mommy pulang lama sekarang."

Jisoo tersadar, ia hanya mengangguk dan tersenyum. "Jisoo dari kantin dan membeli susu untuk Jennie."

Tangan Jisoo terulur memberi kotak susu pada Jennie, gadis itu riang menerima.

"Ayok!" Jennie menggenggam tangan Jisoo membuat Jisoo kaget, ia langsung menarik tangan Jisoo dan berlari.

Mata Jisoo melotot, jantung nya berdebar karena tarikan Jennie tanpa aba-aba, dia hanya kaget.

Setiba di pasar malam, ya meski hari masih sore dan belum, tempat itu rame. Jisoo memeluk tas sekolahnya saking takutnya, Jisoo tak biasa keramaian apa lagi mereka masih anak kecil, sedangkan Jennie lari-larian menghampiri semua toko jepitan ataupun boneka.

"Jennie mau beli ini." Girang Jennie, matanya berbinar bahagia melihat jepitan berwarna biru muda itu.

Dan Jisoo, ia berdiri lebih dekat kearah Jennie.

"Jennie, ayo pulang." Jisoo semakin mencicit bagai anak kucing, matanya meminta di kasihani.

"Sebentar Jichu, Jen mau beli ini, ini dan ini dulu, Jennie bawa uang banyak kok, uang tabungan Jennie di bawa semua." Jennie antuas, ia melepas tas ranselnya dan memeluk sembari membuka zipper untuk memperlihatkan uang receh yang hampir penuh di tas.

What if....?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang