22.

513 59 2
                                    

Buat kalian yang minta ceritanya dilanjutin. Aku lanjutin nih buat kalian ( ˘ ³˘)♥

Happy Reading...

_____________

Azam melajukan mobilnya menuju rumah Naura setelah membalas pesan gadis itu. Beberapa menit dalam perjalanan, sebentar lagi Azam akan tiba dikediaman Naura. Namun tampaknya mobil Azam tidak akan tiba di rumah Naura, sebab keberadaan mobil Fathan di depan kediaman kekasihnya itu membuat Azam menghentikan mobilnya beberapa meter dari rumah Naura.

Dari dalam mobil, Azam memperhatikan Naura dan Fathan. Keduanya tampak berbincang serius. Entah apa yang tengah mereka bicarakan. Azam tak ingin mengusik, memberikan waktu untuk keduanya menyelesaikan masalah yang Azam feeling adalah masalah perasaan, karena sejak awal Azam tau jika Fathan pun mengharapkan Naura lebih dari sekedar teman.

Beberapa lama menanti akhirnya Naura turun dari mobil Fathan, meninggalkan pria itu dengan wajah kesedihan yang tampak jelas diwajahnya meski pun hanya dilihat dari kejauhan. Sepertinya ada yang tengah patah hati sekarang.

Azam turun dari mobilnya saat tak melihat Naura lagi disana. Mendekati mobil Fathan lalu mengetuk kaca mobilnya. Melihat Fathan menatapnya, Azam tersenyum sembari melambaikan tangan.

Fathan menghela nafas sejenak lalu menurunkan kaca mobil.

"Ada apa?" tanya Fathan pada Azam.

"Aku mau bicara sebentar," jawab Azam.

"Di rumahku saja," balas Fathan.

Azam mengangguk lalu berjalan menjauh dari mobil Fathan dan berjalan menuju rumah pria itu. Sedangkan Fathan membawa mobilnya masuk mengikuti Azam dari belakang.

"Kenapa?" tanya Fathan begitu keduanya sudah tiba di teras rumah dan duduk di atas kursi yang tersedia di teras itu..

"Lusa aku berangkat ke Belanda," ucap Azam langsung.

"Jadi apa hubungannya denganku?" tanya Fathan dengan kening berkerut.

"Aku titip Naura ... tolong jaga dia buat aku."

"Ck ... kamu sengaja bilang begitu agar aku nggak mendekati Naura, kan?"

Azam tertawa kecil. "Kamu bisa menganggapnya begitu."

Fathan memutar bola mata. "Aku sedang patah hati sekarang ... so, jangan perlihatkan kebahagiaanmu denganku."

Azam manggut-manggut. "Jadi bagaimana?" tanyanya kemudian.

"Oke," Fathan mengangguk, "tapi selama kamu pergi, aku nggak bisa menjamin kalau Naura nggak akan berpaling darimu."

"Kamu berniat merayunya?" tanya Azam.

"Selama ada kesempatan ... kenapa enggak."

"Brengsek!" kesal Azam.

Fathan menyeringai geli.

Azam menatap layar handphone setelah mengeluarkan bunyi. Membaca pesan yang baru saja masuk lalu menatap Fathan.

"Aku nggak bisa lama-lama ... masih ada beberapa urusan yang masih harus aku kerjakan," jelas Azam. "Ah, makasih, atas bantuanmu."

"Aku belum bantu apa-apa," jelas Fathan.

"Tapi kamu sudah bersedia ... aku berterima kasih untuk itu," balas Azam, "aku pergi dulu." Azam lantas meninggalkan Fathan setelah melihat pria itu mengangguk.

Fathan menatap kepergian Azam. Memperhatikan pria itu yang terlihat tenang seakan tak terganggu meski mengetahui Fathan menyukai kekasihnya. Azam bahkan memberikan kepercayaan untuk menjaga Naura.

PENDAMPING PILIHAN (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang