“Hahh, kenapa harus mogok, mana tengah malam lagi”, seorang gadis berjalan sambil membawa motornya, gadis ini baru selesai bekerja di restoran cepat saji.
“Aku harap Kei tidak marah, lagian yang harus marah itu aku”, gadis itu sibuk mendumel dumel disepanjang jalan.
“Apa tidak ada bengkel disekitar sini?”
“Oi oi, ada gadis”
“Cantik lagi”
“Samperin yuk”
Gadis itu terus berjalan mencari bengkel motor, ia berbinar saat melihat tiga orang mendatangi dirinya. Namun binaran itu hilang saat mereka langsung memegang tubuhnya, gadis itu meronta, namun tetap saja tidak dilepaskan, gadis itu ketakutan lalu menutup matanya.
“Mari, bermain seben---“
“Kau tak apa?”, gadis itu membuka matanya perlahan, ia merasa lega saat sudah tak dipegang orang tadi.
“Arigato”
“Bersabarlah”, lelaki itu menghajar kedua orang dengan sangat cepat, (Name) berbinar.
“E-eeh sudah?”
“Sudah selesai, kenapa kau disini? Ini sudah larut”, ucapnya sambil menghisap rokok miliknya.
“Mo-motorku mogok, aku kesulitan mencari bengkel”, gadis itu menunduk.
“Didepan ada bengkel, mau kuantar?”, tanya nya.
“Aku akan sangat berterima kasih”, ia tersenyum.
“Baikah, motornya biar aku yang bawa”, ucapnya.
Mereka berjalan sampai kedalam bengkel dengan keadaan canggung, lelaki itu langsung membawa motor (Name) dan langsung memperbaikinya. (Name) duduk dipinggiran dinding, ia membuka hp nya lalu menelfon seseorang.
“Kei, aku—“
“Kau kemana hah?! Ini sudah larut!!”, teriaknya lewat telpon.
“Aku tau adik sialan, motor yang kau bangga banggakan itu mogok kau tau dan aku hampir diperkosa om om!!”, balas si gadis.
“Ooh, dimana nee – san sekarang?”, tanya nya.
“Bengkel S S”
“Tunggu aku disana”
Gadis itu menghela nafas lalu kembali memperhatikan lelaki itu,
“Ooh, kenapa kau memperbaiki motor itu?!”, kaget si gadis.
“Ini bengkel ku”, ucapnya.
“O-ooh, maafkan aku”
“Motor ini, aku mengenalnya”, ucap lelaki itu.
“A-aah itu milik adik ku”
“Keisuke, ini motornya bukan?”, ucapnya.
“Ba-bagaimana kau bisa tau?”, ucap si gadis kaget.
“Aku yang memberi stiker ini”, ucapnya sambil tersenyum.
“Begitu ya”
“Nee – san, kau tak apa?”, Keisuke Baji, adik dari (Name) Baji.
“Tidak apa apa mata mu, aku kesusahan”, (Name) mempoutkan bibirnya.
“Yo Keisuke”, sapa lelaki itu.
“Shinichiro, osu”, ucap Baji lalu membungkuk hormat.
“Shinichiro, aah ternyata kau yang selama ini Kei bicarakan”, (Name).
“Nee – san”, Baji.
“Kau dan kakak mu dekat ya, Keisuke”, ucap Shinichiro.
“Tidak”
“Motornya sudah aku perbaiki, lain kali panaskan dulu sebelum digunakan”, ucap Shinichiro, perlaha ia berdiri lalu mengusap surai (Name).
“Arigato, Shinichiro”, (Name) tersenyum.
“Tidak apa, Keisuke jangan ngebut”, ucap Shinichiro.
“Amaan”, Baji membawa motornya, (Name) memeluk Baji dari belakang. Setelah sampai ke rumahnya, (Name) meletakan tas nya lalu mengganti baju. (Name) membuat sushi dari daging salmon yang ia beli sebelum motornya mogok.
“Nee –san, kenapa kau bisa bertemu Shinichiro?”, tanya Baji sambil memakan anggur yang terletak diatas meja.
“Dia yang menemukan ku”, (Name) meletakan piring berisi sushi diatas meja.
“Lupakan”, Baji mempoutkan bibirnya.
“Dia ahli ya, dia bisa memperbaiki motor ky dengan cepat”, (Name).
“Dia orang yang hebat”, Baji.
“Kei, makan”, (Name) langsung memasukan satu sushi kedalam mulut Baji, Baji menurut lalu menguyah sushi itu.
“Nee – san, aku mau yakisoba bread besok”, ucap Baji.
“Siap, biar aku antar saja, besok aku juga dapat bonus dari bank”, (Name).
“Arigato, nee – san”, Baji tersenyum, (Name) membalas senyumannya. Mereka berdua memiliki tekstur rambut yang sama, jangan lupa juga taring mereka.
- - - -
“Aku pergi, nee – san”, Baji.
“Hati hati, Kei”, (Name).
Sekitar 15 menit setelah Baji pergi, (Name) memakai baju kaos bewarna putih dengan celana pendek. (Name) mengunci pintunya lalu berjalan keluar, tujuan (Name) kini adalah toko roti.
KRING KRING
“Selamat datang”
“Arigato, etto aku mau yakisoba bread lalu dua taiyaki”, (Name).
“Siap”
Sembari menunggu, (Name) melihat lihat beberapa jejer roti. Aroma mereka sangat menggugah selera,
“Ini pesanan anda”
“Waah, arigato”
“Silahkan datang lagi”, ucap pelayan itu sambil berteriak.
(Name) melangkah keluar, ia berjalan menuju sekolah Baji dengan berjalan kaki. (Name) menatap jalan dengan seksama, ia selalu berfikir,
‘udah diinjek tapi kenapa ga marah ya’
“(Name)? kakak nya Keisuke?”
“Hadir pak!!”, ucap (Name) reflek.
“Pak apanya, ini aku Shin”
“A-aah, Shinichiro yaa”
‘oi oi, ini kenapa jantung ku kenceng?!’
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
sʜɪɴɪᴄʜɪʀᴏ sᴀɴᴏ ' ʙɪᴋᴇ '
Fanfic"Mungkin aku bersyukur saat motor ku mogok kemaren" ༶•┈┈⛧┈♛ 𝓔𝓷𝓭 ♛┈⛧┈┈•༶ 15+ mungkin ooc