0.1

3.6K 355 66
                                    

Mendengar kabar pernikahan, entah sudah berapa banyak undangan pernikahan yang aku dapatkan selama satu bulan belakangan ini. Entah itu dari kolega, teman satu angkatan ataupun sanak saudara. Dan bagaimana mana bisa kabar pernikahan mereka cukup menjadi tekanan bagiku. Bukan karena tak ada pasangan yang mendampingi untuk ke acara yang bersangkutan. Namun, semua dikarenakan pertanyaan-pertanyaan yang didapat setelah surat undangan ini tiba.

"Jae, kapan kamu akan menyusul sepupumu?"

"Itu Lucas sudah nikah, lantas kapan menyusul? Ngga kasian sama mama mu yang sudah ngebet ingin segera memiliki cucu"

"Iya loh, mama pingin cepet-cepet gendong cucu biar bisa dipamerin ketemen arisan mama. Masa mama terus ditanyain sama temen-temen mama kapan punya cucunya"

"Tuh dengerin mama mu loh Jae"

Dan masih banyak lagi pertanyaan lainnya yang hanya menambah sakit kepala ini. CUKUP! HENTIKAN! Ini membuatku muak! Habis sudah kesabaran ini mendengar pertanyaan kapan menikah? Kapan memberikan mama cucu? Kapan membawa kekasihku menemui keluarga besar. Cukup, ini sudah membuatku habis kesabaran dan jengkel.

Memang apa salahnya tidak memiliki pacar diusia yang sudah menginjak 25tahun ini? Memang ada keharusan diusia itu memiliki kekasih, tidak kan? Mengapa semuanya serba diterburu-burukan? Tidak ada yang akan pergi kemana-mana. Masalah jodoh juga siapa yang tahu, bukan? Lantas mengapa harus dipertanyakan terus. Siapa yang tahu jika jodoh yang kumiliki belum lahir atau bahkan sudah lama mati. Tak ada yang tahu bagaimana takdir hidup ini berjalan.

Biarkan semuanya berjalan dengan semestinya saja. Mengikuti arus yang ada, tak perlu merasa diburu-burukan. Setiap orang memiliki waktu yang berbeda-beda. Jika ada yang menikah diusianya yang lebih awal atau ada yang memiliki anak di usia yang masih muda. Ya mungkin saja itu memang waktunya mereka untuk menjalankan atau memilikinya. Tidak semua bisa disama ratakan.

Berapa kali pun aku berkata demikian, tak ada yang benar-benar menanggapinya atau mengerti. Semua hanya ingin mendengar jawaban kapan aku segara memperkenalkan kekasihku dan segera meminangnya.

KEKASIH SAJA AKU TIDAK MEMILIKINYA. BAGAIMANA MUNGKIN AKU BISA MEMINANGNYA?!!!

Kenapa tidak ada yang paham dengan hal ini? Dan malah membawakan banyak calon candidat kekasih untukku pilih. Ini bukan menyelesaikan masalah hanya menambah masalah lainnya.

"Jae, mau berapa banyak lagi soju yang ingin kau minum" keluh Mingyu yang berusaha menghalangiku untuk kembali mengambil gelas soju ini.

Ya, untuk pria lajang dan kesepian ini. Meminum alkohol adalah jalan pintasnya untuk melarikan diri dari rasa penat dan beban berat yang ada dipundak ini.

"Kali ini apa lagi?" Keluh Mingyu yang dapat kusadari pandangan malasnya. Ya, sudah kupastikan Mingyu kini setengah mati menahan kesal karena ulahku, hal itu dikarenakan ia harus batal berkencan dengan senior favoritenya yang berada ditempat kerja. Kalau tidak salah namanya Jeon Wonwoo, senior judes nan galak yang membuat Mingyu si playboy jadi kelimpungan.

"Gara-gara undangan pernikahan dari Johnny hyung dan kabar pernikahan Lucas waktu ini, seisi rumah terus saja menyerangku dengan pertanyaan kapan menikah? Kapan membawa kekasihku untuk dikenalkan kepada mereka.

HEYY SIALAN! KALIAN TENGAH MENGEJEK KU ATAU BAGAIMANA HAH!?!AKU INI TAK MEMILIKI KEKASIH LANTAS BAGAIMANA BISA AKU MEMBAWANYA KERUMAH DAN MEMINANGNYA. RASANYA SUNGGUH MEMUAKAN.

JIKA KALIAN INGIN MENIKAH, YA MENIKAH SAJA SANA TAK USAH PAKAI ACARA MENGUNDANGKU DAN SIALANNYA UNDANGAN ITU DIKIRIM KE ALAMAT LAMAKU. JADI SEMAKIN MENJADI BULAN-BULANAN SEISI RUMAH SAJA, BANGSAT!!" Keluhku yang tak dapat menahan gejolak amarah dalam benak ini. Pandangan menuntut serta memohon dari orang seisi rumah sejenak terlintas dalam benak ini. Hal itu sontak saja membuat naik darah saja.

[✔️] Apricot Jam| JaerenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang