3

16 12 7
                                    

astaga… tuh anak kenapa”

“iyaa, kalau luka ya diobatin”

“bajunya kena darah”

“yovie tuh bukan”

“kek abis jatuh tuh anak”

“tolongin gih..”

”dihh gak mauu, takut darahhh

Bisikan murid-murid yang melihat lengan Yovie yang mengeluarkan darah sampai seragam baju gadis itu kotor. Sambil berjalan, pandangannya yang masih kosong ke depan terbuyarkan oleh panggilan sahabatnya.

“ya ampunnn yovieee… lu kenapaa??” Tanya naina yang syok sambil memegang lengan yovie yang berdarah.

“hah??..” jawab yovie yang masih mode ngebug.

“hah huh hahhh.. gigi luu.. ayok ke UKS” tanpa babibu naina langsung menarik yovie menuju UKS

.........

Seorang murid perempuan berbalut pakaian putih khas anak PMR dengan lihai membersihkan dan membalut luka yang ada pada lengan yovie. Setelah selesai gadis itu tersenyum.

“makasihhh loh susi udah ngobatin luka nih anak” ucap naina sambil menatap ngeri luka yang ada pada lengan temannya tersebut.

“hohoho ogheyyy, kalau ada apa-apa panggil aja gue” sahut susi sambil mengacungkan jempolnya

“ohh ogheyy” jawab naina sambil mengacungkan jempolnya kembali, dan disusul susi yang meninggalkan mereka berdua diruangan itu.

Yovie masih menatap kosong keluar jendela karena kejadian tadi pagi yang membuat emosinya tidak karuan. Naina hanya menghela nafas ketika melihat sahabatnya melamun seperti itu. dia sudah tau masalah yang dialami sahabatnya. naina tidak akan bertanya apa yang terjadi pada yovie karena ia tau itu hanya membuat sahabatnya semakin sedih. Naina punya cara sendiri untuk menghibur sahabatnya dan melupakan masalahnya.

“ekkhh yov… btw kita kan udah kelas tiga nihh.. kan UN udah selesai, ngapain sihh kita disuruh lagi ke sekolah” decak naina dengan nada kesal.

“begoo… lu mau masuk SMA favorit lu tanpa SKHU (Surat Keterangan Hasil Ujian) gitu??” sahut yovie yang tatapannya belum teralihkan dari jendela.

“hehhh bangkeeeee… lu ngomong sama sapeee hahhh.. gue disni  yovieeee!!” jawab naina dengan nada ketus.

Sepertinya dia harus lebih bersabar menghadapi tingkah temannya ini yang kadang susah ditebak.
Yovie kemudian menatap sahabatnya, dan langsung tertawa lepas melihat tingkah naina yang seolah hampir habis sabar melihatnya

“hahahahahahahaha…. Lu tuh lucu banget tau gak sih naii.. ngakak gue” ucap yovie sambil menggaruk matanya yang gatal.

“garing lu..” Naina menatap aneh temannya karena terkadang moodnya yang susah ditebak.

“ckk udah ahh, kita jumpai bu yani, soalnya kemarin gue ngehubungin kepala tata usaha, kalau SKHU kita udah dipegang sama wali kelas” ucap yovie sambil berdiri dan mengambil tasnya.

“kok bisa sama bu yani?” jawab naina yang bingung dengan penjelasan temannya.

“tauuuu…” sahut yovie sambil mengedikkan bahunya

Kemudian mereka keluar dari UKS dan langsung menuju kantor guru tempat dimana wali kelasnya berada. Tidak lama untuk mencari keberadaan gurunya, yovie dan naina langsung menemui  gurunya itu yang masih stay dengan drakor kesukaannya.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang