"-Koko-san, gomenasai nee?"
▄︻̷̿┻̿═━一
TERDIAM sesaat, terpaku dan membeku ditempat. Pikiran serasa kosong dan jarum jam serasa terhenti. Kokonoi Hajime, mulai melepaskan pistol yang digenggam oleh tangan kirinya perlahan.
Hangat dan Nyaman, sebuah pelukan erat dari seorang gadis yang hampir ia bunuh seper sekian detik yang lalu.
Lelaki bersurai hitam yang awalnya ragu-ragu tersebut, mulai mendekatkan kedua tangannya ke punggung sang gadis, berusaha merengkuh dan membalas pelukannya juga.
"Yosano-san" Ujarnya lirih.
"Gomenasai" Ujar [name] sambil mengangkat kepalanya dan menatap netra pekat lelaki yang ia peluk dan sedang memeluknya.
Kedua netra yang ditatap mengerling, dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Gadis Yosano tersenyum tipis, sepertinya ia berhasil meredakan amarah seorang Hajime Kokonoi.
"PRANG"
Ran meletakkan gelas winenya dengan keras di meja, membuat suara dentingan yang mengagetkan kedua insan yang sedang berpeluk ria.
"Ah, i'm so jealous rn" Ujar Rin sambil mendecih kesal.
Gadis Yosano yang sadar sepertinya sedang diperingatkan tersebut, segera melepas pelukannya dan memberi sedikit jarak terhadap lelaki dihadapannya yang terlihat sedikit kecewa (?) karena terlepasnya pelukan.
"Koko-san" Ujar [name] memulai membuka suara.
Lelaki yang merasa terpanggil memberikan atensinya kepada sang gadis.
"Give me ur explanation, Yosano-san, i hope you never make me disappointed bout ur reason" Ujar lelaki itu sambil duduk disofa. Terlihat ia sedang menghela nafasnya perlahan.
Gadis Yosano terlonjak senang dalam hati namun tentunya ia hanya berdeham singkat untuk menutupi seberapa besar rasa senangnya karena tidak jadi mati hari ini.
▄︻̷̿┻̿═━一
Angin senja berhembus perlahan, sekarang Yosano [name] paham mengapa mereka memilih membangun mansion ini didekat lautan luas.
Karena keindahan sunset memang tak bisa digantikan dengan apapun.
Apalagi dengan alunan merdu gemersik dedaunan dari pohon yang rindang di luar sana.
Ia pun mulai bertanya dalam hati, apakah dirinya benar-benar diculik selama hampir seminggu ini?
Diberikan kamar dengan balkon yang bagus, makanan serta fasilitas lengkap yang gratis. Ditambah setiap sore ia bisa melihat keindahan ini dengan santainya.
Dan besok, dia diperbolehkan pulang kerumahnya, di Indonesia.
Bukankah, ini liburan yang menarik? Walaupun mungkin sebenarnya tidak gratis, apabila menonton adegan pembunuhan secara langsung dan mengobati pasien adalah caranya membayar.
Ok, coret saja bagian mengobati pasiennya, karena Yosano menggangapnya sebagai kewajiban bukan pekerjaan.
"Yosano-san"
Sebuah suara mengagetkan gadis Yosano yang sedang melamun sambil bersandar dibalkon.
"E-eh, yes, Akashi-san?" Gadis Yosano tersebut segera menoleh kearah sang adam yang ternyata telah memasuki kamarnya dan kini ikut bersandar dibalkon tepat disebelahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
24/7 In The Devil Residents
Fanfiction[Bonten's members x name] Bagaimana jadinya apabila liburan Yosano [name] jadi kacau gara-gara jadi korban salah tangkap oleh anggota Bonten/? WARN! Very different with the original version and u can find many oocs and typos. But, i hope u can enjoy...