10.

3K 486 153
                                    


     "Mhhnn, Shin... "

     "Hmm, kenapa?"

     "Sakit", lirih (Name).

     "Dimana? Mau aku obati?", tanya Shin lembut, (Name) terus memegang perutnya.

     "Handuk hangat, ini sakit", pinta (Name), Shinichiro denga sigap mengambil handuk yang ia basahi dengan air hangat, perut (Name) terasa sangat sakit karena menstruasi.

     "Ini, sudah enakan?", tanya Shin sambil mengusap pelan pipi (Name), (Name) mengangguk lalu memejamkan matanya. Shinichiro merasa kasihan pada (Name), karena setiap datang bulan perut bagian bawah (Name) selalu sakit.

     "Tidak apa, itu akan segera sembuh", ucap Shin lalu mengecup kening (Name) singkat.

     "Shin, jangan kemana mana", ucap (Name), Shinichiro menggeleng kan kepalanya lalu mengusap surai (Name) sampai (Name) tertidur, setelah istrinya tertidur Shinichiro keluar dari kamar nya dan pergi menuju ruang makan.

     "Shinichiro - kun? Dimana nee - san, tumben sekali nee - san tidak terlihat dari tadi pagi", ucap Baji yang sedang mengeringkan rambutnya.

     "(Name) sedanf menstruasi, perutnya sakit lalu aku menidurkan nya", ucap Shin, Baji kaget lalu berlari menuju kamar (Name).

     "nee - san", Baji duduk dipinggiran kasur lalu mengusap tangan (Name), Baji meletakan handuknya lalu tidur disebelah (Name). Shinichiro yang ngos ngosan mengikuti Baji kaget karena tiba tiba Baji sudah tidur disamping istrinya.

     "Keisuke.. ", geram Shin, ia tak mau kalah dan ikut tidur disebelah istrinya. Langkah kaki Emma terhenti saat melihat kakak dan kakak iparnya tidur bersama, Emma masuk lalu menaiki kasur perlahan.

     "Mamaa", panggil Emma namun salah satu dari mereka tidak merespon, Emma menatap lama wajah (Name) lalu tidur di atas badan (Name).

   Mikey memanggil kakek nya lalu mengambil foto, kakek dan Mikey tertawa kecil lalu membiarkan mereka semua tertidur. Setelah kakek keluar, Mikey ikut menaiki kasur lalu tidur disebelah Shin.


   'tubuh ku, terasa ditimpa', batin Shin.



- - - - - - -



   Tanpa terasa, pagi kembali tiba. Karena keenakan tidur mereka jadi lupa waktu, kakek menyiram mereka semua menggunakan air.

     "Basah", ucap (Name), untungnya Emma tidak kena air saat itu. Emma menggambarkan handuk lalu memberinya pada (Name),

     "Aku ingin mandi", (Name) berdiri lalu berjalan menuju kamar mandi, (Name) membuka pintu kamar mandi itu. Wajahnya merona saat melihat Shin sedang mandi, disaat itu Shin tidak mengenakan apa pun.

     "Mau mandi bersama?", ajaknya, dengan cepat (Name)   menutup pintu nya. Shin membuka sedikit pintu itu dan menarik lengan (Name), wajah gadis itu bertambrakan dengan dada suaminya.

     "Ayo mandi bersama", rengek Shin, belum sempat berbicara Shin sudah lebih dulu membuka baju (Name). (Name) kaget namun dia tak bisa bergerak, Shinichiro meraih pinggang (Name) lalu mendekapnya erat.

     "Kau cantik", Shinichiro mulai menelusuri leher (Name), ia menggesekan hidung nya pada permukaan kulit leher (Name). (Name) mengerang saat Shin mengigit gemas lehernya,





- - -















     "SHINICHIRO!!!!!!"



















     "Gomen, aku tidak bisa menemani mu"


















     "TIDAAAKKK!!!!"
















- - -



   (Name) melebarkan matanya, kilas balik yang barusan ia lihat terasa benar benar nyata. Shinichiro yang sekarat karena dihajar oleh ratusan orang, (Name) langsung memeluk erat tubuh Shin. Shinichiro kaget karena tiba tiba (Name) memeluk dirinya erat,

     "Shin... ", lirih (Name), Shinichiro mengusap pelan surai (Name) yang sedikit basah.

     "Kenapa? Ada apa?" tanya Shin, (Name) menggeleng kan kepalanya pelan, hal itu membuat Shin menimbulkan rasa curiga.

     "Aku, ingin bertemu Izana", ucap (Name),

     "Kenapa tiba tiba?", tanya Shin,

     "Aku ingin berbincang sedikit tentang dia", jawab (Name) lalu menatap manik suaminya, wajah Shinichiro terlihat sangat khawatir.

     "Kutemani ya?", tanya Shin lalu mengusap pelan pipi (Name) dengan ibu jarinya.

     "Umm", (Name) mengangguk sambil tersenyum, Shinichiro mengecup singkat bibir (Name) dan melanjutkan mandinya.

   







  'aku tidak ingin Shin mati', batin (Name).













Siangnya, mereka berjalan menuju apartement dimana Izana tinggal. (Name) menarik nafas panjang lalu membunyikan bel, tak lama pintu terbuka dan menampilkan Izana yang sedang maskeran.

     "Shinichiro!!", ucap Izana sambil tersenyum lebar.

     "Lama tak jumpa, Izana", ucap Shin, (Name) melambaikan tangan nya.

     "Shin, nee - san ayo masuk", ajak Izana sopan, penampilan nya memang seperti anak nakal, namun sifatnya lebih lembut dari kain sutra.

     "Ada apa datang tiba tiba? Shin? Nee - san?", tanya Izana setelah selesai menghidangkan cemilan dan teh, Izana terlihat lebih lucu saat memakai masker.

     "Izana, umm kau adalah pemimpin geng bukan?", tanya (Name) ragu, ia mendapat informasi ini dari Baji.

     "Benar, Tenjiku", ucap Izana bangga, (Name) tersenyum lalu menatap teh yang Izana sajikan.

     "Boleh aku menemui anggota mu?", tanya (Name), Shinichiro dan Izana seketika diam membisu.

     "Kenapa, tiba tiba?", ucap Izana dengan wajah khawatir.

     "Aku butuh informasi", (Name) melihat mata Izana serius, Shinichiro mengangkat kedua bahunya lalu menggeleng.

     "Baiklah, akan aku kenalkan", ucap Izana, (Name) tersenyum senang lalu mengenggam tangan Izana.

















     "IZANAAA, BANGUNLAH!!!"

















     "IZANA BANGUN!!!!"


















     "SEMUA INI, SALAH MU KISAKI!!!!!!"




















     "Nee - san?"

     "(Name)"

  (Name) kembali tersadar, ia melihat sekeliling. Shinichiro memegang pundak (Name) dengan wajah cemas, begitu juga Izana.












    'kisaki itu, siapa?'
















tbc

sʜɪɴɪᴄʜɪʀᴏ sᴀɴᴏ  ' ʙɪᴋᴇ 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang