•18°

1.8K 227 4
                                    

Aww aww Awe
Aku cover baru dong
Wkwkwk keren ga?
Apa gak?
Covernya gitu karna Injun lagi sedih mweee
Ndaak suka liat Injun bersedih, yuk bantu bahagiain Injun
Caranya vote and coment
Selamat membaca semuanyaaa!!!



Btw covernya bagus kan kan kan kan?:(
Harus bagus!!!
Eeehhh candaaa!!!
Yaudah cuss bacaaaa
Semoga seneng meskipun gaje ya:)

**************************************************

"Keberangkatan dalam 30 menit lagi, siapin apa yang sudah saya beritahu, keperluan selama satu atau dua Minggu kedepan."

"Baik tuan," jawab seseorang dari seberang.

"Gimana? Sudah diatur semua?" Tanya Yuta pada Guanlin yang baru saja selesai menelfon anak buahnya di Jepang, kenapa Jepang? Renjun merasa lebih baik menghindari semuanya daripada hanya sebagaian. Di Jepang pun dia tidak akan kerumah kakek neneknya ataupun keluarganya yang lain, biarkan Renjun sendiri. Itu yang dia katakan tadi.
.
.
.
.
.
.

Flashback

"Renjun, makan dulu ya," ucap Winwin pada anaknya yang duduk diranjang dengan tatapan kosong. Ranjang kamar Doyoung, kamar Renjun sudah berantakan, biarkan para maid merapikan itu dulu. Doyoung? Dia akan bertugas bersama ayahnya, ya turun tangan dalam urusan Renjun.

"Ma, Renjun mau pindah," ucap Renjun lagi, entah sudah kali keberapa dia mengucapkan hal yang sama, dan Winwin mengangguk.

"Renjun gak masalah sama temen-temen disini?" Tanya Winwin memastikan, bukan hal yang sulit mengurus surat pindah. Tapi Renjun itu murid pertukaran pelajar yang harus punya syarat dari sekolah awal dan persetujuan dari sekolah rujukan untuk bisa kembali ke sekolahnya ataupun pindah kesekolah lain.

"Baru beberapa harikan Renjun disini, bahkan hanya beberapa hari, rasanya lebih menusuk daripada terkena duri mawar yang biasa Renjun petik," ucap Renjun rapuh. Winwin tersenyum kecut, anaknya sudah besar, anaknya memahami rasa sakit, salah dirinya yang terlalu menjamin kebahagiaan kedua anaknya, sehingga ketika terluka mereka tidak terbiasa dengan rasanya, maafkan Winwin yang terlalu menjaga anaknya.

"Ma, luka Renjun itu bukan salah mama," kata Renjun seketika, seperti bisa membaca pikiran Winwin. Tapi bagaimana tidak, Winwin sangat terlihat buruk dari biasanya, Renjun bisa merasakan aura bersalah dalam diri Winwin. Dengan cepat Renjun memeluk badan Winwin, memeluknya dengan erat, seperti tidak ada waktu lain.

"Mama gak salah apa-apa, Renjun aja yang jadi cowo tapi lemah banget, gak bisa tahan batin," kata Renjun lalu terkekeh pelan, Winwin menangis mendengar ucapan Renjun, membalas memeluk Renjun.

✔️ Just mine||•Noren🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang