Ini adalah hari berikutnya setelah kontrakku dengan Fuwa selesai. Fuwa mengundang ku ke rumahnya segera setelah sekolah berakhir. Rumahnya terletak strategis di sepanjang Jalur Keio. Ini adalah rumah yang tampak bagus, tetapi tidak sesuai dengan gambaran di pikiran ku tentang rumah besar orang kaya. Mungkin saja mereka menggunakan uang mereka untuk hal-hal lain.
"Maaf mengganggu..."
Aku mengikuti Fuwa menaiki tangga ke lantai dua rumahnya. Langkah demi langkah, kami menaiki tangga dan tiba di depan sebuah ruangan. Ooh, itu kamar tidur Fuwa.
"Umm, apakah aku menggangu keluargamu?"
"Jangan pedulikan itu, toh mereka selalu pulang terlambat"Itu, itu benar-benar sesuatu yang perlu dikhawatirkan, setidaknya bagi ku.
Aku melihat lagi ke sekeliling kamar Fuwa. Tempat tidur, karpet yang tampak lembut, laci lucu untuk pakaian kasualnya. Juga di dinding ada seragam dan tasnya. Ada juga TV LED di dalam kamarnya dan di mejanya ada laptop.
Dibandingkan dengan kamar orang biasa, setidaknya kamarku, kamar ini memang mewah, tapi entah kenapa rasanya agak kurang untuk orang kaya yang bodoh seperti Fuwa. Mungkin juga semua yang ada di ruangan ini sangat mahal, misalnya, laptop itu mungkin berharga beberapa juta yen.
"Silakan duduk dengan patuh di tempat tidur di sana."
"Mengapa kamu secara khusus meminta ku untuk duduk di sana."
"Ini tidak seperti ada makna yang lebih dalam."Fuwa pergi sebentar meninggalkan kamarnya, membawa kembali dua gelas teh dingin di atas nampan. Entah bagaimana, diperlakukan seperti tamu yang pantas oleh Fuwa membuatku terkejut. Juga, aku memilih untuk duduk di karpet daripada di tempat tidur.
Bagaimanapun, karena kami berdua datang ke sini langsung setelah pulang sekolah, kita masih mengenakan seragam sekolah. Dua gadis mengenakan seragam sekolah mengobrol di dalam kamar tidur satu sama lain. Yup, tidak ada yang aneh dengan adegan ini.
"Kalau begitu, mulai hari ini dan seterusnya, Marika milikku"
"Aneh!"
"Apa?"
"Tidak, tidak ada...."Sekali lagi, aku mengenang sensasi memeluk tas kesayangan ku. Ya, yang harganya 30.000 yen, tas 2-WAY warna tiramisu yang aku inginkan. Hanya dengan membayangkannya, aku merasa bisa melakukan ini.
"...Aku tidak mengerti, tapi aku sudah membelikanmu tas itu sebagai uang muka. Kamu akan membiarkanku melakukan apa yang aku mau selama 100 hari ke depan, kan?"
"Aku mengerti ... aku tidak akan kabur sekarang"Marika di dalam dirinya telah berubah menjadi harimau yang hebat. Harimau itu sekarang memamerkan taringnya, semangat juangnya yang besar dilepaskan. Dengan ini, bahkan Fuwa tidak bisa mengalahkanku.
"Itu respon yang bagus. Kalau begitu, mari kita mulai"
Tanpa ragu, Fuwa duduk tepat di sampingku. Aku bisa merasakan sensasi pahanya di pahaku. Agak dingin, dengan sensasi lembut. Untuk sesaat, aku bisa merasakan harimau di dalam diriku menyusut. Untuk detik itu rasanya seperti berubah menjadi kucing yang jinak.
"Umm, permisi. Aku hanya ingin memberi tahu mu bahwa aku masih perawan, jadi tolong bersikap lembut."
Fuwa mengerutkan alisnya sambil menatapku intens.
"Marika, begitukah pendapatmu tentangku? Baik itu lawan jenis atau sesama jenis, kita semua adalah sesama manusia di sini. Aku tidak akan memaksamu untuk melakukan apa pun. Kurasa pernyataanmu barusan cukup kasar."
"Oke, aku mengerti maksudmu, tapi agak meresahkan mendengar hal seperti itu dari seseorang yang membeli diriku seharga satu juta yen."
"Aku punya waktu seratus hari untuk membuatmu jatuh cinta, aku tidak akan melakukan hal seperti itu di hari pertama. Aku adalah tipe orang yang menikmati prosesnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[GL] Arioto "Volume 1"
Teen Fiction"Cewek pacaran dengan cewek? Itu tidak mungkin!.... Mustahil! Seorang gadis SMA populer, Sakakibara Marika, suatu hari dia mendapatkan tawaran satu juta dari teman sekelasnya yang cantik, Fuwa Aya. "Sakakibara-san, Selama 100 hari aku akan memberimu...