WARNING: mengandung unsur religius. Jika merasa sensitif, silahkan untuk tidak baca 🙏🏻🙏🏻
"Jika, "Tuhan berkata," maka isinya hanya akan tentang kebaikan."
Pada malam itu, di mana semua orang telah tertidur nyeyak, mereka sang pendosa, melakukan aksinya.
Di ruang gelap, tersisa hanya lilin sebegai penerang. Rintingan musik sendu mengalun, begitu keras menusuk telinga. Bahkan hujan yang begitu keras pada malam itu tidak berhasil melakukan apapun.
Mereka, sepasang suami istri itu berlutut, menujukan permohonan mereka yang tampak begitu tulus, menatap pada patung salib besar di sana, mulai berujar, "Kami anakmu Allah, pada hari ini berserah, pada hari ini yang begitu gelap, kami berserah."
Air mata demi air mata menyusuri wajah mereka. Sang istri tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya berserah, menahan rasa sakit yang menimpa perutnya.
"Aku seorang Kim Junmyeon, pada hari ini bersaksi, kepasrahan, segalanya, ku serahkan. PadaMu, Tuhanku. Tolong bantu kami."
Dari sana, muncul seekor burung gagak, terbang mengitari kastil tua itu. Sampai sang istri teriak menjerit, ketika burung gagak itu, jatuh menimpa kepala sang suami.
"Junmyeonnie, Junmyeon, kumohon hentikanlah. Kumohon." Isaknya pada sang suami.
Bukannya berhenti sang suami justru mendongak, matanya melotot seketika, bibirnya pelan-pelan naik ke atas, membentuk garis senyum yang mengerikan. Lalu dengan perlahan, Junmyeon mengambil burung gagak yang masih berada di kepala, walau sedikit merosot akibat kondisinya yang sedang mendongak.
Melihat tingkah suaminya yang begitu mengerikan, Irene kembali berteriak, "Junmyeonniee, suho-yaa, kumohon. Kumohon. Hentikan. Ini enggak bener. Hiks. Tolong."
Perlahan sang suami menatap kepadanya, "Tidak benar? Kamu bilang enggak bener? Kamu nggak dengar? Aku baru saja mendengar nyanyian surga. Kamu nggak dengar itu? Hah?"
Irene terdiam, suaminya sudah jatuh terlalu dalam.
Lalu sang suami kembali menjerat leher burung gagak hitam di tangannya itu. Lalu dengan perlahan dia mematahkan leher sang burung.
Irene membuang wajahnya, tidak sanggup melihatnya.
Lalu dengan darah burung tersebut yang berceceran, suho menolehkan tangannya ke darah itu, mencoretkannya ke dahi miliknya, membuat sebuah salib terbalik.
Dengan itu, dia membaca beberapa rapalan kata-kata.
Tuhanku, datanglah.
Tuhanku, datanglah.
Tuhanku, datanglah.
Tuhanku, datanglah.
Tuhanku, datanglah.
Tuhanku, datanglah.
Lalu, datanglah seseorang berjubah, dia berkata, "Tuhan berkata, "Ampunilah dia yang bersembah, dan berikan keinginannya." Maka dari pada itu, ku kabulkan permintaanmu."
"Pada malam ke 6 persembahan, akan lahirlah seorang lelaki, maka pada saat umurnya yang ke 28 tahun, serahkanlah dia."
"Kim Taehyung, dia terlahir sebagai bintang."
Cerita ini, hanya akan sedikit-sedikit perbagiannya. Dan ini adalah short story. So ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Swan [Kookv/Kooktae]
Fanfiction[NB: I plan to revise this story, but it will take time. But i will do it as soon as possible. Now, this story hasn't been revised yet.] Pada usianya yang ke delapan tahun, Taehyung pernah bermimpi tentang seorang pria berjubah hitam. Dia memberikan...