Rasa berkabung masih lekat dirasakan disekolah, semua orang tau bahwa ini bukan kasus bunuh diri pertama yang pernah terjadi disekolah mereka. Wajar saja bila banyak orang berasumsi tentang keterkaitan seseorang dengan insiden ini
Pelajaran berakhir begitu bel istirahat berbunyi, yang langsung di sambut sorakan hangat dari murid-murid yang sedari tadi terjebak di dalam kelas.
Leon tak begitu fokus dengan pelajaran apapun bahkan terhadap dirinya sendiri. Ia kemudian mengambil alih bangku kosong di samping Anne. Memperhatikan gadis itu sedekat mungkin, dengan kedua tangan bersilang di atas buku tebal milik Anne.
Sementara gadis itu masih tak bergerak sama sekali ditempatnya. Melekat erat pada buku dihadapannya, yang menurut Leon membaca hanya suatu formalitas ketika ditanyai mengenai hobi. Mengapa Anne repot belajar bahkan pada saat jam istirahat.
"Istirahat dulu hei" usil Leon. Menyingkirkan benda ditangan Anne. Mata mereka kemudian bertemu, begitu lama.
"Bentar lagi" suara Anne sembari merebut kembali barang miliknya.
Semua orang sudah menghilang entah kemana. Entah mengantri di kantin atau bahkan menjahili para adik kelas yang lewat. Dan yang tersisa tinggal mereka berdua. Dua orang murid emas sekolah.
Susana tetap hening setelah beberapa saat sebelum akhirnya suara lain ikut nimbrung.
"Oh shit, Ozan like postingan gue semalem "
Dua dayang Anne juga masih dikelas ternyata.
"Tapi dia komen sesuatu di foto gue yang ini" sahut Manda mengarahkan ponselnya pada mira.
"Astaga, buaya ih"
Mereka tertawa, melihat kebodohan masing-masing. Sampai perut mereka terasa sakit saking puasnya terbahak-bahak. Tipe sahabat satu circle yang hanya dengan satu senggolan dapat membuat mereka tertawa.
"Eh bentar, ada komen aneh di postingan Thresia"
"Komen apa?" Mata Mira melirik ponsel Manda, berusaha melihat dengan jelas.
"Ah udah ga aneh dia mah, komen begini udah biasa buat dia" ujar Mira asal begitu melihat sesuatu yang menurut Manda terlalu janggal.
"Engga tau, semua postingan ada komen dari akun ini"
"Masa iya?"
Percakapan bising Amanda dan Mira membuat Leon dan Anne tertarik. Mereka berdua kemudian ikut melihat apa yang dimaksud Amanda.
Satu akun penguntit berkomentar dengan kalimat yang sama hampir disemua postingan, membuat komentar nya menonjol di antara yang lain.
"Ey gak mungkin kan kasusnya jadi pembunuhan, lagian kita masih berduka" Ujar Mira mencairkan suasana yang semula terasa canggung.
Terlalu dini untuk disimpulkan demikian, tapi beberapa clue mengarahkan kasusnya sebagai pembunuhan. Bahkan mungkin polisi menyimpulkan hal yang sama ketika mendapati bukti kuat.
Ke empat orang dalam kelas itu sempat terdiam tanpa berkata-kata. Suatu hal yang masih membuat mereka shock pasca seminggu meninggal nya Theresia, yang lebih baik tidak diungkit jika tidak terlalu penting.
"Ke kantin yu" balas Manda sambil meraih lengan orang disampingnya.
"Mau makan apa, tentuin dari sekarang biar nanti tinggal ngantri" sahut Leon melontarkan pertanyaan pada Anne yang tengah membereskan alat tulisnya.
"Mau makanan berkuah, mantap bener ih" yang nyamber justru Amanda.
Leon bergidik "Bukan lo"
Sementara dua orang dihadapannya terus mengoceh, pikiran Anne seolah melarikan diri dari tempatnya. Benar-benar tak fokus setelah mendapati Theresia memiliki penguntit yang terobsesi dengannya, memungkinkan jika memang ada pelaku. Anne mengembuskan nafasnya kasar, merasa lelah terhadap dirinya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Fairy Tale
Misterio / SuspensoAnne Reyland. Si gadis pemimpi, gadis dingin yang tak pernah sekalipun terlihat menyunggingkan senyumnya. Anne selalu bermimpi buruk setiap saat, setiap malam dan setiap dia memejamkan mata. Yang mengejutkan adalah mimpi itu betul - betul terjadi. ...