11.

2.9K 483 142
                                    


   Siangnya, mereka menuju markas yang Izana sebut sebut 'Tenjiku', (Name) terus mengenggam erat tangan Shinichiro. Shinichiro terus berada di dekat (Name).

     "(Name), kau sungguh sungguh?", tanya Shin, (Name) mengangguk pelan, Shinichiro mengusap pelan surai (Name), hal itu membuat (Name) sedikit tenang.

     "nee - san, kita sudah sampai", ucap Izana, (Name) agak kaget saat melihat wajah wajah mereka, mereka cukup menyeramkan namun Izana bilang mereka tidak sejahat kelihatan nya.

     "Baiklah, ini adalah nee - san ku, jika ada yang menyentuh nya maka akan kubunuh", ucap Izana, (Name) memajukan langkahnya lalu menunduk.

     "Ano, aku ingin percepat saja, apa disini ada yang bernama kisaki?", tanya (Name), lelaki dengan kacamata petak maju kedepan.

     "Aku", ucapnya, (Name) mengenggam tangan lelaki itu.


- - - - - -














     "KISAAKIIII, KENAPA KAU MEMBUNUH MEREKA!!"



















    "Kau menghalangi ku"


















   Kisaki menembak (Name), ia membunuh tiga oranf sekaligus.












- - - - - -

   Reflek (Name) menampar kuat pipi Kisaki, mereka semua menatap (Name) tidak percaya. Shinichiro langsung menahan tangan (Name), Izana kaget atas tindakan kakak iparnya.

     "Dia, orang yang membunuh Izana, dia juga membunuh Shin!!! Aku melihatnya dengan jelas", teriak (Name), semua anggota tenjuku kaget mendengarnya, Kisaki menatap (Name) kesal.

     "(Name), sudah cukup, apa yang kau lakukan, ceritakan semuanya", ucap Shin tegas, (Name) menatap Shin takut.

     "Saat kita mandi bersama--"

   Mereka semua merona mendengarnya, Shinichiro menutup mulutnya sambil merona.

     "Saat itu, kau memeluk ku, aku melihat kau mati karena tertembak, saat aku mengenggam tangan Izana, aku melihatnya mati karena tertembak, dan saat aku memegang tangan Kisaki, aku melihat dia berdiri di antara mayat kalian, dan tak lama dia membunuh ku", ucap (Name), Shinichiro memeluk (Name) erat.

     "Itu hanya mimpi mu (Name)", ucap Shin, (Name) langsung melepas pelukan nya dan menatap Shin tidak percaya.

     "Tidak, ini sungguh-sungguh, ku mohon aku tidak ingin kau mati Shin", pinta (Name), Izana menepuk pelan pundak (Name).

     "nee - san, aku akan membunuhnya untuk mu", ucap Izana, (Name) membulat kan matanya.

     "Mem, bunuh?", (Name).

     "Aku sudah berjanji bukan, jika ada yang menganggu mu maka aku akan membunuhnya", ucap Izana.

   Terdengat decihan kecil, kini Kisaki sudah memegang pistol lalu mengarahkan nya pada kepala (Name). Shinichiro yang masih mneggengam tangan (Name) mengeratkan pegangan nya, ingin dia membuang pistol itu namun masih ragu.

     "Jalang seperti mu, menghalangi ku", ucap Kisaki, satu peluru nya berhasil masuk menembus tangan kiri (Name), (Name) berteriak kesakitan, sangat sakit.

     "KISAKI, APA YANG KAU LAKUKAN?!" teriak Izana, Kisaki mengarahkan pistol nya menuju tubuh Izana, dengan cepat (Name) langsung berdiri didepan Izana. Satu peluru berhasil masuk ke bahu (Name), darah yang mengalir membahasi tubuh dan baju (Name).

     "(NAME)!!", teriak Shin, Kisaki berdecih menatap (Name) lalu mulai membidik Shin, dengan tenaga yang tersisa (Name) berlari menuju Shin dan memeluk Shin. Dan yaa, satu peluru kembali masuk menembus punggung (Name), (Name) sudah tidak sadarkan diri.

   Izana tersenyum kesal lalu menendang kuat Kisaki, Izana terus menghajar Kisaki sampai Kisaki benar benar kapok.

     "Shin, bawalah nee - san kerumah sakit, aku akan membunuh bajingan ini", ucap Izana dan menerus kan aksinya.

   Shinichiro menggendong (Name) lalu berlari membawanya kerumah sakit, para perawat disana langsung sigap menangani (Name). Shinichiro terus terusan memukul dinding rumah sakit, tak lama Emma, Mikey, Chifuyu dan Baji datang. Wajah Baji terlihat sangat pucat, Emma menangis dan wajah Mikey terlihat sangat khawatir.

   Tak lama dokter keluar, mereka semua berdiri lalu mendekati dokter itu. Dokter melepas maskernya lalu menatap wajah Shin.

     "Anda suaminya (Name)?", tanya dokter.

     "Yaa, saya suami nya", jawab Shin, dokter menghela nafas panjang lalu terduduk dilantai.

     "Istri anda, berhasil diselamatkan", ucap dokter sambil sedikit menangis, Shinichiro menutup wajahnya.

     "nee - san", lirih Baji sambil memeluk Chifuyu. Emma dan Mikey saling berpelukan.

     "(Name), syukurlah", ucap Shin, dokter tersenyum lalu menepuk pelan pundak Shin.

     "Kau memiliki istri yang baik, jaga anak ku ya", ucap dokter, Shin terpaku setelah mendengar kata 'anak ku'.

     "Aku sungguh berterima kasih", ucap Shin lalu menundukan badannya, dokter tadi hanya tersenyum lalu melambaikan tangan nya.




- - - - - -




   (Name) sudah dipindahkan ke kamar inap, (Name) masih belum sadar namun kondisinya sudah membaik. Shinichiro terus menatapi wajah (Name) yang agak pucat,

     "Aku merasa bersalah, maaf (Name)", ucap Shin, Shinichiro mengenggam tangan (Name) yang dingin karena ac. Sesekali Shin mengecup punggung tangan (Name), Shin mendekatkan wajahnya pada wajah (Name).

     "Cepat sembuh ya", bisik Shin lalu mengecup pelan bibir (Name), suster yang baru saja memasuki ruangan itu menutup mulutnya karena terkejut.

   (Name) perlahan membuka matanya, (Name) melihat Shin yang sedang menutup matanya. Selang beberapa detik, (Name) baru sadar saat Shin sedang mencium nya, ditambah lagi ada suster disana.

     "Mmmhh!!", (Name) mendorong tubuh Shin, karena malu (Name) menutup wajahnya menggunakan bantal.

     "Sa - saya membawa obat untuk (Name) - san", ucap suster lalu meletakan obat itu diatas nakas, (Name) mengangguk pelan. Setelah suster keluar, Shin langsung memeluk (Name) erat.

     "Hiks, kau jahatt", ucap Shin, (Name) membalas pelukan Shin sambil mengusap pelan surai Shin.

     "Izana, masih hidup kan? Apa dia baik baik saja?", tanya (Name), Shin menganggukan kepalanya lalu mencium kening (Name).

     "Dia aman, untuk sekarang pulihkan dulu diri mu, ya?", ucap Shin, (Name) mengangguk lalu tersenyum.

      "Dimana Keisuke?", tanya (Name), Shin membuka ponselnya lalu menunjukan chatting dirinya dan Baji.

     "Uwaa, bayi kecil ku khawatir ternyata", ucap (Name) sambil terkekeh, Shinichiro menyimpan hp nya dan menidurkan kepalanya di dada (Name).

     "Bagaimana dengan bayi besar mu?", ucap Shin, (Name) tertawa kecil lalu mengusap pelan surai Shin.

     "Aku mencintaimu", ucap Shin.

     "Aku lebih lebih mencintai mu", balas (Name).




   KREETTT






     "nee - san?!", ucap Baji yang masih mengatur nafasnya.

     "Keisuke?"










tbc

sʜɪɴɪᴄʜɪʀᴏ sᴀɴᴏ  ' ʙɪᴋᴇ 'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang