Nadya membuka buku pelajaran pertama, mengisi kegabutan karena waktu itu hanya terdapat beberapa orang di kelas.
Halaman terakhir bukunya ia coret-coret, menggambar dan menulis apa saja yang terlintas dalam pikiran. Ya, jelas! Itu terlalu pagi bagi Nadya belajar.
Bima tak kunjung datang, padahal sejak di jalan tadi, dia bilang 'cuma mau nunjukin proposal doang.' Nadya menghela nafas, mulutnya menguap, matanya tiba-tiba berat, tapi rasa kantuk itu mampu ia tahan sementara.
Suara petikan gitar terdengar merdu, menembus ruang kelas yang sedikit semu, orang-orang berseragam putih abu di kelas Nadya berhamburan ke luar, ada juga yang hanya mengintip di jendela atau berdiri di ambang pintu.
Aku kesal dengan jarak
Yang s'lalu memisahkan kita
Hingga aku hanya bisa
Berbincang denganmu di WhatsappSuara merdu itu tembus ke telinga Nadya, sudah tak asing lagi. Tak banyak dari siswa SMA Garuda yang memiliki suara khas, tapi Nadya masih ingat suara ini. Suara yang pernah berdamai dengan waktu, yang sempat jadi penenang saat gadis itu cemburu, namun ego sempat meruntuhkan lelaki itu sampai ia menjadi pasangan yang tak mungkin bersatu.
Nadya mengangkat tubuhnya, memaksakan diri untuk menghentikan semuanya.
"Arjun," kata Nadya saat ia berhasil ke luar kelas.
Arjun melangkahkan kakinya ke arah Nadya, seraya melanjutkan lirik asmara yang menggambarkan isi hati dan keinginan sanubari.
Dan tunggulah aku di sana
Memecahkan celengan rinduku
Berboncengan denganmu mengelilingi kota
Menikmati surya perlahan menghilang
Petikan gitar tadi masih terus terdengar, meskipun bukan dari Arjun, tapi suara lelaki itu berhasil meluluhlantakkan hati cewek di sana.
Sang gitaris adalah siswa yang mengikuti les musik, Arjun pasti memerintahkan ia untuk membantunya. Oga dan Wisnu juga hanya bisa menepuk-nepuk tangannya menyesuaikan dengan irama lagu.
Si ego itu masih juga tak tersentuh. Nadya mengerutkan dahinya tak suka, namun ia tak mau mempermalukan Arjun, apalagi di hadapan orang-orang yang nantinya akan imbas pada dirinya sendiri.
Arjun mengangkat tangan, mengajak penonton di sana untuk menyanyi bersamanya sampai akhir.
Nadya hanya bisa berpura-pura senyum, tak lupa, dia juga sedang berpura-pura tak memiliki hubungan dengan sang penyanyi.
Lagu itu berakhir, Oga melempar setangkai bunga mawar putih yang sedari tadi ia sempilkan di sabuk bagian belakang. Refleks Arjun menangkap bunga itu seraya berlutut di depan Nadya.
"Happy birthday, sayang."
Semua siswa bersorak terbawa perasaan, Nadya memegang tangkai bunga itu, kemudian mengambilnya sebagai tanda menghargai.
Dilihat Nadya, Bima sudah ada di sampingnya. Lelaki itu memasang muka masam, sangat menakutkan, karena hubungan Arjun dengan Nadya adalah sebuah rahasia besar bagi gadis itu.
"Semoga, panjang umurmu bisa dihabiskan untuk mencintaiku," ucap Arjun pelan.
Nadya merasa bimbang harus berkata dan melakukan apa.