Pantas saja hari ini Una tidur nyenyak sekali, bahkan sekarang sudah malam hari, baru ia bangun dari tidurnya. Tamu bulanan sudah mendatangi Una, apalagi kalau bukan darah kotor itu. Namun, sialnya kali ini Una tidak mempunyai stok pembalut satupun. Dengan sangat mager dan terpaksa ia harus membeli pembalut ke minimarket yang ada tidak jauh dari rumahnya. Una segera memakai hoodie dan hotpansnya dan menuju ke minimarket.
Saat membuka pintu rumah, Una tidak sengaja menendang kotak yang ada di depan pintunya.
"Aw. Apaan nih?" kemudian Una mengangkat kotak itu. Tidak ada notes, ataupun label ekspedisi pengiriman. Una bingung dengan kotak itu, namun karena kepentingannya sekarang lebih mendesak, ia meletakkan kotak itu di meja makan rumahnya, kemudian pergi ke minimarket. Ia pergi hanya jalan kaki karena jarak rumahnya ke minimarket tidak terlalu jauh.
Tak perlu waktu lama, Una langsung mengambil pembalut yang biasa ia beli, ia juga membeli beberapa cemilan untuk menemaninya menonton drama kesayangannya. Saat ia menuju kasir, ia tiba-tiba ada seorang yang menabraknya.
Semua barang-barang una jatuh berserakan, juga bawaan lelaki itu. Bagaimana tidak menabrak, lelaki itu membawa 3 kardus mie sedap di tangannya sekaligus, sehingga menutupi jalannya. Ia bahkan tidak bisa melihat bahwa ada Una disana.
"Lo bisa gak sih jalan tu pake mata? Berantakan tuh jadinya!" kesal Una, maklumlah gadis yagn sedang PMS bawaannya marah mulu.
"Gak bisa lah. Gue jalan pake kaki goblok!" kemudian laki-laki itu membereskan beberapa mie yang jatuh dari kardusnya.
"Lo yang goblok!" ketus Una, kemudian juga mengumpulkan belanjaannya.
Setelah belanjaan Una beres, ia segera menuju kasir untuk membayarnya. Lelaki tadi juga membayar belanjaannya di kasir sebelah Una.
"Udah salah gak minta maaf lagi! Emang orang zaman sekarang tuh gak punya sopan santun ya, Mba." Omel Una kepada kasir, menyindir lelaki disebelahnya.
Namun Arka diam saja, ia malas meladeni gadis cerewet di sebelahnya. Ya, cowok itu adalah Arkatama Valentino.
Setelah membayar, Una keluar minimarket, lalu jalan menuju rumahnya. Hampir bersamaan, Arka juga keluar dari minimarket dengan membawa 3 kardus Mie sedap goreng di tangannya. Ia juga berjalan menuju rumahnya.
Una merasa ada yang mengikutinya, ia menambah kecepatan jalannya. Dengan sengaja orang dibelakang Una juga mempecepat jalannya.
"WOI!!" panggil Arka. Benar sekali, Arkalah yang berjalan di belakang Una.Una terkejut mendengar suara itu, kemudian menoleh kebelakang. Ia melihat tumpukan kardus Mie Sedap yang sedang berjalan, dengan kepala yang sedikit menoleh.
"Apaan lo! Ngapain lo ngikutin gue?" Kata Una yang sudah berhenti berjalan.
"Idih Geer banget lo! Lo kira gue penguntit?" kesal Arka.
"Bisa jadilah, tampang lo kayak Jablay!"
"Enak aja, lo lagi PMS ya?" selidik Arka.
"Kalau iya kenapa? MASALAH BUATA LO?" Una sudah benar-benar kesal dengan cowok gak jelas yang ada didepannya ini.
Arka melangkah ke depan hingga ia dan Una hanya dibatasi dengan kardus yang sedang dipegangnya. Kemudian ia mendekati telinga Una dan berbisik "Lo tembus! Banyak banget lagi."
Jangan tanya seberapa kaget Una saat ini, rasanya ia sangat ingin lenyap dari dunia ini sekarang juga.
"Sialan!" Umpat Una, kemudian ia berlari sangat cepat menuju rumahnya. Sungguh ia malu besar. Bisa-bisanya ia tembus didepan cowok.
Arka terkekeh saat melihat wajah Una memerah seperti kepiting rebus, kemudian lari karena malu.
Arka melanjutkan langkahnya ke rumahnya dengan 3 kardus mie instan itu.
Di sisi lain, seorang gadis mengumpat karna malu. "Untung gak kenal, Untung gak kenal. Semoga gak ketemu dia lagi di dunia manapun." Harap Una
⁂⁂⁂
Setelah beres-beres Una menuruni tangga rumahnya hendak pergi sekolah.
"Udah mau berangkat, Na?" ucap seorang wanita yang sedang mengoles selai ke atas roti. Orangtua Una memang semalam pulang ke rumah, mungkin saja sewaktu Una sudah terlelap tidur. Sudah biasa begitu, bahkan tidak jarang juga orangtuanya tidak pulang selama berminggu-minggu karena urusan bisnis.
"Iya ma. Aku berangkat ya ma." Jawab Una lembut, kemudian menghampiri mamanya ke meja makan.
"Eh ini brownis punya siapa, Na? Enak banget loh, kamu yang beli?" tanya Alen, mama Una.
"Hah? Brownis? Perasaan aku gak pernah beli brownis." Heran Una.
"Tadi malam mama nemu di meja makan, mama kira punya kamu, yaudah mama makan aja. Masih ada kok sisanya, mama cuma makan sedikit doang. Tuh masih di kotaknya, mama taro di kulkas."
Una penasaran dengan brownis yang dimaksud mamanya, kemudian memeriksa kulkasnya. Ia menemukan kotak yang kemari nada di depan pintu rumahnya. "Kotak yang ini ma?" tanya Una.
"Iya, nak. Bukan punyamu ya? Kok ada di sini?"
"Gak tau ma, kemarin ada di depan pintu. Udahlah ma, biarin aja. Aku mau berangkat dulu ya, ma. Takut telat!" Una pamit kemudian membawa motornya menuju sekolah.
⁂⁂⁂
Holaaaa!!
Gimana nih? Minta kritik sarannya dong! Hehehe.
semoga tetap Stay sama ARKALUNA ya!
Mohon vote dan comment nya ya, biar aku makin semangat!
Diusahakan aku konsisten update terus.
SAYONARA!🤞🤞🤞
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKALUNA (ON GOING)
Teen FictionMasa SMA memang benar-benar menjadi masa yang indah, lengkap, berkesan dan membekas dalam hati kita, begitu juga dengan Kisah Arka dan Aluna yang sangat menggemaskan juga mengharukan. Yuk jadi saksi kisah mereka berdua! Let's Go!!