[M] Lalisa Afreeda tidak hidup dalam dunia fantasi, gadis itu tinggal di Seoul dan bukan di Neverland atau negeri dimana peterpan berada. Bahkan ia hidup di dunia modern dengan segala tekhnologi canggih yang mengisi hari-hari gadis itu. Setidaknya s...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • •
Lisa sama sekali tidak mengira, jika membawa Jungkook pergi bersamanya, nyatanya adalah sebuah pilihan yang tepat.
Lihatlah pria itu, sangat dapat di andalkan. Kendati Jungkook bukanlah karyawan di perusahaan tempat Lisa bekerja, namun Jungkook tak segan untuk membantu. Membuat beberapa pekerjaan Lisa dan kawan-kawannya menjadi semakin cepat terselesaikan.
Jungkook, pria itu begitu sopan, ringan tangan dan juga ramah. Beberapa teman Lisa yang juga melakukan perjalanan dinas bersamanya, terlihat begitu welcome pada Jungkook. Terlebih bagi para teman perempuan Lalisa. Tentu saja sosok Jungkook yang tampan membuat perhatian mereka teralih seketika. Dan ya.. Lisa merasa sedikit cemburu.
Namun dengan cepat, Lisa berusaha mengenyahkan segala hal yang berkecamuk di dalam benaknya. Gadis itu sadar jika dengan membawa Jungkook pergi bersamanya, tentu semua ini akan terjadi. Memang, siapa yang tidak terpesona dengan ketampanan pria itu? Terlebih lagi dengan pembawaan Jungkook yang hangat, tentu saja hal itu semakin membuat para kaum hawa tak berdaya di buatnya.
Dengan satu helaan napas, Lisa kembali mengerjakan segala berkas yang ada di depannya. Rupanya, gadis itu berusaha mengenyahkan kesal yang telah bersarang di dalam dadanya. Bagaimana gadis itu tidak kesal jika tak jauh di depannya, Jungkook terlihat membantu merapikan berkas-berkas dengan beberapa gadis yang mengerumuninya? Dan lagi Jungkook terlihat tidak terganggu.
Lisa sama sekali tidak menyadari jika segala tingkah lakunya di perhatikan oleh YungSoo. Pria jangkung yang berada tepat di sisi Lisa itu paham jika suasana hati Lisa saat ini tengah tidak baik. Dalam diam, YungSoo memperhatikan Lisa. Memperhatikan bagaimana bola mata gadis cantik itu bergerak, menatap ke depan sebelum kemudian menghela napas lelah pada akhirnya.
Tanpa bicara, YungSoo berdiri dan beranjak. Melenggang menuju dapur yang tak jauh dari ruangan dimana mereka berada saat ini. Ruangan besar dengan beberapa orang yang berkumpul dari berbagai cabang perusahaan. Bahkan beberapa di sana menganggap jika Jungkook adalah salah satu karyawan di perusahaan tempat mereka bekerja. Itu sebabnya dengan mudah Jungkook dapat masuk dan tetap bersama Lisa.
"Untuk mu."
Sebuah cangkir dengan aroma jasmine tea kini berada tepat di depan Lisa. Membuat gadis itu mendongak dan ia mendapati presensi YungSoo yang tengah tersenyum kepadanya.
"Terimakasih," ucap Lisa seraya menyunggingkan seulas senyum di wajah cantiknya.
"Kekasih mu, dia pria yang baik." Suara YungSoo menguar, turut menatap Jungkook seraya kembali duduk di tempatnya semula.
"Lihatlah, dia bahkan tak terlihat lelah membantu menyusun segala berkas. Dan selain baik, dia juga ramah." Bola mata YungSoo mengerling, memperhatikan raut wajah Lisa tanpa menghentikan gerak bibirnya.
Lisa terdiam. Pandangan gadis itu menatap nanar sosok Jungkook. Jauh di dalam benaknya, sebenarnya gadis itu paham jika Jungkook putih memang sosok yang baik hati. Sangat baik malah, namun tidakkah pria itu bisa sedikit mengerti jika ada hati yang berkecamuk di sini?