Pemandangan yang tidak sedap membuat yovie memicingkan matanya tak kala melihat adik kecilnya sudah berpenampilan awut-awutan dengan ingus yang sudah memaksa keluar. walaupun perhatian orang yang dia sayang hanya tertuju pada adik kecilnya, namun hati kakak mana yang tidak sakit melihat saudaranya diganggu oleh orang lain. Ingin rasanya yovie menarik telinga pelaku yang mengganggu adiknya itu sampai putus supaya mereka jera. Yovie mendekati keempat bocah itu. mereka sempat terkejut melihat yovie yang seperti akan memakan mereka.
“kalian pada ngapain? Kalian tahu memalak anak kecil itu gak baik?” ucap yovie menahan emosinya.
Yoga dan temannya yaitu matthew sedikit terkejut namun ada perasaan senang karena kakaknya datang disaat yang tepat.
“kakakkk…” sahut yoga dengan air matanya sudah membasahi bajunya.
Yovie melirik yoga kemudian matanya beralih pada empat bocah itu.
Tapi yang namanya anak zaman sekarang kebanyakan sudah mulai tidak menghargai yang lebih tua.“apaan sih, eh kak, kita gak gangguin kakak ya jadi gak usah ikut campur” jawab salah satu bocah gendut dengan kebanyakan nyolot dan diikuti anggukkan sinis dari teman-temannya.
“ yang kalian gangguin itu adek gue”Yovie mulai geram dengan tingkah empat bocah nakal ini seakan tidak mendengarkannya.
“ohh jadi mereka adeknya kakak, gini aja deh kakak boleh bawa mereka pulang” sahut bocah kurus berbadan tinggi itu dengan santai.
Ketiga temannya terkejut atas sikap bocah kurus itu. karena mendapat mangsa dibawah standar ukuran dan kekuatan mereka tidaklah mudah. Yovie memegang tangan yoga dan temannya hendak pergi dari sana.
“ehh lu apa-apaan sih vann, kita kan belum dapat duit.” temannya yang tak lain bocah gendut itu seakan tak setuju dengan temannya yang bernama indra itu.
“gue belum selesai ngomong” ucapnya dengan santai kemudian melirik yovie yang berjalan menjauhi mereka.
“satu orang lima puluh ribu, dari stelan lu keliatannya lu banyak duit” lanjut bocah itu yang sudah mulai tidak ada etika sama sekali.
Yovie menghentikan langkahnya dan berbalik “lu pikir ni orang berdua barang? Kalau lu butuh duit minta orang tua lu, kalau gak ada ya kerja, jangan nyusahin orang lu! jangan sampai bibir lu gue tarik ya!” ancam yovie.
“lu pikir gue takut sama lu? Karena lu anak SMA? Iya? Bokap gue aja bahkan gue lawan! Apa lagi cewek idiot kayak lu” dia mulai maju dan mendekatkan wajahnya pada yovie, seakan menyamakan tinggi mereka.
walaupun masih SD ternyata tinggi bocah yang bernama indra ini melebihi yovie. Jangan pikir yovie akan takut pada bocah ini. Tidak semudah itu fergusooo. Yovie menguasai ilmu bela diri. Karena kebanyakan anak perwira militer belajar bela diri, walau tidak diharuskan tapi setidaknya untuk menjaga diri.
“lu pikir gua gak berani ngelawan lu?” ucapnya ditelinga yovie.
Yovie yang sudah naik pitam kemudian meletakkan papper bagnya ditempat aman dan tanpa basa basi melepaskan genggaman tangan adiknya dan melayangkan bogeman mentah ke wajah elvan.
Bughhh…
Ringan tapi hampir mematikan, membuat tubuh elvan terhuyung kebelakang. Untung saja teman-teman lucknutnya itu cepat menangkap tubuhnya. Teman-temannya sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh yovie. Mereka tidak mengira akan menumbalkan salah satu temannya untuk dijadikan samsak tinju yovie. Elvan mulai merasa pusing namun ia mencoba berdiri sekuat tenaga agar tidak dianggap lemah oleh gadis didepannya ini. Berulang kali dia mencoba untuk bangkit tapi dia selalu terjatuh. Sudut bibirnya sudah robek dan mengeluarkan banyak darah. Yovie hanya menatap datar bocah yang mengajaknya ribut, tanpa dia sadari adiknya yoga sudah menangis tersedu-sedu karena takut kakaknya dipukuli. Elvan kemudian tertawa karena dia seakan diremehkan oleh yovie. Dia yang sudah bisa berdiri namun masih sedikit sempoyongan langsung dibantu temannya ingin membalas yovie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chance
Fanfiction"apa dengan memberi perhatian kecil padaku, kau akan matii??" Yovie Katrina Wiranto Apakah setelah melakukan kesalahan, Kesempatan untuk memperbaikinya ada? Kesempatan hanya datang sekali pada orang yang benar-benar berusaha