•1°

8.6K 606 31
                                    

Kriiingggg

Alarm pada kamar bernuansa putih itu berbunyi nyaring, mengisyaratkan sang pemilik kamar untuk bangun dari peristirahatannya malam tadi.

Huang Renjun
Pria tampan, imut dan menggemaskan itu mengucek matanya, menetralisir cahaya yang masuk kedalam matanya menembus kelopak matanya yang bahkan belum terbuka sempurna itu.

"Renjun-na, apa kau sudah bangun sayang?" Tanya seseorang dari luar dengan suara lembutnya, Renjun dengan bodohnya mengangguk ketika mendengar sang mama berucap, bagaimana mamanya tau Renjun sudah terbangun jika Renjun saja masih menutup pintunya.

"Udah ditunggu sama Gege mu, jadi cepatlah bersiap sayang," kata orang itu lagi, mama Renjun. Renjun hanya berdehem lalu mulai turun dari ranjangnya dan berjalan kearah kamar mandi. Tak perlu mengingatkan Renjun untuk merapikan tempat tidurnya seperti lagu anak-anak yang sering author nyanyikan dulu:"
Karna itu sangat mustahil, Renjun tidak akan pernah melakukan itu.

______

"Pagi baba, mama, Gege," kata Renjun menegur ketiga orang yang kini menatapnya dengan senyum dimeja makan.

"Pagi sayang, ayo sarapan," kata baba, ayah dari Renjun, dan dijawab anggukan oleh Renjun. Hari ini adalah hari Minggu, wajar jika mereka berlima kini bisa makan bersama dimeja makan sepagi ini, biasanya Babanya akan pergi ke kantor duluan atau gege nya yang akan pergi ke kampus duluan.

Sarapan kali ini cukup tenang, tak ada pertengkaran antara Renjun dan gege nya yang akan membuat seisi rumah pusing dengan segala teriakan yang dikeluarkan oleh kakak beradik itu. Renjun yang mudah marah dan gege nya yang selalu usil memang porsi lengkap untuk membuat semua orang pusing.

"Doyoung, besok bawa antar adikmu untuk masuk disekolah barunya," kata baba masih asik memakan masakan istri tercinta, sangat enak, tentu saja enak, seisi rumah tidak akan berani bilang masakan mama tidak enak.

"Baba... Kan aku mau ada praktek besok ba..." Rengek doyoung, meskipun kini umurnya sudah 20 tahun, pria itu masih saja suka merengek pada kedua orang taunya(fake age), Renjun yang melihat itu meringis, jijik melihat kelakuan gegenya.

"Jijik ge," kata Renjun acuh masih menikmati makanannya. Renjun yang  mendengar ucapan adiknya hanya memanyunkan bibirnya karna mendapatkan tatapan tajam dari sang mama, kalau saja tidak, sudah Doyoung Betot anak itu, untung Doyoung sabar (iya sabar Doy, sini nikah sama author:")

"Besok Renjun pergi sendiri saja baba, kan nanti Renjun tinggal naik bus saja ba," kata Renjun dengan senyum manis, seakan meyakinkan sang baba yang kini menatapnya dengan senyum juga.

"Biar baba suruh Guanlin menjemputmu, Renjun memiliki Gege yang tidak bisa diandalkan," kata Baba terkekeh pelan diikuti oleh Renjun yang bahkan sudah tertawa kencang melihat bibir Doyoung yang kembali maju.

"Maaaa..." Rengek Doyoung

"Udah udah, Renjun ayo bantu mama beres-beres," kata mama lalu berdiri dari duduknya, mengakhiri pertengkaran untuk hari ini, Renjun juga ikut berdiri, memang sehari penuh ini Renjun yang gantian membantu membersihkan meja makan, dan besok adalah tugas baba.

________

Kini Renjun tengah berada di ruang keluarga, memakan cemilan bersama Doyoung sambil menonton Moomin.

"Gue liat akhir-akhir ini lu gak bareng Guan lagi," kata Doyoung yang masih asik memainkan ponselnya.(bahasanya campur maafkan author😭).

"Guan ge sedang sibuk pada kuliahnya, gue bahkan mulai susah menghubungi dia saat ini," kata Renjun masih asik menonton moominnya.

"Gue kira kalian udah musuhan," lanjut Doyoung.

"Mana ada musuhan, tapi semenjak Guan ge punya kekasih, Guan ge udah jarang kesini sih, gue ngerasa canggung kalau besok harus diantar sama Guan ge, jadi gue bakal bangun lebih cepat buat ngehindarin Guan ge," kata Renjun yang kini mengalihkan pandangannya ke arah ponsel dengan Case moomin, punya siapa lagi kalau bukan punya Renjun.

✔️ Just mine||•Noren🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang