"[name], jelaskan, apa ini?"
▄︻̷̿┻̿═━一
MALAM hari di kota Bogor, Indonesia. Saat ini sedang hampir musim hujan, sehingga angin sejuk sering berhembus dan terasa menyegarkan.
Begitu pula dengan suasana di keluarga Yosano, walau angin yang masuk dari arah balkon yang terbuka sesekali menerbangkan lembaran-lembaran koran yang tertumpuk, tapi tak bisa mendinginkan suasana yang sedang panas-panasnya saat ini.
Sudah hampir satu jam sejak kedatangan ayahnya dari bekerja, hingga saat ini ceramah, nasehat, dan kata-kata yang penuh kekhawatiran ditumpahkan oleh ketiga anggota keluarga yang sangat ia rindukan kemarin-kemarin.
Sementara itu, mungkin saat ini, gadis Yosano hanya bisa duduk diam sambil mendengarkan dengan hikmat dan sesekali menjawab 'ya', 'baik', atau 'maaf'.
Dan seperti kesepaktan kemarin, kalausaja ada yang menanyakan apa yang dilakukan [name] selama seminggu menghilang di Jepang, maka ia harus menjawab kalau dia memang sedang diculik, tapi tak ingat sekalipun apa yang terjadi. Itu adalah jawaban yang terbaik.
Karena mau bagaimana lagi, raut kekhawatiran dan tangisan ibunya membuat gadis bersurai hitam itu sangat bersyukur bisa merasakan kehadiran mereka lagi, [name] juga tak mau keluarganya sampai-sampai harus menyelidiki Bonten, dan pada akhirnya mati dengan sia-sia saja.
Setidaknya walau saat ini susasananya sedang tidak baik, tapi tidak ada pistol yang diacungkan ke kepalanya maupun katana yang ditodongkan ke lehernya kan/?
Ini adalah suatu anugrah.
Setelah beberapa saat berlalu, terdengar suara bel berbunyi dan sang ibu bergegas beranjak dari ruang keluarga untuk segera menemui seseorang yang mengetuk pintu.
Tak lama kemudian, wanita paruh baya tersebut kembali dan menenteng banyak sekali plastik berisikan makanan yang aromanya sungguh mengguggah selera.
"[name], ayo kita makan dulu"
"Benar, kau terlihat semakin kurus, apa para penculik itu tak pernah memberimu makan?"
"I-iya, begitulah, hahaha" Tawa kecil sengaja disisipkan oleh gadis Yosano, berusaha mencairkan suasana sedikit demi sedikit.
"Nih, makan yang banyak biar makin cantik gampang dapet pacar" Ujar kakaknya sambil memberikan banyak makanan kepada [name].
"Dih, yang ada aku tambah gendut nanti ga ada yang mau sama aku, mending kakak aja, biar gendut, buat menguji kesetiaan calon kakak ipar ku" Ujar [name] tak mau kalah dan ikut memberikan banyak makanan juga.
"Sudah-sudah, kalian itu ya udah besar masih aja ngga ada bedanya" Ujar ayah [name].
"Kak Ayato yang duluan loh, yah"
"Dih, kan aku niatnya baik, yah"
"Pokoknya salah kakak sih"
▄︻̷̿┻̿═━一
Keeseokan harinya, Yosano Ayato, selaku anggota kepolisian yang telah mengerahkan banyak hal untuk mencari adiknya yang hilang, tentunya perlu memberi tau kabar gembira itu kepada anggota timnya yang telah lelah mencari selama ini.
Walau harus menyeret [name] yang ngebo dikasur, yah dia tau kalau misal adiknya mungkin kelelahan, tapi pemberian informasi tak boleh ditunda.
Gadis bersurai hitam itupun, akhirnya pasrah dan ngikut aja walau bibirnya maju karena kesal, waktu ngedate berharganay dengan bed-kun tercinta sudah sirna.

KAMU SEDANG MEMBACA
24/7 In The Devil Residents
Fiksi Penggemar[Bonten's members x name] Bagaimana jadinya apabila liburan Yosano [name] jadi kacau gara-gara jadi korban salah tangkap oleh anggota Bonten/? WARN! Very different with the original version and u can find many oocs and typos. But, i hope u can enjoy...