•20°

1.9K 245 19
                                    

Hai hai hai
Kenapa aku up lagi?
Karena aku greget banget sama Lee Jeno, yuk saran yang bagus buat Jeno nyesel gimana?
Btw, makasih banget buat kalian yang masih stay dan ngedukung just mine
Entah sad ending, happy ending atau gantung
Tetep dukung yaa....
Hehehehe gak tau, cerita ini malah jadi cerita terniat sekarang, padahal awalnya cuma iseng
Semoga kalian sukaaa
Happy reading semuanyaaaa~~~~~

***********************************************************

Sudah 6 hari Renjun berada di Jepang, dan sudah 6 hari pula hari-hari Jeno dipenuhi dengan nuansa yang tidak bisa terbaca. Jeno yang mengkhawatirkan Renjun dan Karina yang selalu menuntut Jeno akan semuanya. Jeno kembali mengingat apa yang dikatakan Renjun 2 hari lalu.

___________________/tanda flashback/

Jeno masih mencoba untuk menelfon Renjun, mengirim berbagai pesan untuk Renjun. Bahkan Jeno juga sudah kerumah Renjun, sayangnya bukan mendapatkan Renjun, Jeno malah dilempar, diusir dari rumah itu. Bahkan keluarga Renjun satupun tak ada yang muncul kehadapan Jeno. Hanya Guanlin, CEO grup Lai yang menemui Jeno. Berkata untuk menjauh dari Renjun, Guanlin hanya bisa mengandalkan perusahaannya yang bekerja sama dengan perusahaan ayah Jeno, karna dirinya sudah mendapat gertakan dari Yuta untuk tidak gegabah melakukan hal yang lebih pada Jeno.

Renjun juga, menyuruhnya untuk tetap diam dan tidak melakukan apapun pada Jeno, karna semuanya sudah diatur oleh Renjun sendiri. Guanlin hanya menurut, dan tetap meminta Renjun untuk mengandalkan dirinya, meskipun perasaan Guanlin masih pada Renjun, dirinya tetap sadar bahwa sekarang dia dengan seorang wanita yang bodohnya mengandung anaknya. Jadi jangan sampai membuat wanitanya malah ikut tersakiti karna dia ikut campur terlalu dalam pada urusan Renjun.

"Saya hanya menyuruh kamu pergi, jangan bikin saya marah," ucap Guanlin kasar pada Jeno. Jeno berdecak lalu mendekati Guanlin dengan sekali gerakan, Jeno memukul Guanlin tepat di rahangnya membuat Guanlin terjatuh.

Anak buah Yuta dan Guanlin yang melihat itu langsung menghampiri keduanya dan menahan Jeno sebelum Jeno bisa kembali menyerah Guanlin.

"Gue gak takut sama lu," ucap Jeno kasar, tangannya ditahan oleh dua orang berbadan kekar, meskipun bergitu, Jeno masih bisa meludah pada Guanlin yang baru saja siap berdiri. Guanlin melihat sepatunya yang terkena ludah Jeno, dengan kasar Guanlin bangkit dan memukul perut Jeno bertubi-tubi, bahkan tidak hanya perut, muka Jeno juga sudah babak-belur.

"Antar dia pulang, sebelum saya hancurkan perusahaan ayahnya," ucap Guanlin pada anak buahnya, lalu berjalan meninggalkan Jeno.

Jeno dibawa ke sebuah mobil, tapi tentu saja Jeno berontak. Lagian Jeno bawa mobil sendiri, meskipun dirinya lemas. Jeno masih berusaha untuk bisa melepaskan diri dan berjalan sendiri menuju mobilnya.

"Permisi Tuan Jeno," kata salah satu anak buah, Jeno melirik ke orang tersebut, dia menaikan sebelah alis matanya menatap heran kearah orang tersebut.

"Saya disuruh oleh nyonya Winwin untuk memberikan ini." Ucap orang itu, dengan hati-hati Jeno mengambil ponsel tersebut dan terlihat ponsel itu sedang tersambung telfon dengan seseorang.

"Halo," ucap Jeno pelan setelah meletakkan ponsel itu tepat ditelinganya.

"Jangan buat keributan dirumah gue Jen, mending lu pulang," ucap seseorang dari seberang, Jeno tau itu suara siapa, suara khas dari Renjun yang dirindukannya selama ini.

"Jun, Renjun, ini kamu?" Kata Jeno semangat, dirinya merasa senang mendengar suara Renjun, tapi tak ada balasan lagi dari sebelah.

"Selamat karna menang taruhan, selamat atas pertunangan lu, gue gak yakin bisa hadir, dan," ucap Renjun terpotong karna Jeno langsung menyela.

✔️ Just mine||•Noren🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang