Hidup yang tenang menjadi impian semua orang. Tenang tanpa adanya perasaan gundah apalagi stres akibat memikirkan sesuatu. Dan itu menjadi impian seorang Keysa Geraldine.
Menginjak umur 22 tahun, tentu bukan lagi umur anak remaja pada umumnya. Ya, K...
Setelah melalui meja resepsionis, Keysa satu kamar dengan Renata. Keysa sempat merasa lega, karena Renata yang menjadi teman satu kamarnya. Ditambah setelah Renata tahu, kalau Aksa adalah kekasihnya. Renata cukup pandai menyimpan rahasia, apalagi rahasia sahabatnya, Keysa.
Kamar disini cukup kecil dan minimalis, tapi cukup untuk dua kasur dan dua kamar mandi didalamnya. Bahkan pihak asrama menyediakan kulkas kecil dan juga lemari per-orangan. Tak lupa, meja belajar juga di sediakan bagi setiap mahasiswa namun bersebelahan di samping tempat tidur mereka.
Mereka terlihat sedang memindahkan pakaian nya masing-masing dari dalam koper ke lemari. Mereka menaruh koper diatas ranjang, jadi mereka saling membelakangi saat ini.
Renata yang mendengar itu pun berbalik, dan menatap punggung temannya dengan tatapan tak percaya. Mereka sudah berteman selama dua tahun, dan Keysa tak pernah cerita kalau sudah menjalin hubungan selama setahun lamanya.
"Terus kamu nggak pernah cerita sama sekali? Terus buat apa ada aku?" Tanya Renata dengan suara menahan kesalnya.
Keysa menghentikan aktivitasnya, lalu berbalik menatap mata Renata.
"Niatku mau ngasih tau kamu, kalo emang kita udah ada rencana nikah. Toh, masih pacaran juga." Keysa kembali melanjutkan aktivitasnya setelah menjelaskan.
"Tapi kanㅡ"
"Permisi." Potong seseorang yang baru saja memasuki kamar keduanya.
Keysa dan Renata sama-sama lupa mengunci pintu, jadi pintu dibiarkan terbuka begitu saja. Keduanya beralih menatap orang yang baru saja memasuki kamar mereka.
"Maaf ganggu waktunya hehe. Ini, aku bawain pie susu buat kalian dari kampungku." Ungkap orang itu sembari menunjukkan dua box pie susu untuk Keysa dan Renata.
Renata dengan senang hati mengambil pie susu itu.
"Kamu, asli Bali?" Tanya Keysa.
"Iya, aku dari Panglipuran. Namaku... Dita Karang, panggil aja Dita."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku pergi dulu ya, masih harus ngasih ke yang lain juga. Semoga kita bisa jadi tetangga yang baik ya." Ungkap Dita dengan senyum manisnya.
Dita pun pergi dari kamar keduanya.
"Emang ya, orang Bali tuh auranya suka beda." Gumam Renata sembari melihat Dita berjalan menuju kamar yang lain.
"Dia satu komplek kan?" Tanya Keysa memastikan bahwa Dita tak seniat itu membagikan pie susu kepada seluruh penghuni asrama.
"Iya. Dia satu kamar sama Denise. Di sebelah kamar kita." Jawab Renata sembari menaruh pie susu di dalam kulkas kecil.
"Loh? Bukannya di sebelah 2J?" Tanya Keysa sembari menaruh pakaian terakhirnya didalam lemari.