Anita menatap cowo yang berada 10 langkah darinya dengan gusar.
'Iya tidak iya tidak iya tidak', batinnya.
"Bukan urusan gue, tapi..." Ia menggigit bibir dalamnya.
Anita meyakinkan diri bahwa keputusannya ini benar. Ia menulis di atas kertas. Menggulungnya dan menyatukan kertas tersebut dengan sebatang coklat yang sedari tadi di genggamnya.
Ia berjalan dan berhenti sekitar satu meter di hadapan cowo tadi."Hm..." Ia berdehem cukup keras hingga cowo yang terduduk di kursi taman tersebut mendongak.
"Buat lo. Baca." Katanya penuh penekanan sambil menundukkan pandangannya.
Anita menunjuk kertas tersebut dan bergaya seperti membuka buku sambil mengeja kata 'baca' tanpa suara. Ia kemudian berlalu pergi.
Cukup sekali saja ia mencampuri urusan orang lain. Anita bersembunyi di balik pohon yang tepat 15 langkah membelakangi laki laki itu. Ia tidak mencuri dan ia tidak berlari, tapi hal yang dilakukannya tadi cukup membuat laju detak jantungnya menjadi abnormal.
Anita melirik ke arah cowo tadi setelah mendengar suara perempuan yang cukup dikenalnya.
"Daff, kita pulang yuk. Tadi pas di kamar mandi Mama nelpon katanya minta temenin arisan," Hana menampilka mata memohon.
"Kita baru 15 menit disini, 10 menit kamu ke kamar mandi." Daffa melihat Hana, tak tega.
Ia mendengus kasar, "Yaudah deh, iya. Ayo."
Daffa berdiri, Hana dengan sigap berjalan menggandeng tangan pacarnya itu sembari mengeluarkan beberapa guyonan garingnya yang sesekali membuat Daffa tertunduk dan menampikan deretan giginya.
Sekilas mata Daffa menangkap sosok familiar yang berjalan berlawanan dengan mereka.
"Bro mau kemana?" Tanyanya terlampau ramah.
"Mau Ketemu gebetan hehe." Edo meringis,
"Kalian udah mau pulang?"
Daffa mengangguk, "Semoga cepet jadian." Daffa tertawa meledek.
Edo terdiam, " eum...Aamiin."
Daffa melambai. Mulai berjalan menjauhi Edo.
Sekali lagi. Anita ditakdirkan melihat kejadian penuh drama itu. Dunia ini memang lucu. Sudah jelas-jelas pacaran dalam Islam itu dilarang, masih saja dilakukan. Kalau sudah sakit hati, Tuhan yang disalahkan.
***
Anita ingin teriak sekarang paling tidak coklat panas ini membuat kefrustasiannya mereda.
"Hidup dia kenapa yang nggak tenang gue. Astagfirullah!"
Memorinya memutar pada kejadian di taman tadi.
Ia yang tidak berada di bilik kamar mandi sebelah mendengar percakapan yang sangat mengasyikan antara dua orang yang kedengarannya saling berbunga bunga.Namun, ketika ia keluar dari kamar mandi. Ia tahu bahwa ini bukan kejadian bagus. Baru kali ini dengan mata kepalanya sendiri, ia melihat orang yang sedang selingkuh. Di depan kamar mandi pula. Ia tahu persis perempuan itu adalah pacar dari laki laki kursi taman tadi yang 5 menit lalu juga sedang berpacaran. Haha lucu. Menang banyak. Sekali mendayung, dua pria terlampaui.
Miris sekali laki laki di kursi taman tadi. Dan akhirnya ia memberanikan diri memberikan kertas berisi tulisan 'sabar ya, hubunganmu memang bukan hal baik dari awal' sebagai bentuk ucapan keprihatinannya. Dan ia berkeinginan laki laki tersebut cepat mengetahui apa yang sebenernya terjadi dan sadar bahwa hubungan yang dia jalani salah.
Kenapa ia melakukannya? Ia juga tidak tahu. Hanya saja hatinya tergerak untuk melakukan hal itu. Ia sangat risih melihat orang-orang saling menyakiti satu sama lain. Bahkan sengaja menjerumuskan diri untuk merasakan sakit hati lewat hubungan yang bahkan dilarang agama.
Anita meneguk coklat panasnya hingga menyisakan seperempat yang hampir habis. Pikirannya menerawang kembali, ketika laki laki di kursi taman tadi yang hampir membaca kertasnya. Tapi tiba tiba pacarnya datang dan ia buru buru menaruh kertas tersebut dalam saku hoodie nya.
Yang lebih menyebalkan ketika ia melihat adegan laki laki bangku taman itu yang dibohongi temannya sendiri. Atau bahkan sahabatnya.
Anita menggeleng. "Nggak usah dipikir. Bukan urusan gue. Semoga Allah cepet ngasih hidayah."
Ia juga melihat dengan jelas. Laki laki itu berhenti melambai pada teman laki lakinya. Pacarnya yang berjalan agak dibelakangnya sempat berpegangan sebentar dengan tangan temannya yang berjalan berlawanan menjauhi mereka. Perempuan itu melipat keempat jarinya dan menyisakan satu telunjuk. Jam satu.
Jelas sekali, Anita menangkap semua itu.
Dirinya jadi sebal sendiri, entah kenapa, tapi ia jadi tahu sekarang.
Kadang orang terdekat itu memiliki potensi yang sangat besar untuk membuat hidupmu hancur berantakan.Anita berusaha mengenyahkan hal itu dari pikirannya, ujung-ujungnya bisa jadi ghibah nanti.
'Astagfirullah' 'Astagfirullah'
Istighfar berkali-kali Anita ucapkan dalam hatinya. Berharap kejadian tadi bisa Ia lupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Pertama
Teen FictionIndah memang masa SMA. Dibalut dengan canda tawa dan teman yang selalu ada. Namun salah. Setiap kisah pasti ada saja masalah. Entah itu terselesaikan. Atau malah menghancurkan semuanya. ~ Si A *** Cerita ini saya dedikasikan kepada sahabat terdekat...