•2°

5K 540 30
                                    

Pagi ini, tepat hari Senin.
Renjun sudah rapi dengan seragam sekolahnya, terlihat semakin tampan, tapi masih saja ada kesan menggemaskan dari seorang Huang Renjun.

Renjun sudah rapi dengan seragam sekolahnya, terlihat semakin tampan, tapi masih saja ada kesan menggemaskan dari seorang Huang Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sangat menggemaskan (pengen ku culik ya Allah)

"Mama," tegur Renjun pelan saat sudah sampai di lantai bawah, tepatnya dapur.

"Loh Renjun, ini masih jam 6, sekolahmu bukan 7.30 kenapa kamu udah rapi?" Tanya mama heran, Renjun hanya terkekeh sambil mengoles roti pada selainya, nah salah kan, maksudnya mengoleskan selai pada rotinya.

"Renjun takut ketinggalan bus, lagian Renjun pengen ngeliat bagaimana indahnya Korea ma," jawab Renjun santai, mama hanya menggelengkan kepala dan lanjut memasak, bisa gosong kalau dia asik ngobrol bareng sang anak.

Renjun melirik jam diponselnya 6.15, sebentar lagi baba nya akan turun, lebih baik Renjun bergegas daripada baba ngeliat dia terus baba nelfon Guan ge, kan gak siap Renjun dengan segala kecanggungan ini.

"Ma, Renjun jalan dulu ya? Katanya bus pertama bakal sampai 15 menit lagi, Renjun gak mau ketinggalan bus," kata Renjun terburu-buru, dan lari keluar rumah, tak lupa mencuri sepotong roti biar bisa dinikmatinya selama berjalan menuju halte bus.
Gak jauh sih, cuma Renjun pengen jalan santai aja, bahkan Renjun sengaja menunggu bus kedua agar bisa sampai di sekolah jam 7 nanti. Lumayan 30 menitnya buat Renjun ketemu kepsek.

Renjun asik melangkahkan kakinya, menikmati jalanan Gangnam yang begitu asri, ya Gangnam, kompleks yang isinya orang kaya, maklum, baba Renjun orang kaya. Renjun menyesal tidak ikut mamanya untuk mengunjungi tetangga saat pertama pindah, dia jadi tidak bisa menyapa dan menyapa, dia hanya tersenyum dan sedikit menundukkan kepalanya saat ada orang yang melihatnya, entah karena tau dia warga baru, atau karna dia terlihat menggemaskan.

"Huhhh, ternyata disini juga sama serunya daripada di China, tapi di China ada Chenle. Disini? Nanti gue bareng siapa, sialan," kesal Renjun yang masih asik memakan roti ditangannya.

"Lu ngomongin gue?" Tanya pria yang kini berada di belakang Renjun, Renjun sedikit terdiam lalu membalikkan badannya, pengen liat siapa yang ngajakin dia ngomong tadi.

"Hah? Gimana?" Tanya Renjun bingung saat melihat pria dengan seragam yang sama, Renjun yakin mereka satu sekolah.

"Lu ngomong sialan ke gue?" Tanya namja itu menatap Renjun dari atas sampai bawah.

"Gak," jawab Renjun santai, membalikkan badannya, dan melanjutkan perjalanannya, harinya tidak boleh hancur hanya karna berbicara dengan orang yang tidak jelas itu.

"Woii-!! Lu-!! Anak SI kan?" Teriak namja tadi, Renjun tanpa berbalik hanya memberikan jari jempolnya. Renjun kok di ganggu, ya gak suka lah dia.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.

.
.
.
.
.

.

.

✔️ Just mine||•Noren🍀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang