✧・゚: *✧・゚:*:・゚✧*:・゚✧
v e r s e 3
╭─────────────────╮
Hari-hari menarikmu ke bawah
seperti kapal yang tenggelam"(NAME)!" Teriakan histeris dari mulut sang pria berambut hitam terdengar menggema. Seluruh staff rumah sakit seketika terdiam selama beberapa detik untuk memerhatikan laki-laki itu, 'Gila ya?'
Teriakan histeris yang baru saja dikeluarkan dari mulutnya itu bukan masalah kecil. (Name) telah tergeletak pingsan di kamar, para dokter dan suster langsung mengambil alih.
Hati Shinichiro pecah berkeping-keping seperti cermin yang terjatuh ke lantai.
Apakah bulan terangnya tidak akan pernah datang lagi ke hidupnya?
'Tidak,' Shinichiro mempunyai tekad sebesar dunia. Dia percaya, sangat percaya, bahwa sang gadis akan selamat. Apapun yang terjadi, dia harus percaya.
Mengambang semakin sulit
'Kenapa... semuanya sangat sulit?' Mulut (Name) terkunci sebab dia sedang terjebak di dalam tubuhnya sendiri.
Merasakan keadaan yang gelap, membuat (Name) semakin membenci hal ini. Kemana sang matahari yang selalu menyinari dunia? Apakah dia menangis bahwa sang bulan meninggalkannya pelan-pelan?
(Name) merasakan bahwa mengambang di atas ekspektasi semakin sulit. Seperti di dalam air ekspektasi, dia tak bisa berenang ke atas permukaan laut. Terjebak dengan banyaknya realita yang membebani berat.
Bernafas? (Name) hampir lupa cara melakukan hal tersebut. Sudah sering kali dia merasakan ini.
Bukan saat dia sedang sakit. Dia lupa cara bernafas saat bersama Shinichiro yang dia anggap sebagai teman. Setiap suara yang dikeluarkan dari mulut Shinichiro, setiap senyuman tipis, dan tatapan mata bertemu dengan mata dia.
Walaupun (Name) hampir tidak bisa bernafas karena selalu dekat dengan sang pemeran utama laki-laki, (Name) akan berjuang terus menerus, tanpa henti, hanya untuk merasakan perasaan itu lagi.
Tapi injak airnya, Nak,
dan ketahuilah itu sementara"Maaf, Sano-san. Anda harus menunggu di ruang tunggu,"
"Tidak!! M-Maksudku, bolehkah aku menunggu temanku di sini?" Shinichiro menatap mata perawat dengan matanya yang sudah lelah.
"Maaf, Sano-san," Perawat menundukkan kepala beberapa detik. Dia langsung mengarah Shinichiro ke ruang tunggu.
"Apakah temanku akan b-baik-baik saja?" Shinichiro melontarkan pertanyaan lagi ke perawat.
"Banyak kemungkinan bahwa dia akan selamat, Sano-san. Percayalah, para dokter akan menyelamatkan nyawa temanmu ini," Setelah berkata seperti itu, si perawat berjalan meninggalkan Shinichiro sendirian di ruang tunggu.
Terdapat jendela besar yang terbuka, membiarkan sinar bulan memasuki ruangan. Si bulan datang tepat waktu. Bulan selalu datang tepat waktu untuk memberi Shinichiro harapan bahwa temannya akan selamat dan mereka akan duduk di atas atap lagi.
Terbitnya bulan
'Tolonglah, (Name). Aku membutuhkanmu di situasi yang gelap ini. Aku membutuhkanmu untuk menyinariku lagi,' Itulah kata-kata terakhir Shinichiro sebelum dia dikuasai oleh mimpi.
╰─────────────────╯

KAMU SEDANG MEMBACA
𝑹𝒊𝒔𝒆𝒔 𝒕𝒉𝒆 𝑴𝒐𝒐𝒏 ↪ 𝑺. 𝑺𝒉𝒊𝒏𝒊𝒄𝒉𝒊𝒓𝒐
Fanfiction❝ You'll be visited by sleep I promise you that soon the autumn comes To steal away each dream you keep Breathe, breathe, breathe ❞ ▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂ S. SHINICHIRO x READER ...