|Rey| DUA

8 12 0
                                    

𝚂𝙴𝙻𝙰𝙼𝙰𝚃 𝙼𝙴𝙼𝙱𝙰𝙲𝙰🤗

Tringg... Tringgg....

Bel pertanda istirahat pertama berbunyi, seluruh murid dari kelas 1 sampai kelas 6 keluar dari kelas masing-masing.

Jam istirahat seperti ini adalah waktu yang digunakan untuk makan siang, tapi sebagian juga ada yang menggunakan jam istirahat untuk ke perpusatakaan.

Amalia berjalan sendiri menuju kantin hendak mengisi perutnya yang berbunyi dari tadi meminta asupan. Jika kalian tanyakan Amalia tadi pagi makan atau tidak? Tentu jawaban iya. Amalia selalu sarapan sebelum berangkat sekolah, tapi makanan yang ia makan tidak cukup karna dirinya harus berbagi dengan yang lainnya. Ia tidak ingin egois, pasti teman-temannya yang lain juga merasa lapar seperti dirinya. Dan untungnya ibu Indah pengasuh yang baik hati itu selalu memberi mereka uang jajan walaupun hanya cukup untuk makan siang.

Dukk

"Aww!" Seseorang dengan sengaja menyenggol bahu Amalia dengan kencang membuat bahu Amalia sedikit berdenyut sakit.

"Aww sorry, gue gak sengaja."

"Iya gak papa." Sahut Amalia terpaksa.

"Eh Tari, lo kasihan gak sih lihat orang setiap hari jalan sendiri ke kantin?" Sindir gadis yang menyenggol bahu Amalia tadi. "Itu kurang kerjaan atau gak ada teman hahaha." Ejek salah satu teman gadis itu.

Tari hanya diam tidak menanggapi ucapan gadis itu.

Gadis yang dipanggil Tari itu adalah Mentari teman sekamar Amalia di panti.

"Ck, diam terus lo Tar. Kayak orang bisu."

Sedari tadi Amalia menahan diri untuk tidak terpancing dengan setiap ucapan gadis di depannya ini. Ck menyebalkan sekali pikirnya.

"Kalau gak ada urusan yang penting, aku permisi dulu." Pamit Amalia hendak melangkah pergi. Tapi tiba-tiba...

Brukk

Amalia jatuh dengan tidak etisnya, lututnya menghantam lantai koridor begitu keras. Siapa orang yang beraninya menghalangi kaki Amalia.

"Yah, jatuh hahaha." Terdengar tawa mengejek dari gadis tadi.

Amalia menunduk merasakan perih di lututnya. Sialan, gadis ini benar-benar menguji kesabarannya.

Amalia berdiri membersihkan kedua lututnya yang kotor. Amalia tersenyum manis di depan gadis tadi. Dan adegan selanjutnya...

Brukk

Amalia mendorong kencang kedua bahu gadis itu membuat pantatnya menghantam lantai begitu keras.

"Oops, sekarang impas." Ucap Amalia dan berlalu pergi meninggalkan ketiga gadis yang melongo menatap kepergian Amalia.

"AMALIA! AWASSS LO!!!" Teriaknya marah.

"Riska lo gak papa?"

"Gak papa gak papa, bantuin gue!"

"Siap! 1.2..3!"

Desired LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang