HOLA HOLA GAES!!
MARI KITA MEMBACA!!
.
.
EEITTSS.. JANGAN LUPA KLIK BINTANGNYA DULU!!
.
*******
HAHAHAHAHAHA...
HAHAHAHAHAHA..
Kanaya tertawa terbahak-bahak tidak berhenti sampai sekarang. Perutnya sampai sakit karna kebanyakan ketawa. Bahkan bakso di depannya tidak sanggup ia makan karena tertawa.
"Udah ih, jangan ketawa terus." Sebal Una lalu mencomot bakso yang ada di meja.
"Habisnya lucu banget sih Na, sumpah gue gak bisa berhenti ketawa." Jawab Kanaya sambil berusaha menahan tawanya.
"Gini nih kalo gue ceritain, udah tau gue lo bakal ngejekin gue." Una cemberut karna sahabatnya itu tidak berhenti ketawa setelah ia menceritakan pertemuannya dengan Arka.
"Gimana gue gak ketawa Na, lucu banget sih. Bisa-bisanya lo tembus di depan cowok ganteng kayak Arka. Mana dianya langsung negur lagi. Malu banget woi."
"Gak, gak cuma itu, kalau gue jadi lo, gue gak sanggup lagi ketemu sama dia." Lanjut Yaya masih sembari tertawa.
"Gue juga gak mau ketemu lagi sama dia!! Tapi taunya dia malah pindah ke sekolah ini, mana gitu sekelas pula." Sesal Una.
"Udah, Na. lebih baik lo musnah aja dari bumi ini. Hidup lo terlalu malu-maluin." Ejek Una.
"Tega lo Ya. Gue beneran musnah nanti lo nangis."
"Enggak tuh, siapa bilang, geer banget lo." Sangkal Yaya.
"Yaudah gue mati aja."
"Silakan, Byebye." Ucap Yaya.
Una berdiri, pura-pura merajuk dengan Yaya. Tanpa ia sadari ia bertabrakan dengan lelaki di meja sebelahnya yang baru juga siap makan.
"Aww. Sorry." Ucap Una kemudian mendongak, melihat wajah orang yang di tabraknya.
"Lo gak perlu musnah kok dari bumi ini, malu lebih baik daripada mati." Ucap Arka sambil tersenyum.
Tolong siapapun segera bawa Una kabur dari sini secepatnya. Una sungguh tidak sanggup lagi untuk bertemu dengan Arka.
Tentu saja Arka mendengar semua percakapan Una dan Yaya tentang dirinya, karena mereka duduk di meja sebelahnya. Tak hanya itu, tingkah laku mereka yang juga menarik perhatian karena dari tadi tertawa tak henti-henti membuat Arka menyimak dengan baik percakapan mereka yang sesekali menyebut namanya.
"Cieeeeeeeee. Kuntilanak salting nih." Leo yang baru saja selesai membayar makanan, melihat Una yang sedang merona di depan Arka.
"Enak aje lo, Leo gombel."
"Iya, gue tau kok kalo gue comel." Kata Leo sambil menirukan gaya cherry belle menumpukan kedua tangannya di bawah dagu. Arka dan Dafa geleng-geleng melihat tingkah Leo.
"Idih, Alay lo. Minggir gue mau bayar." Ucap Una kemudian pergi ke ibu Kantin untuk membayar makanannya. Sejujurnya, Una sangat berterimakasih kepada Leo karena telah menyelamatkannya dari depan Arka.
"Unaaaa, tunggu gue." Kanaya yang sedari tadi menahan diri untuk mengejek Una langung mengekorinya yang sedang membayar makanan.
***
"Eh cewek tadi itu namanya siapa sih?" tanya Arka kepada Leo dan Dafa. Mereka baru saja keluar dari kantin menuju kelas.
"Siapa? Cewek yang mana nih Bro?" ucap Dafa.
"Ituloh yang tadi duduk di sebelah kita di kantin. Yang ngomong sama lo tadi loh yo." Arka menjelaskan.
"Oh, kuntilanak?" seru Leo.
"Nah, iya dia. Namanya siapa sih?" tanya Arka.
"Oalah, Unaaa, dia itu Aluna Zahra Cantika." Jawab Dafa.
"Jangan bilang lo suka sama Una? Gila! Jangan deh jangan! Seriusan, Jangan deh Bro!" Kata Leo dengan antusias.
"Lah emangnya kenapa?" Arka penasaran dengan maksud Leo.
"Gue tau dia cantik, tapi serius deh jangan suka sama dia. Gue kasian sama lo nantinya Bro."
"Kenapa? Daf jelasin lah, pusing gue bicara sama Leo." Arka makin penasaran dengan nanya ke Arka.
"Dia galak! Lebih parah dari harimau sumatera." Ucap Dafa serius.
Seketika Arka lega karna sudah mendapatkan sedikit info tentang Una. Ia makin ingin mengenali Una lebih dalam.
*********
SORRY GAES, PART INI SANGAT PENDEK.
Dijamin kedepannya lebih seru lagi!!
Tunggu Update selanjutnya Sayang!💕💕
.
SAYONARA
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKALUNA (ON GOING)
Teen FictionMasa SMA memang benar-benar menjadi masa yang indah, lengkap, berkesan dan membekas dalam hati kita, begitu juga dengan Kisah Arka dan Aluna yang sangat menggemaskan juga mengharukan. Yuk jadi saksi kisah mereka berdua! Let's Go!!