09. Seperti Biasanya?

237 55 6
                                    

SEBELUM BACA....

JAN LUPA TEKAN ☆ DIPOJOK KIRI BAWAH YA... KALO MAU FOLLOW SEKALIAN JUGA BOLEH KOK HEHEHE..

MAKASIH..
______________________________

"Tadaima Taiga. Mereka adalah istri Kami."

Saat itulah dunia Kagami hancur, saat mengetahui bahwa orang yang dicintainya sudah menikah dan jadi milik orang lain.

Sungguh, hatinya remuk dan hancur saat ini.

09. Seperti Biasanya?

Kagami tersenyum miris menanggapi ucapan Akashi. Ia bahkan belum sempat mengutarakan perasaannya, tapi orang itu sudah memilih partner hidupnya saja. Apa ia tidak tau bagaimana perasaan Kagami saat ini?.

"Okaeri." Ucap Kagami sekali lagi. Kali ini dengan nada yang sopan. Bahkan si maid itu menundukkan wajahnya. Ia tidak sanggup melihat wajah majikan dan istri majikannya itu. Tapi ia menyesal karena menundukkan wajahnya. Bukannya terhindar dari sakit hati, ia malah disuguhi tangan mereka yang bergandengan.

"Tadaima." Kagami terhenyak saat ia merasakan belaian lembut bersamaan dengan berjalannya seseorang melewatinya.

Kagami mengangkat wajahnya dan menoleh ke belakang. Ia mendapati Midorima memposisikan pantatnya di sofa panjang ruang tamu. Dan melepas tas selempang dari bahunya serta jas dokter yang merangkapi kaos pendek yang dikenakannya.

Sekilas Kagami bisa melihat kalo si calon dokter itu melirik dirinya lewat ekor matanya, namun menutupinya dengan membetulkan kacamanya dengan jari tengah tangan kirinya. Memang hanya sekilas. Mungkin hanya dirinya sendiri yang dapat melihatnya. Ia menyentuh rambutnya yang tadi di belai pelan oleh si maniak oha asa itu. Meski samar, tapi senyuman kecil muncul di wajahnya.

Kagami kembali tersadar ke dunia nyata. Ia mengerjap lalu menurunkan tangannya dan membalikkan badannya. Menghadap ke masalah utama yang menghancurkan hatinya.

"Silahkan masuk. Saya akan membuatkan minum untuk kalian. Kalian pasti haus."

Setelah mengucapkan itu. Kagami membungkukkan tubuhnya tanda hormat. Lalu membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya, namun terhenti saat ia merasakan ada tangan mungil yang menggenggam pergelangan tangannya.

Kagami menoleh, dan mendapati pemuda berwajah datar yang sedang menatapnya.

"Jangan terlalu formal Kagami kun. Aku tidak suka." Kagami tersentak mendengar kalimat yang keluar dari mulut mungil Kuroko itu.

"Tapi...."

"Kita teman bukan?"

Kalimat pertanyaan yang memotong ucapannya itu, membuat Kagami mengalihkan pandangannya ke bawah.

"Kagami kun."

Kagami mengembalikan atensinya pada Kuroko yang menatapnya datar. Tapi Kagami bisa melihat sinar memohon dari mata biru itu.

"Iya Kuroko. Maafkan aku. Kau pasti lelah. Aku akan membuatkan vanilla shake untukmu. Ya?"

Kagami melepaskan tangan Kuroko yang menggenggam pergelangan tangannya. Lalu ia berjalan menuju dapur.

Kuroko berjalan menuju sofa tunggal di ruang tamu itu. Dan memposisikan pantatnya disana. Ia melihat ke arah 4 orang pemuda yang digandeng oleh 4 orang perempuan dan masih berdiri di depan pintu masuk. Namun pandangan ke-4 pemuda itu mengarah ke tempat maid mereka berada.

"Kalo Kalian berniat jadi satpam, berdirilah di dekat gerbang."

Ke 4 pemuda itu mengalihkan pandangan mereka pada orang yang mengeluarkan kata kata menohok hati itu. Yaitu seorang pemuda yang duduk tenang di sofa dan masih sibuk melepaskan tas selempangnya, Kuroko.

Our Beloved MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang