•16°

1.9K 249 27
                                    

Renjun berjalan pelan diarea perumahan yang memiliki bangunan tinggi itu, tatapannya lurus kedepan, membuat Renjun terlihat seperti orang yang tak bernyawa. Pikirannya yang berkela membuat Renjun bahkan gak peduli akan sesuatu yang lewat ataupun seseorang yang menegurnya.

"Renjun cuma dikasih kebahagiaan sehari doang ya? Ah bukan, bahkan gak sampai sehari, hanya beberapa jam, makasih Tuhan," ucap Renjun pelan, mengadahkan kepalanya dan tersenyum melihat langit.

Seketika dirinya merasa lelah, sangat lelah. Renjun terduduk di kursi taman, terdiam sambil menunduk. Renjun mengepalkan kedua tangannya, ponsel di kasunya juga terus bergetar, tak ada niatan dari Renjun untuk mengangkatnya. Renjun ingin tetap sendiri rasanya.

Ketika ponselnya sudah tenang, Renjun mulai merogoh sakunya, mengambil ponselnya. Dia mesti ngebuat moodnya harus kembali bagus sebelum pulang rumah, gimana cara mood Renjun balik?
Ya, masih berfoto ria, Renjun pengen ngeliat muka ganteng Renjun yang disia-siakan.

"Mari kita selfie," ucap Renjun lemah, kemudian dirinya mulai bergaya, dari tanpa senyum hingga tersenyum lebar, semuanya ada diponsel Renjun, bodoamatin, yang penting Renjun bisa balikin sedikit, ya sedikit moodnya agak bisa kuat berjalan menuju rumahnya yang tinggal beberapa rumah lagi.

"Ini bagus, post ae lah,"

Renjun tersenyum, emang jadi terkenal itu seenak ini ya, tapi Renjun belum terlalu terkenal dibandingkan Jeno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun tersenyum, emang jadi terkenal itu seenak ini ya, tapi Renjun belum terlalu terkenal dibandingkan Jeno.

Renjun tertunduk lemas kembali, ponselnya digenggam dengan sangat erat.

"Hiks," satu suara keluar dari bibir Renjun, punggungnya jatuh tanpa alasan. Air matanya mengalir membuat dirinya merasa sangat bodoh menangis didepan halaman orang kayak gini.

Tak ada niatan sama sekali dari Renjun untuk menghapus air matanya, tangannya terlalu lemas untuk terangkat. Renjun hanya bisa terus menangis tanpa bersuara, wajah merahnya membuat terlihat sangat terbawa akan suasana emosionalnya. Renjun bisa dibilang galak, tapi kenapa kali ini Renjun tak bisa marah?
Kenapa yang bisa Renjun lakukan hanya menangis?

Ponselnya terus berbunyi, pesan yang masuk dan dering telfon yang sangat Renjun yakinin orangnya. Renjun membuat nada notifikasi khusus pada setiap pesan atau panggilan dari Jeno. Membuatnya tau, siapa yang kali ini berusaha untuk mendapat perhatiannya, tapi sayang, siapapun itu untuk hari ini, Renjun sangat tidak ingin berbicara, perhatiannya jatuh pada hati dan air matanya yang dengan lancangnya terus mengalir.

Renjun ingin tetap menangis, entah siapa yang akan melihat. Sepertinya Renjun tidak akan peduli, yang dia pedulikan saat ini hanya menangis. Dirinya sempat sedikit melihat pesan Jeno, hanya menanyakan dia dimana dan berkata akan mengajak Karina berjalan keluar. Lalu untuk apa dia ngespam Renjun ketika udah bareng Karina?

"Lu bego Jen," ucap Renjun, suaranya lemah, dengan sedikit isakan yang mengiringi ucapannya. Sedetik kemudian Renjun mengadahkan kepalanya ketika melihat sebuah sapu tangan tepat berada dihadapannya.

✔️ Just mine||•Noren🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang