Surat Terbuka Untuk Junmyeon

90 13 2
                                    

 Halo Junmyeon,

Telah lama aku menunggu saat yang tepat, kurasa kali ini momennya. Singkat saja, aku ingin berterimakasih pada Junmyeon atas semuanya. Semua rasa sakit dan kebahagian ini, aku rasa tak ada yang abadi.

Junmyeon mengajarkanku rasanya dihargai dan tidak dihargai. 

 Junmyeon membuatku merasakan bagaimana rasanya menjadi manusia, semua rasa sakit dan kebahagian fana ini milik kita.

Junmyeon membuatku merasa menjadi manusia paling tak berguna yang ada, semua air mata ini mungkin memang karena perbuatanku. Aku yang salah, Junmyeon. Aku yang terus memohon Junmyeon untuk tetap bersamaku, dipikir-pikir aku memang konyol. 

Barangkali Junmyeon merasa lelah, aku minta maaf.

Junmyeon membuatku merasakan menjadi manusia terbodoh yang ada, menjadi samsak pribadi Junmyeon. Sakit, tapi Junmyeon bilang ini untuk kebaikanku kan?

Junmyeon mengajarkanku untuk berekspresi, ketika sakit bilang sakit, ketika senang bilang senang, tapi Junmyeon juga melarangku untuk berterus terang. Lelah ketika harus bilang aku baik-baik saja.

Tapi aku dilarang berterus terang bukan?

Dualitas yang Junmyeon tawarkan membuatku bingung.

Dan lagi, ketika aku bertanya, Junmyeon membuatku menjadi manusia tolol yang pernah ada. 

Kadang aku bertanya pada Dewa, apakah menjadi manusia memang seperti ini?

Tapi Junmyeon, aku tidak bisa berhenti untuk terus menyukai Junmyeon.

Semua bilang aku gila karena menyukai Junmyeon, mereka memang tidak tau Junmyeon. Aku menyukai Junmyeon, amat sangat. 

Mungkin karena Junmyeon juga mengajarkanku banyak hal, pikiranku terbuka. Junmyeon melakukan ini karena cinta. Cinta Junmyeon padaku mungkin tidak sebesar aku pada Junmyeon, atau sebaliknya? Atau seimbang? 

Aku tidak akan mencari tahu lagi, Junmyeon jangan marah lagi ya?

Maafkan aku yang selalu mengadu sakit, harusnya aku lebih kuat lagi. 

Maafkan aku yang selalu rewel, meminta Junmyeon mengajariku banyak hal walaupun Junmyeon lelah.

Maafkan aku yang selalu manja, harusnya aku mengerti Junmyeon.

Maafkan aku yang egois, harusnya aku mau membagi Junmyeon.

Maaf, maaf, maaf.

Maafkan aku, atas banyak hal yang kulakukan.

Jadi Junmyeon, untuk menebusnya aku akan mempersembahkan yang terakhir. Kupersembahkan nafasku untukmu. Kupersembahkan badanku untukmu. Kuselimuti kepedihanku dengan nirvana abadi milikmu. Kupersembahkan diriku untuk Junmyeon seorang.

Dengan Rasa Hormat,

Zhang Yixing

~~~~~

 Tubuh pria itu terbaring indah di ranjang minimalisnya. Siapapun yang melihatnya akan menduga pria itu hanya tertidur. Begitu teduh dan damai, seperti bayi baru lahir. Siapapun akan tersenyum melihat pria itu kalau saja mereka tidak tahu kisahnya. Pria itu tertidur, untuk selamanya.

 Selimutnya disibak, Junmyeon bergetar takut. Pria yang pernah jadi miliknya itu begitu bersih. Benar-benar bersih tanpa sehelai benang. Tangannya memungut surat itu, membaca deret kacau milik Yixing. Dari dulu Yixing memang tidak benar-benar bisa menulis dengan pandai. Kejujurannya, kemurniannya, sesuatu yang Junmyeon rampas sejak awal. Menangisi hal yang tak perlu, untuk apa?

 Junmyeon menggigit bibirnya, menengok Yixing yang mulai membuka matanya. 

"Selamat datang kembali, Xing." Junmyeon berusaha menyembunyikan ketakutannya, tidak lagi. 

~~~~~

Udah gatau lagi sama ketikanku.

Kacau, kacau.

-Ultramilkyway

Sulay Imagines Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang