4

11 9 5
                                    


Author Pov

Waktu sudah menunjukkan jam 10 malam. Bunyi perut yang sudah keroncongan membuat yovie tak tahan lalu bergegas turun untuk memakan beberapa cemilan. Saat sudah di dapur, yovie buru-buru menyambar kulkas dan mengeluarkan susu beserta cemilan dan memakannya dengan lahap karena sudah tidak tahan lagi. Penerangan yang remang memunculkan sosok tinggi. Yovie yang tidak terlalu penakut  membalikkan badannya perlahan, ia berpikir yang sedang melihatnya adalah maling. Tapi..

“Bang..shett ehhh papa” ucap yovie kaget. Ternyata yang melihatnya makan dengan rakus adalah ayahnya.

Ayahnya mengambil segelas air lalu meneguknya hingga habis. Yovie hanya melihat dengan diam ayahnya minum. Ketika ayahnya ingin meninggalkan dapur, yovie buru-bur mencegahnya.

“pa..ada yang yovie pengen bilang” ucap yovie takut-takut.

Ayahnya kemudian berbalik dan hanya diam menatap apa yang akan dikatakan oleh putrinya itu. mendapat sedikit perhatian dari sang ayah, yovie buru-buru membersihkan noda susu dimulutnya lalu menarik nafas memulai pembicaraan. Namun sebelum dia mulai berbicara, ayahnya langsung memotong perkataannya.

“1 menit” ucap ayahnya tidak terlalu peduli sambil memperhatikan jam dinding yang ada didapur.

“ha?” yovie tidak mengerti maksud ayahnya

“30 detik” sahut ayahnya ingin meninggalkan ruang makan

Yovie yang sudah mengerti langsung buru-buru menarik nafas dan mulai berbicara.

“kalauyoviemasukSMABudiLuhurkitapergiketamanbermainyapa” jawab yovie tanpa jeda.

Namun ayahnya langsung pergi meninggalkan yovie tanpa memberi respon apapun. Yovie menghela nafas kemudian membersihkan sisa cemilan yang ada dimeja. Kemudian pergi naik ke kamarnya.


.
.
.
.
.

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Anak-anak kelas IX SMP Bakhti 1 sudah menantikan pengumuman masuk SMA favorit mereka masing-masing. Tak terkecuali yovie yang saat ini sedang menunggu bus dipersimpangan rumahnya. Tiba-tiba mobil yang sangat dia kenal berhenti dihadapannya. Seseorang  menyembulkan kepalanya dari jendela mobil.

“mau kemana dek…ikut abang aja yok” ucapnya.

“gilak lu” yovie kemudian masuk ke mobil naina. Naina yang melihat itu hanya cengengesan tak jelas.

“tadi gue mau jemput lu di rumah, tapi gue ngeliat ada bokap lu, gak berani… attutt” ucap naina memberi penjelasan.

Yovie yang mendengar penjelasan naina hanya diam dan melihat keluar jendela mobil. Naina yang melihat ekspresi yovie hanya menghela nafas kemudian memberi bingkisan kepada temannya itu.

“nih dari nyokap gue, katanya ini hadiah buat lu karena bisa masuk SMA favorit itu.heran deh gue, anaknya siapa sih, gue atau lu” ucap naina dengan ekspresi yang depresot.

Yovie menerima bingkisan itu dan hanya memandangnya saja.

“apaan sih, kita kan belum ngeliat lulus atau nggaknya” jawab  yovie yang saat ini dia sedang bingung.

“ya elllahhh, semua juga tau lu bakal bisa masuk ke sana yov, nyokap gue aja yakin sama lu, tapi tidak dengan anaknya” sahut naina dengan bibir yang mengerucut

“buka yov, penasaran gue isinya apa” ucap naina dengan semangat.

Yovie kemudian membuka bingkisan pemberian ibu naina dan mata mereka terbelalak melihat isinya adalah hodie tie dye yang sedang tren sekarang.

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang