LIMA - Little Red Hood

26 1 0
                                    

"Masa iya pembunuhan lagi, menurut kalian gimana?"  Sahut Laurel sambil memainkan rambutnya.

"Ada untungnya sih mereka meninggal" sambung Gibran

"Apa?"

"Sekolah kita rame di datengin media ahahaha" Sahut Gio dari ambang pintu

"Urang aja di cegat kemaren pas pulang"  balas Gibran lagi

"Heh gitu gitu mantan lu anjir" Celetuk Laurel dengan tangan melempar bantal pada Gio.

"Bisa aja pelakunya ada di antara kalian" ketus Cyla menyunggingkan senyum.

"Lah bener mending ngaku dari sekarang"

"Cyla, lu paling iri sama dia diantara kita ngaku lah lu"

Suara ricuh dari perkumpulan anak-anak famous terdengar nyaring dari dalam, di ruangan khusus yang mereka dapatkan dari uang donasi orang tua kaya mereka untuk sekolah.

Gio dan Cyla memimpin di posisi pertama sebagai murid paling berpengaruh, sementara Fira, Gibran, Laurel, Theresia sebagai anggota. Perkumpulan ini hanya menerima satu anggota diwaktu tertentu dan Moci menjadi anggota tahun ini.

"Polisi butuh alibi"

Semua orang sontak terdiam.

Seseorang menyela obrolan mereka dari belakang, membuat nyali mereka menciut tak berkutik.

"Diantara kalian, siapa orang terakhir yang sama korban?" Tanya orang berperawakan tinggi itu dengan serius.

Gio menyenggol lengan Cyla panik "Fira kan?" Tanya nya sedikit berbisik.

Fira yang merasa namanya disebut kemudian terdiam, berusaha mengalihkan pandangan atau untuk sekedar menutupi rasa gugupnya.

Karena tak mendapat jawaban, Wijaya akhirnya kembali bertanya.

"Gada yang mau jawab nih?"

Semua orang melirik Fira begitu pertanyaan dua kali dilontarkan, tak ada yang berani buka suara di sela Fira hanya tertunduk diam seolah menyesali perbuatannya.

Karena merasa terpojok, akhirnya Fira menghampiri Wijaya kemudian berlutut didepannya.

"Aku gak tau apa apa om, demiallah engga" Ujarnya hampir menangis.

"Lah lah ngapain kamu, ayo berdiri" Balas Wijaya yang dengan sigap menopang tubuh Fira.

"Aku cuma disuruh, aku gak niat bawa Moci kesana demi apapun aku gak tau" Celetuk Fira tanpa sadar, membuat semua orang yang mendengar ucapannya terperanjat kaget.

"Wait, apa maksudnya?" Suara Cyla setengah berdiri dari posisi duduknya.

"Seseorang ngancem aku beberapa hari lalu, tapi sumpah aku bukan pembunuhnya "

"Ngancem apa? Coba cerita jelas" Rahang Wijaya terlihat mengeras, merasa kesal.

"Jadi ada satu akun dm aku di Instagram, dia ngancem sesuatu dan minta aku bawa Moci ke Loker no 8 di koridor kelas"

"Nama akunnya atas nama Ozan, kelas A -2 tapi yang aku temuin malem itu bukan Ozan yang ku kenal" Jelas Fira sambil masih sesenggukan.

"Lanjut"

"Aku gak inget jelas siapa yang aku temuin malem tadi tapi aku ketemu dua orang, cowo cewe" angguknya penuh keyakinan.

"Kamu liat mukanya?" Sahut Laurel penasaran.

Fira menggeleng.

"Aku gak tau, demiallah. Aku cuma disuruh, aku bukan kaki tangan apalagi pembunuhnya"

A Fairy TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang