03 - Topi

168 29 13
                                    

kata kasar

Hari Senin
11 IPS-2, sebelum Upacara

"Ada yang bawa topi lebih gak?"

Rutinitas kelas Lyodra senin pagi, pasti diawali dengan kalimat itu. Kalau biasanya yang tanya begitu akan dihiraukan saja, kali ini tidak, banyak yang merespon.

"Nih ada!"

"Selalu ada kalo buat Keisya mah."

"Pake punyaku aja, Kei. Wangi, gak bau bawang, hehe."

Oh, pantes aja. Karena itu Keisya yang bertanya.

Tapi bukannya menerima topi yang ditawarkan, Keisya justru mendekati Lyodra yang sedang santai berdiri sambil memutar-mutar topinya dengan jarinya.

"Apa? Gue udah bayar kas kok," ucap Lyodra menatap Keisya dengan waspada.

Keisya tak peduli. Ia justru mengambil topi di tangan Lyodra. "Makasih," ucapnya santai. Lalu Ia berlalu pergi begitu saja.

"Lah, itu topi gue woy!" seru Lyodra kebingungan seraya mengejar langkah Keisya. Namun dihentikannya saat teringat kesalahannya kemarin.

Lyodra jadi tidak enak hati. Sehingga dengan berat hati Ia mengikhlaskan topinya dibawa begitu saja oleh Keisya.

Ia menghela napas mencoba maklum, mungkin Keisya masih dendam gara-gara dibilang jelek dan mirip buronan. Wajar, Ia juga belum minta maaf. Tapi kalau perilaku Keisya makin menyebalkan juga malas rasanya ingin minta maaf.

"Perhatian untuk seluruhnya, dimohon untuk segera menuju lapangan!"

Suara dari speaker pemberitahuan yang menggelegar sontak membuat seisi kelas terdiam sejenak sebelum heboh berlari ke lapangan dengan topi mereka masing-masing.

Tapi, ada juga yang hanya ikutan lari tanpa membawa topi. Sam dan Ziva misalnya, bahkan kedua anak itu udah ikut baris di paling belakang.

"T-topi kita gimana??" Ziva panik, loncat-loncat sambil memegang tangan Sam yang juga panik, bahkan kaki cowok itu gemeteran.

Bukan tanpa alasan, soalnya hari ini guru piketnya Pak Rudi, pasti hukumannya banyak banget sampe seminggu ke depan.

"P-pura-pura pingsan aja gimana?" usul Sam bersiap menjatuhkan diri.

"Ga bisa, Sam. Ibu UKS-nya ga bisa dibohongin. Gimana ini?? Gue ogah nguras kamar mandi!"

Mereka berdua panik, melirik sana sini yang penuh dengan siswa bertopi yang membuat mereka semakin takut. Apalagi nampak kepala botak Pak Rudi yang sudah dekat jaraknya dengan mereka.

Mampus.

"Gue juga ga ada topi," ucap Lyodra yang tiba-tiba muncul diantara mereka dengan muka santai.

Mengetahui itu, Ziva langsung memeluk Lyodra dengan muka terharu. "Lo baik banget sih, Ly. Mau nemenin kita dihukum. Duh, my bestfriend," ucap Ziva sesenggukan. Nampak juga wajah Samuel berangsur cerah, sedikit senang.

Tapi wajah cerah itu hilang hanya dengan satu kalimat dari seseorang.

"Kak, mau pake topiku?"

Suara malu-malu itu membuat mereka menoleh. Nampak seorang gadis dengan sebuah topi di tangannya menatap Lyodra malu-malu. Anak kelas 10 sepertinya, sebab wajahnya tidak familiar.

"Mau!"

Sam dan Ziva berujar bersamaan dengan keras. Tatap mereka bertemu menandakan permusuhan, memperebutkan satu topi yang ditawarkan adik kelas baik itu.

CRUSH! Me and U | Lyodra x Keisya (ft. Miu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang