10. #3 Part MidoKaga

232 53 0
                                    

SEBELUM BACA....

JAN LUPA TEKAN ☆ DIPOJOK KIRI BAWAH YA... KALO MAU FOLLOW SEKALIAN JUGA BOLEH KOK HEHEHE..

MAKASIH..
____________________________________

Akashi membolakan pupil matanya. Sedangkan Midorima, ia memejamkan matanya.

Apa apaan ini? Apa yang telah terjadi?.

Akashi tidak tahu. Bahkan Midorima juga.

10. #3 Part MidoKaga

Midorima dan Akashi berpisah setelah memasuki pintu belakang rumah. Akashi langsung menuju kamarnya, sedangkan Midorima menuju ke dapur. Ia membuka lemari es dan mengambil sekaleng minuman rasa kacang merah.

Setelah mendapatkan apa yang dia cari, ia menutup kembali lemari esnya. Ia termenung mengingat kejadian mengejutkan tadi sore.

Ia memandang telapak tangan kirinya. Bahkan ia masih bisa merasakan bergetarnya punggung Kagami yang ia peluk tadi.

Midorima memandang ke arah kamar di lantai atas paling ujung berpintu putih. Pintu ittu  belum terbuka sejak sore tadi. Bahkan saat makan malam pun, pintu itu tidak terbuka sama sekali. Saat bertanya, mereka hanya mendapat jawaban "Dia bilang sedang tidak enak badan dan meminta maaf bahwa kita harus menyiapkan makanan ke piring masing masing" seperti itu dari Kuroko yang bertugas memanggil orang dibalik pintu putih itu. Meski begitu, orang itu tetap tidak membuka pintunya. Jadi mau tidak mau mereka mengambil nasi dan lauk sendiri ke piring mereka. Itu untuk Midorimadan Kuroko, sedangkan ke 4 orang lainnya diambilkan oleh istri mereka.

Midorima menghela nafas. Ia membuka minuman kalengnya lalu meneguknya. Dan mmenghela nafas lagi.

Ia melangkahkan kakinya meninggalkan dapur setelah ia mengambil sekaleng penyegar. Ia berjalan kearah tangga dan menghampiri pintu berwarna putih itu.

Ia memutar kenop pintu. Terbuka? Jadi Kagami tidak menguncinya ya?. Ia memejamkan matanya dan mendorong pintu dengan perlahan.

Saat memasuki kamar itu, hanya keremangan yang menyapanya. Kagami tidak menyalakan lampunya sejak sore. Dan bahkan orang itu masih membiarkan tirai jendenya terbuka, sehingga cahaya bulan masuk melewati cendela. Midorima menghela nafas lagi. Meski samar, dibawah sinar cahaya bulan yang masuk, ia bisa melihat sesuatu yang meringkuk di atas ranjang kamar itu.

Ia melangkah menuju tempat kemungkinan saklar lampu berada. Dan 'KLIK' ia menekannya. Sehingga keadaan kamar menjadi lebih terang dari tadi.

"Eungh...."

Lenguhan itu menghentikan langkah Midorima yang akan menuju ke jendela untuk menutup tirainya. Ia mengalihkan pandangannya kearah ranjang. Kagami meliukkan badannya, ia mengucek matanya. Mungkin merasa terganggu dengan adanya sinar terang yang tiba tiba.

Midorima menghela nafas. Meski sangat samar dan tidak bisa disadari oleh tatapan mata, Midorima tadi tersenyum. Lalu kembali melangkahkan kakinya untuk menutup tirai.

Ia berjalan mendekat me arah ranjang Kagami. Bisa ia liat wajah Kagami yang sedikit pucat. Matanya juga agak bengkak. Mungkin efek karna langsung tiidur setelah menangis. Kagami juga tidak memakai selimut, ia hanya memeluk bantal dengan posisi horizontal di ranjangnya. Midorima tersenyum geli, jujur saja, Kagami saat ini malah terlihat seperti abg yang baru putus cinta. Gegana, Gelisah galau merana.

Midorima menyentuh kepala Kagami, perlahan ia menyingkirkan poni yang menutupi dahi lebar Kagami. Midorima termenung menatap wajah Kagami. Kagami sangat imut. Kenapa ia baru menyadarinya?.

Our Beloved MaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang