PROLOG

42 9 0
                                    

13 Oct 2016

Hidup itu

Lelucon

Terasa bosan dan kosong

     Anne Reyland atau yang biasa dikenal Anne adalah seorang anak yatim piatu yang hidup di panti asuhan sejak bayi, dia tak pernah berjumpa dengan kedua orang tuanya atau sekedar mencari tau keberadaan nya, karna memang dia tak peduli. Sampai dengan umur 11 tahun, sepasang suami istri datang ke panti asuhan berniat mengadopsi Anne, gadis itu sempat menolak, ia tak mau di adopsi oleh siapapun. Tapi tekad suami istri itu yang terus mengunjungi Anne dipanti asuhan, meluluhkan tembok diantara mereka. Anne berhasil di adopsi dan tinggal bersama kedua orang tua baru nya di Inggris selama 3 tahun.

     Anne hidup dengan semestinya selama 3 tahun itu. Walau Syerlin dan Bram kadang kesal pada putrinya karna tak pernah meminta apapun seperti gadis lainnya. Mereka berdua menyadari jika Anne memang hidup dengan caranya sendiri, dia berbeda.

     Anne menatap langit - langit kamarnya merasa bosan. Mengurung diri dikamar selama musim panas bukanlah hal menyenangkan. Anne mengintip lewat jendela, memperhatikan anak - anak seusianya yang tengah bermain pasir di luar. Pemandangan pantai yang sudah tak asing baginya, mengarah langsung pada jendela kamarnya dilantai 2. Anne kemudian berinisiatif meminta izin kepada kedua orang tuanya, untuk sekedar keluar menghirup udara segar. Kaki mungilnya turun dari tempat tidur dan berlari kecil. Anne sudah genap 14 tahun sekarang sejak tiga tahun dia di adopsi.

"Mom.. Dad.." suara Anne pelan sembari memperhatikan Syerlin dan Bram yang tengah mengobrol di teras belakang.

"Oh hai sweety.. Need something?" balas Syerlin dengan mata berbinar.

"Or want to say something?" tambah Bram meneruskan kalimat istrinya, dengan tangannya yang sibuk meraih biskuit dan kopi hangat didepannya. Walau kelihatannya sedikit aneh, siapa yang mau menyajikan makanan hangat dimusim panas?

"Hmm yeah.." dehem Anne, masih dengan kepala menunduk.

     Tatapan keduanya begitu berbinar, menunggu Anne yang masih berusaha menyelesaikan kalimat Bahasa Inggrisnya.

"You know, it's summer"

"Yeah.. It's summer. I know it's summer" gurau Bram dengan tawa yang menampilkan sedikit keriput nya.

"Oh baby I think she wants  go to play outside.. Right?" Sela Syeril seolah menjadi satu-satunya orang yang mengerti dirinya.

     Anne mengangguk, walau tak sepenuhnya mengerti dengan kalimat yang dikatakan ibunya beberapa kata sudah membuatnya paham.

     Bram ikut mengangguk mengerti, dia merangkul istrinya kemudian memberi sedikit kecupan. Syerlin tersipu dengan perlakuan suami nya.

     Anne menatap pemandangan dihadapannya dengan tatapan kosong, walau hatinya mengumpat dengan apa yang disaksikan nya saat ini, menjijikan. Kemudian melengos pergi tanpa memberi sepatah kata lagi.

     Kaki mungil Anne menuruni anak tangga satu persatu. Tatapannya kembali seperti sebelumnya, kosong. Selama hidup dipanti asuhan atau hidup dengan kedua orang tua barunya, Anne tak pernah merasa jika ia tengah hidup dikelilingi orang yang menyayanginya. Anne merasa jika semua orang sama saja, mereka tersenyum seolah peduli padahal kenyataannya tidak. Anne amat menyadari jika manusia itu penuh kepalsuan, mereka memakai topeng berlapis lapis untuk menutup rapat - rapat kepalsuan yang mereka miliki.

     Anne menatap dirinya di cermin di dekat tangga. Ada dua bayangan dengan aura berbeda disana. Apa ada hal lain yang dia sembunyikan dari orang - orang? Tangan kanannya menunjuk ke arah cermin dan tangan satunya lagi ia pakai untuk memegang erat buku tebal yang bertuliskan "Alice in The Wonderland" Apa aku juga palsu? Gumam Anne, jawabannya ada disana dicermin yang memantulkan bayangan ku.

     Selang beberapa detik seseorang menyenggol tangan Anne membuat dia terkesiap. Bocah itu mendongkak kearah Anne dengan sedikit tawa yang menampilkan gigi ompongnya.

"I want to play too" teriak bocah berusia 3 tahun itu. Dia Richard Sam atau dengan sebutan Rich, adik Anne dari kedua orang tua angkatnya. Satu bulan setelah Anne di adopsi, kedua orang tuanya memberi kabar jika Syeril tengah mengandung seorang bayi laki - laki, dan begitulah Rich terlahir.

"Don't run around the stairs... You don't want to get hurt, right?" Teriak Syeril dari lantai atas.

Anne hanya menoleh sedikit dan kembali acuh, ia kemudian bergumam pada ibunya.

"ignore him"

"I saw him die in my dreams"

     Mata Anne manatap Syeril dengan serius, ia tak pernah main main dengan kalimatnya.

     Syeril menggelengkan kepala dan menganggap pembicaraan Anne sebagai lelucon dan membiarkan putrinya pergi. Anne sudah memperingati, terserah. Walau begitu Syeril terlihat khawatir, Anne jarang sekali terdengar bicara dan saat Anne membuka mulutnya, menjadi ketakutan tersendiri untuk Syeril.

     Syeril turun menghampiri kedua anaknya dengan perasaan sedikit cemas kemudian merangkul pundak Anne dan menghusap pelan kepalanya sambil berpesan

"Take care of yourself and take care of your brother, go home at dinner.. Yes my princess"

     Anne mengangguk pelan dan kemudian lenyap dari pandangan Syeril.

     Anne berjalan dipesisir pantai, sambil sesekali memperhatikan orang - orang disana. Dia kemudian membuka buku tebal yang dia bawa, baru halaman 107. Dia melangkah kan kaki nya jauh dari kerumunan orang - orang, membuka kembali buku dongeng miliknya dan membacanya didalam hati.

     Angin sepoy sepoy, suara ombak yang menghantam bebatuan di sekitar lantai, suara kicauan burung dan sedikit cahaya sunset. Pantai memang tempat paling tepat yang bisa dipilih untuk menghilangkan stress. Anne menyukai suasana ini, suasana yang membiarkan dia relax sejenak. Selang beberapa menit, matanya terasa berat dan perih mungkin karna terlalu lama memfokuskan pandangan pada buku dihadapannya.

     Anne kemudian tertidur. Disela tidurnya dia belum menyadari jika Rich telah hilang dari pandangannya. Rich, sibocah tengil yang menyebalkan.

"Anne, my boat was swept away by the waves, I couldn't reach it"

"can you take it for me?"

"Anne.. "

"Please do not be angry"

"I lost the boat"

"ANNE.."

"ANNE.. DONT PUSH ME.."

"THE WAVES TOOK ME AWAY"

"ANNE I CAN'T BREATHE"

"I'M SORRY"

"ANNE.. PLEASE DONT KILL ME.."

"MOM.. DAD.. PLEASE.."

"HELP.. ME"

--

A Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang