DUA - Penjaga sekolah

43 6 0
                                    

"TELEPON POLISI!!! " Teriak seseorang diikuti dengan teriakan histeris para murid perempuan.

"Kenapa polisi? Jangan" Bantah pa Apin tegas.

Memang mengejutkan, tapi ini kasus biasa yang bisa ditangani sekolah. Polisi seharusnya tidak perlu terlibat.

"Ini bukan yang pertama terjadi pak, polisi harus tau" Tegas seseorang menyerobot kerumunan.

"Sekolah bisa tangani" Kekeh pak Apin berusaha menyakinkan.

Seluruh sekolah akhirnya geger, hampir seluruh dari mereka ikut melihat penemuan mayat yang dilihat Amira. Para murid di lapangan bergegas menuju ruang olahraga tempat kejadian terjadi. Pak Apin menghadang pintu segera setelah menelpon ambulance. Sebagian dari mereka mengintip lewat kaca kelas, sementara sebagian dari anak perempuan menangis karena terkejut.

Suara sirine nyaring terdengar. Selang beberapa menit, ambulance dan mobil polisi tiba memblokade sekitar.

"SIAPA YANG TELPON POLISI? SUDAH SAYA BILANG JANGAN!!" Emosi pak Apin meledak, tetap polisi tidak seharusnya tahu.

Sekolah makin ramai karena banyak murid dari kelas lain bergegas keluar karena penasaran dengan apa yang terjadi. Bahkan sampai lingkungan diluar sekolah ikut mendengar kabar tentang Theresia yang melakukan bunuh diri pada hari kemarin. Ini bukan kasus bunuh diri pertama yang pernah terjadi, begitu kata awak media. Kabarnya berlalu begitu cepat bak angin. Walau hanya nampak sebagai kasus biasa, para petinggi sekolah amat sangat sibuk setelah ini.

Pemandangan cukup mengerikan dimana sosok Theresia tengah menggantung masih lengkap dengan seragam sekolahnya. Seluruh tubuhnya nampak membiru, mungkin akibat dari saluran darahnya yang terhambat. Di sisi sebelah kanan jasad terlihat dinding penuh dengan coretan-coretan berwarna merah, namun jika dilihat secara terbalik akan nampak tulisan berisi now you see me dengan satu emoji senyum di ujung tulisan.

Secara kebetulan penjaga sekolah menghilang bersamaan dengan tewasnya Theresia begitu kabar tentang asmara mereka terungkap.

Para murid juga sama hebohnya, mereka sibuk berlarian ke tempat kejadian perkara ikut penasaran dan ikut menyaksikan. Amira yang saat ini masih gemetar akibat shock tengah ditimpa banyak pertanyaan untuk dimintai keterangan sebagai saksi. Anne juga ikut dalam kerumunan didampingi Leon yang terus berusaha menghalanginya untuk tidak ikut melihat.

Leon tahu betul jika Anne memiliki trauma dan harus tetap dalam posisinya. Khawatir jika trauma nya akan terpicu jika Anne menyaksikan sesuatu yang mengerikan. Tetapi bukan Anne, jika ia tak keras kepala.

"Anne, dengerin gue" ucap Leon serius, menarik paksa tangan Anne dari kerumunan.

"Bukan cuma lo yang kaget, kita semua juga. Udah ya ke UKS aja" lanjutnya masih terus meyakinkan Anne.

Anne lagi-lagi menggeleng.

"Engga, bentar aja"

Anne tak berpikir bahwa ini bunuh diri secara sukarela. Theresia menghubungi nya semalam, bercerita tentang keinginannya berlibur bersama keluarga nya saat ayahnya pulang dinas. Ia juga menunjukkan 2 tiket pesawat keberangkatannya sabtu besok.

Terlintas dalam diri Anne rasa curiga, tubuhnya terus menerobos masuk. Matanya menangkap sesuatu yang mencurigakan. Jelas sekali seseorang berusaha mengacaukan TKP.

A Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang